Kisah Nyata : Adakalanya cinta itu memang harus dilepas, bukan karena jika bersama akan saling menyakiti, Namun...jika terus bersama, akan ada banyak hati yg tersakiti.
Diangkat dari kisah nyata, Adeeva seorang guru honorer yang di buat jatuh cinta oleh Adrian, seorang pria berprofesi sebagai polisi. Kegigihan Adrian membuat Adeeva luluh dan menerimanya.
Namun masalah demi masalah pun mulai bermunculan. Membuat Adeeva ingin menyerah dan berhenti. Bagaimana cara mereka menyelesaikan permasalahan yang ada? Akankah mereka bisa bersatu atau justru harus saling merelakan?
Temukan jawabannya di novel ini. Yang akan membuatmu masuk ke dalam kisah percintaan yang mengharukan.
Note : Demi menjaga privasi tokoh sebenarnya, semua nama dan lokasi kejadian sudah di rahasiakan.
follow saya di
Ig : lv.edelweiss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LV Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa?
Cuaca siang hari ini begitu terik. Matahari seakan enggan untuk beranjak pergi. Awan-awan seolah tidak mau menampakkan wujudnya. Aku terbaring lemah tak berdaya di atas ranjang kamarku. Suhu badanku 38°C, demam. Hari ini saja aku izin kepada kepala sekolah untuk tidak masuk mengajar. Lebih fokus untuk penyembuhan saja.
Jam menunjukkan pukul 16:30. Aku bangkit dari ranjang. Bergegas pergi ke kamar mandi untuk wudhu dan melaksanakan sholat ashar. Kaki masih sangat gemetar dan kepala terasa sangat berat. Aku melangkah perlahan-lahan.
"Allahuakbar"...Aku mulai hanyut dalam kekusyukan bersama Robb-ku. Benar, sholat memang sesuatu yang membawa kita pada kedamaian yang hakiki. Dengan sholat, semua masalah hidup kita pasti akan di mudahkan oleh-Nya. Sholat juga kunci bagaimana kita menjalani hidup ini.
Usai sholat, aku masih nyaman berada di atas sajadah. Sesekali bibirku membisikkan dzikir dan tahmid. Tubuh masih sama seperti tadi belum ada perubahan. Namun saat aku masih larut dalam suasana damaiku, tiba-tiba pintu kamarku ada yang mengetuknya.
"Kak... kak... " terdengar suara wanita dibalik pintu.
Aku bergegas berdiri dan membukakan pintu. Tampak seorang gadis berusia sekitar 19 tahunan.
"Kak, kenalin aku Ayu." katanya sambil dia mengulurkan tangannya. Aku langsung menyambut uluran tangannya.
"Iya, ada apa ya? " ku kira dia pelanggan diwarung kami.
"Boleh nggak, kita bicara sebentar? " tanyanya padaku.
Aku hanya mengangguk pelan sambil ku persilakan dia untuk masuk dan duduk dipinggir ranjang.
"Kak... ada yang mau kenalan sama kakak" dia langsung to the point.
"Hah, siapa?" tanyaku.
"Kakak tau nggak, polisi yang di kampung sebelah. Dia minta nomor HP kk. " sambungnya.
Aku terkejut begitu mendengar profesinya dan tertawa pelan. Ayu tampak heran melihat aku tertawa. Mungkin dia merasa aneh atau mungkin juga tersinggung. Entahlah apa yang dia pikirkan saat ini aku tidak tahu.
"Kak... kok ketawa sih? Ayu serius loh, dia nungguin dibawah. Katanya Ayu harus dapetin nomor HP-nya kakak. " Ayu sedikit memaksaku.
"Aduh, maaf ya dek. Kalau polisi kakak angkat tangan. Mohon maaf sekali, kakak enggak suka sama polisi. Maaf nih ya, enggak ada yang salah sih sama profesinya, hanya aja kakak enggak mau aja dekat atau kenal sama orang-orang berseragam. " Aku menjelaskan padanya tanpa bermaksud untuk menyombongkan diri. Entah mengapa dari dulu aku memang tidak begitu tertarik untuk dekat dengan pria yang profesinya polisi. Disaat diluar sana banyak gadis-gadis ya g tergila-gila dengan pria berseragam, aku lebih tertarik dengan pria yang biasa-biasa aja.
Tiba-tiba Ayu turun dari ranjang dan berlutut di depanku. Dia mengatupkan kedua tanganya seperti orang hendak menyembah. Aku tentu sangat terkejut, ada apa dengan anak ini pikirku?
"Kak... please.... Ayu mohon, kasih ya nomor HP kakak. Ayu ini cuma orang kerja kak di kios si abang. Dia ngancem, katanya kalau enggak berhasil dapat nomor HP kakak, Ayu bakalan di pecat kak. " Ayu memohon dengan serius kepadaku.
Aku melongok tidak percaya. Aku heran sekali. Masa sih, polisi itu sebegitunya ingin mendapatkan nomor HP, seorang aku lagi... why?
"Oke oke.. kamu boleh bangun Ayu. Ayo bangun. Nggak perlu sampek nyembah-nyembah gitu. Baik, kakak bakalan ngasih nomor HP kakak. " kataku yang membuat Ayu sumbringah kegirangan.
"Nih, sekarang kamu enggak perlu lagi takut di pecat. Bilang sama bos kamu, jangan suka ngancem-ngancem anak buah. " sambungku.
Ayu pun segera mengambil nomor HP ku yang sudah ku tulis disecarik kertas. Dia tampak sangat lega. Tidak lupa dia berpamitan dan mengucapkan banyak terima kasih padaku. Aku hanya bisa tersenyum melihatnya. Entahlah apa yang si polisi itu akan lakukan dengan nomor HP ku, yang jelas aku tidak mau hidupku yang damai menjadi kacau balau karenanya. Awas saja.
kawen aja truss sama pak Edward udah beress.. gak banyak kali abis episode..