Sinopsis:
Kemalangan dan nasib buruk selalu datang di kehidupan Genya, seorang gadis 18 tahun yang tidak memiliki apapun. Selain telah kehilangan kedua orang tuanya, dia juga diwariskan sebuah hutang yang sangat besar oleh ayah nya dan diusir oleh bibinya di hari kelulusan nya.
Tapi kehidupannya berubah 180 derajat setelah ia bertemu dengan seorang laki-laki misterius yang bernama Raphael Gin. Seorang lelaki yang datang ke hidupnya Genya, guna menagih hutang yang di miliki ayahnya Genya kepadanya.
Genre: Romantis, Drama, Psychological, Dewasa, Kekerasan
Jangan lupa like jika suka, beri juga kritik dan saran jika ada kekurangan dalam karya pemula ini! Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayu Mang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 Tidak sengaja menjadi pembunuh
Di saat yang bersamaan, saat itu Genya dan Dante sudah kembali ke rumah Raphael. Rumah itu terlihat sangat sepi, dan saat Genya membuka pintu, pintu itu tidak terkunci.
Genya merasa ada yang aneh, tapi itu sudah biasa. Di rumah Raphael kadang rame dan kadang sepi.
Setelah mengantar Genya pulang, Dante ijin pergi keluar membeli rokok, dia lupa membeli rokok saat keluar tadi bersama Genya karena berpapasan dengan bibinya.
Genya menggunakan kesempatan itu untuk mencari tau tentang ayahnya di rumah itu. Dia memeriksa seluruh lantai untuk mengetahui apakah benar-benar tidak ada orang di tempat itu.
Dirasa aman, Genya naik ke lantai tiga di tempat dia di review oleh Raphael saat datang tanpa di undang. Siapa tau ada suatu petunjuk yang bisa di dapatkan dari sana.
Beberapa hari yang lalu, Genya mencari cara untuk masuk ke markas musuh dengan menonton video YouTube di ponselnya.
Dia melihat-lihat sekeliling, Genya tidak menemukan adanya CCTV di rumah itu, karena CCTV di rumahnya Raphael sangat tersembunyi dan menyatu dengan warna tembok.
Dia juga memakai topi dan masker layaknya seorang detektif asli, tidak lupa Genya juga memakai selop tangan agar tidak meninggalkan jejak sidik jari saat menyentuh sesuatu.
Genya dengan keberanian penuh memasuki ruangan yang mewah itu. Dia membuka-buka semua laci yang tidak terkunci, banyak dokumen-dokumen yang tidak Genya mengerti bertumpuk di atas meja.
Genya tidak menghiraukan hal itu, dia hanya mencari petunjuk tentang ayahnya, bukan tentang bisnis yang di jalankan Raphael.
Pada akhirnya Genya menemukan sebuah kotak terkunci di dalam rak buku dan dokumen milik Raphael.
Kotak itu terlihat mencurigakan bagi Genya, dia mengambil jepit di rambutnya dan mencoba untuk mengorek-ngorek gembok itu, siapa tau bisa terbuka.
Sekarang Genya sudah mempelajari banyak hal agar bisa kabur dari rumah itu dan mencari tau tentang ayahnya. Tadi dia keluar dari rumah itu sebenarnya untuk melihat situasi dan cara agar bisa kabur secepatnya.
KLEK!
Genya berhasil membuka gembok kotak itu, dia sangat senang. Begitu di buka, Genya terkejut karena menemukan surat-surat yang amplopnya masih belum dibuka terkumpul di kotak tersebut.
Genya berencana untuk membuka salah satu dari kumpulan surat itu, di saat Genya fokus membuka amplop tersebut agar tidak robek dan bisa di tutup kembali, namun hal yang tak terduga terjadi.
KRIEEETT....
Genya sontak melihat ke arah pintu, dia sangat terkejut karena Dante sudah berada di hadapannya.
Dante juga terkejut saat melihat Genya yang berpakaian serba tertutup dan membuka sebuah kotak di tempat kerja Raphael.
"Genya?! Apa yang sedang kau lakukan?!" Teriak Dante yang segera berjalan menghampiri Genya.
Dengan panik Genya mengambil beberapa amplop surat dan kemudian lari ke belakang.
Genya sangat terkejut karena tempat yang dia datangi itu adalah sebuah balkon, dia melihat ke bawah, betapa mengerikannya jika dia jatuh ke bawah dari lantai 3 tersebut.
Genya terpojok, Dante sudah berada di belakangnya. Dengan tatapan tajam Dante menatap Genya yang terlihat panik.
Dante melirik tangan Genya yang menggenggam beberapa amplop surat yang dia curi dari kotak itu.
"Apa itu?" Tanya Dante yang berjalan mendekati Genya yang sudah terpojok di pinggir balkon lantai 3.
"Ngga! Dante jangan mendekat!" Teriak Genya begitu Dante mulai mendekati nya.
GREP!
Dante memegang tangannya Genya, sontak Genya pun terkejut.
"Apa kau mencuri sesuatu?" Tanya Dante yang membuat Genya berontak. Dia tidak mau Dante melaporkan hal yang dia lakukan itu kepada Raphael.
"Ngga! Lepaskan aku! Lepas!" Genya terus memberontak.
Berontak dan terus berontak, padahal Dante sudah melepaskan genggamannya namun Genya masih menggila tanpa melihat apapun.
Hatinya sudah di butakan dengan rasa takut dan keinginannya untuk kabur yang sangat besar.
"He-hei tenangkan dirimu Genya! Aku tidak akan menyakiti- WOAAAAAA!" Dante berteriak saat badannya mulai terjun bebas ke bawah.
Karena gelap mata, Genya tidak sengaja mendorong tubuhnya Dante dengan sangat keras hingga Dante pun tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya dan akhirnya terjatuh.
BRAK!
Tubuh Dante yang tadi melayang di udara, kini sudah mendarat dengan tidak baik. Darah mengalir dari kepala belakangnya, Genya sangat syok begitu melihat kejadian singkat itu.
"Tidak, tidak, tidak! Aku tidak melakukannya!" Gumam Genya sembari menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Gadis itu sempat bengong sebentar dari atas menatap Dante, dia melemparkan semua amplop surat yang dia genggam di tangannya. Amplop-amplop itu pun terbang berserakan di sekitar tubuhnya Dante terjatuh.
Genya berlari keluar untuk melihat kondisi Dante yang sangat mengenaskan. Dia sempat terjatuh di tangga saat berlari untuk melihat Dante, kakinya terkilir, dia memaksakan kakinya untuk berlari walau rasanya menyakitkan.
Genya berlari ke halaman, dan menemukan tubuh Dante yang berlumuran darah. Tangannya patah dan kepala belakangnya terbentur keras.
Air matanya Genya mengalir deras hingga tak bisa berkata-kata. Dia mengecek apakah Dante masih hidup atau tidak, namun dia sangat terkejut begitu Dante tiba-tiba membuka matanya.
"To-tolong.... Pang-gil am...bu-lance...." Lirih Dante nyaris tak terdengar.
Mata laki-laki itu kemudian menutup, dan dia pun mulai tak sadarkan diri. Tubuh Genya gemetar hebat, keringat dan air mata semuanya dia keluarkan.
Alih-alih segera memanggil ambulance agar hidupnya Dante bisa terselamatkan, Genya malah sibuk memikirkan hal lain.
Dia berfikir jika Dante selamat, maka tidak bisa dihindari jika Dante melaporkan hal itu ke Raphael dan juga para polisi.
Tentu saja Genya pasti akan masuk penjara dengan tuduhan sebagai pelaku pembunuhan.
Tapi begitu melihat kondisi Dante yang sangat parah, Genya akhirnya menelpon ambulance dan polisi.
Dia sudah memperhitungkan, jika menunggu kedatangan para polisi dan ambulance, pasti lebih dari 5 menit karena rumah Raphael berada di tempat yang sangat jauh dengan pusat perkotaan.
Jalanan berliku-liku, dan jika Dante tidak bisa bertahan, maka dia akan keburu meninggal jika hanya menunggu bantuan datang tanpa adanya pertolongan pertama.
Genya kemudian melepaskan sarung tangan, dan benda-benda mencurigakan yang sedang dipakai nya. Genya juga sempat menyembunyikan benda-benda itu di suatu tempat tersembunyi.
Tak lama kemudian Raphael datang, Genya dengan cepat terduduk di samping tubuh Dante yang kini sudah menjadi mayat. Karena terlalu lama dibiarkan, Dante akhirnya meninggal kehabisan darah.
"Huhuhu Dante...." Genya menangis di samping mayatnya Dante.
Raphael yang melihat hal itu langsung mendekat. Dia mengernyitkan dahinya begitu menatap tubuh Dante yang sudah mulai mendingin.
"Ada apa ini?" Tanya Raphael kepada Genya yang terus menunduk dan menangis.
"Tuan..." Genya menggenggam celana milik Raphael yang masih berdiri di hadapannya Genya.
NINU-NINU-NINU-NINU-NINU-NINU~
NGUING-NGUING-NGUING~
Ambulance dan mobil polisi pun berdatangan ke kediaman Raphael. Para polisi langsung mengevakuasi tempat kejadian, dan mayatnya Dante di bawa ke rumah sakit untuk di otopsi.
Raphael yang melihat gerak-gerik Genya sudah mengetahui jika gadis itu habis melakukan sesuatu yang besar.
Genya tidak bisa menutupi ketakutannya begitu polisi mulai datang dan menanyainya banyak hal.
buat genya 2 bungga meluncur
maat cuma bisa kasih ini
2 bunga meluncur
1 bunga untuk niken
3 bunga untuk, niken /Rose//Rose//Rose/