NovelToon NovelToon
FALLING FOR YOU

FALLING FOR YOU

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Konflik etika / Crazy Rich/Konglomerat / Teen School/College / Suami ideal
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mae_jer

Disarankan baca "Dear, my first love" dulu ya🙃

"Kalo jalan yang bener, pake mata dedek."

Tangan Shawn setia berada di pinggang Zuya agar gadis itu tidak terjatuh dari tangga. Dan lagi-lagi gadis itu menatapnya penuh permusuhan seperti dulu.

Pertemuan secara kebetulan di tangga hari itu menjadi awal hubungan permusuhan yang manis dan lucu antara Shawn dan Zuya, juga awal dari kisah cinta mereka yang gemas namun penuh lika-liku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12 - Perkara burung

Pasangan suami istri yang keluar dari lift tadi menatap Shawn dengan wajah heran. Laki-laki itu berdiri cepat-cepat berdiri tegak, melepaskan aset berharga miliknya yang masih kesakitan akibat ulah Zuya. Wajahnya mencoba terlihat biasa saja walau ia sedang mati-matian menahan rasa sakitnya.

"Anda tidak apa-apa kan?" kata laki-laki bertubuh agak gempal dari jarak sekitar empat meter. Ia dan isterinya menatapi Shawn masih dengan pandangan heran. Umur mereka sekitar sepuluh tahun lebih tua dari Shawn.

Shawn memaksakan seulas senyum, kemudian menggeleng. Pasangan suami istri itu pun masuk ke dalam apartemen mereka.

Shawn kembali memegang aset berharga miliknya. Rasanya benar-benar ... Ia tidak bisa berkata-kata lagi. Kali ini pria itu benar-benar kesal. Pandangannya lurus ke pintu apartemen yang berada tepat di seberang apartemennya.

Kalau terjadi apa-apa dengan aset masa depanku, aku akan meminta tanggung jawabmu bocah.

Kata Shawn dalam hati lalu berbalik masuk ke apartemennya sambil memegangi burungnya. Sementara dari dalam apartemennya, Zuya tertawa ngakak melihat om jelek itu kesal sekaligus kesakitan.

Gadis itu diam-diam mengintip dari monitor kecil tadi. Kasian juga sih melihat laki-laki itu tidak berdaya.

"Memangnya sakit sekali? Kan aku tendangnya nggak terlalu kuat. Atau kuat ya?" Zuya bergumam sendiri. Dia bukan cowok, bagaimana dia tahu rasa sakitnya coba kalau bagian itu di tendang.

Saking penasarannya Zuya berlari ke kamar, mengambil ponsel dan mengirim pesan WhatsApp ke Bowen. Cowok itu paling banyak mendapatkan gangguan kalau ada sesuatu hal yang membuat dia penasaran. Sebenarnya bisa tanya lewat grup Wa persahabatan mereka sih, tapi nggak kepikiran. Zuya langsung bertanya ke Bowen.

"Bow-bow, kalo burung cowok di tendang sakit banget nggak?"

Satu menit belum ada balasan,

Dua menit ...Tiga ...

Zuya mengetuk-ngetuk hape dengan telunjuknya menunggu balasan dari Bowen.

Duh kok lama banget sih. Keburu rasa penasarannya hilang.

Klik

Balasan dari Bowen masuk.

"Kok tiba-tiba nanya burung cowok? Kamu lagi sama cowok? Siapa? Kamu diam-diam keluar apartemen? Sudah diperingatkan jangan keluar kan tadi, ini sudah malam!"

Balasannya panjang banget. Dan semuanya bukan jawaban yang pengen Zuya tahu. Gadis itu memutar bola matanya malas. Nggak Bowen, Keno, Igo, abangnya sama kak Aerin, sampai orangtuanya. Semuanya protektif banget sama dia. Padahal dia nggak bikin apa-apa. Capek juga jadi dia kadang-kadang.

"Aku nggak keluar Bow-bow. Aku ada di apartemen, nggak kemana-ma ..."

Belum juga habis mengetik, Sudah ada panggilan video call dari Bowen.

Hadeh. Zuya pun mengangkat panggilan tersebut dengan setengah hati.

"Lihat, lihat. Aku nggak kemana-mana kan. Di kamar terus dari tadi. Puas?" semprot Zuya sebal.

Dia memang suka main-main keluar, tapi kan kalau malam dia takut keluar sendirian. Harus ditemani keluarga atau para sahabatnya itu. Kadang-kadang bisa sama teman sekelasnya juga. Tapi sesekali doang.

"Terus kenapa tanya-tanya burung cowok di tendang sakit apa nggak?"

"Mmm ..." Zuya berpikir keras. Harus cari alasan lain. Nggak mungkin kan dia bilang baru habis nendang selangkangan Shawn.

"Jadi tadi itu aku nonton film, terus cowok sama ceweknya bertengkar. Nah, si cewek itu pun nendang burungnya dan tuh cowok langsung kesakitan banget. Emang iya sesakit itu? Atau akting doang?"

"Kalau kamu nontonnya di film itu jelas akting doang dodol."

"Kalau misalnya terjadi di kenyataan?"

"Ya sakit dong. Itu aset berharganya para cowok tahu. Masa depan mereka buat punya anak. Kalo sampe rusak, mereka bakalan minta tanggung jawab sama pelakunya. Jadi jangan main-main sama yang namanya tendang selangkangan cowok. Masih beruntung kalo nggak cacat, tapi kalau cacat?"

"Hah, separah itu?"

"Ya iyalah bisa separah itu."

Zuya tiba-tiba merasa takut. Bagaimana kalau burungnya si om jelek rusak dan dia di minta bertanggung jawab. Jangan sampe, jangan sampe. Zuya menggeleng-geleng.

"Bowen,"

Oh? Suara itu ...

Pikiran Zuya langsung teralihkan begitu mendengar suara rendah Aska yang khas. Laki-laki itu muncul di belakang Bowen. Dia baru ingat Bowen bilang mau ke kampus tadi. Ya ampun, kalau tahu begitu dia sudah ikut. Kan bisa cuci mata lihat ketampanan idolanya.

Lihat-lihat, Aska ganteng sekali. Padahal cuma pakai celana renang, tapi seksi sekali. Badannya sangat bagus.

"Zu, aku harus lanjut latian. Udahan dulu ya. Kamu jangan nonton lagi, Apalagi film yang nggak berfaedah. Cepat tidur. Bye-bye."

"Eh jangan di matiin dulu,"

Tiiitt

Mati. Zuya memajukan bibirnya manyun. Padahal masih pengen melihat idolanya. Idola kampus semua cewek juga.

Tunggu, balik lagi ke om jelek.

Burungnya sih om nggak rusak kan?

Zuya jadi kelabakan sendiri. Ia menyesali perbuatannya tadi sampai berguling-guling gelisah di tempat tidur.

Di tempat lain, Aska ikut mendengar pembicaraan Bowen dan Zuya lewat video call. Kebetulan ia berada di dekat situ. Aska kadang tersenyum tipis saat ada kata-kata yang lucu keluar dari mulut Zuya.

Aska tidak menyangka Zuya sepolos itu. Dia pikir karena gadis itu kebanyakan berteman dengan cowok, otaknya sudah tidak polos lagi. Eh nggak tahunya malah masih polos banget.

"Sorry, tadi itu si Zuya. Lo tahu kan cewek yang selalu datang ke sini temuin gue? Kalo gue cuekin dia, ngambeknya bisa sampe seminggu." kata Bowen. Memang begitu kenyataannya.

Aska tersenyum.

"Nggak apa-apa."

"Mau lanjut lagi latiannya?" Bowen bertanya.

"Gue harus pulang. Lo lanjut aja. Ada yang harus gue urus di rumah."

"Ya udah oke." Bowen menatap kepergian Aska lama.

"Ka!" panggilnya.

Aska menoleh.

"Lo yakin nggak mau coba ikut lomba nasional?" ia bertanya.

"Nggak. Tujuan gue masuk jurusan ini karena hobi. Nggak ada tujuan ikut lomba." setelah mengatakan itu, Aska melanjutkan perjalanannya.

Bowen menarik nafas panjang lalu membuangnya. Sayang sekali. Padahal ia lihat Aska memiliki kemampuan yang jauh di atasnya. Bisa dibilang cowok itu sudah setara pelatih. Bakatnya sangat tinggi. Aneh sekali mendengar dia menolak semua lomba-lomba yang di adakan.

Apa karena ada sesuatu? Apa alasannya? Bowen selalu merasa hidup Aska misterius, seperti ada sesuatu yang laki-laki itu sembunyikan.

1
Ari_nurin
zuya si pembuat onar emang 🤣🤣🤣
Shas_Neey
Luar biasa
Meyke Joyce Rantung
tadi di kolam katax papa nya yang sakit. koq disini Mamax...
Meyke Joyce Rantung
bayi... dua tahun apa dua bulan?
Muhammad Umar
ini
Muhammad Umar
Azizah
Annisa Feby
Luar biasa
Uti Enzo
hahahaha kacian km zuzu
Uti Enzo
thor aku suka cerita mu seru sekali baca nya sambil ngakak terus aku /Joyful//Joyful/
Uti Enzo
😁😁😁😁
Indria Agustini
Luar biasa, asik ceritanya nih. 💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖
Vivi Wong
karya top
Uti Enzo
Luar biasa
Uti Enzo
semoga jodoh thor
Uti Enzo
😀😀😀😀
Raja Rosnenty
Luar biasa
ling_ling85
Lumayan
Yeny Triwahyuni
Luar biasa
Susan Dewi Susanti
😂🤣😹hahaha
lucu bgt s Zuya..
Siauphin Tanali
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!