NovelToon NovelToon
11 (Peringatan)

11 (Peringatan)

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Tasya_putt

Peraturan sekolah yang membuat semua siswa-siswi sekolah merasa takut jika melanggar 1 kesalahan saja. Dimana jika terjadi kesalahan akan terjadinya sesuatu yang membuat dirinya tidak bisa melihat Bumi lagi.

Angka Lahir 11 menjadi tidak tenang karena Hidupnya akan menjadi giliran selanjutnya jika melanggar atau melakukan kesalahan tersebut.

Permainan itu perlahan hancur ketika Datangnya Seorang wanita dari luar negara yang berperan sebagai Siswa Pertukaran Pelajar. Dan mulai mencari cara untuk menggagalkan Permainan tersebut bahkan ingin sekali menghancurkannya.


Real Hasil Karya Author sendiri, Jangan lupa dukung Aku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tasya_putt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hilangnya Wisna

Dreettt....

" Ayah? Sudah lama Yesha tidak menghubungi ayah, maafin Yesha ya " Ujarnya dengan sibuk memasukkan beberapa buku dan alat pensil kedalam tas sekolahnya.

" Wah, sepertinya hari ini sangat menyenangkan bagimu sayang, dari suaramu pasti sekolahnya sangat menyenangkan "

Menyenangkan? Bahkan aku ingin cepat-cepat selasai sekolah disini, Jika dipikir kembali dirinya menolak saja sekolah ini. Baru beberapa minggu saja membuat dirinya muak dan tidak tenang apalagi menunggu beberapa bulan lagi untuk bisa pindah dari sekolah munafik ini.

Dari tampang sekolahnya memang terlihat mewah, besar dan terpandang, tapi jika dilihat lebih dalam. Banyak nyawa yang mereka korbankan hanya untuk mempertahankan citra baik sekolahnya. Jika seperti ini ia memilih sekolah di Indonesia dan melanjutkan perguruan tinggi di sana, dibandingkan Korea? Sekolah sekaligus mempertaruhkan nyawa? Juga mempertahankan nilai demi mempertahankan harga diri.

" Yesha? Sayang... Dengar ayah? Kok gak dijawab? "

" Ahh ayah... Maaf Yesha sedang pakai make up jadi tidak terlalu mendengarkan ayah, maaf Ayah " Jawabnya dengan tersenyum kikuk

°°°°

Bussss... (Pintu bus otomatis terbuka)

Yesha segera turun dari busnya, tidak lupa berterima kasih kepada sopir

Bus karena sudah mengantarnya tepat waktu.

" Kamsahamnida Ahjussi " Menundukkan kekapala sedikit sambil tersenyum lebar

" Aigoo, Yeppeotta... Nee " Tersenyum dengan sedikit tersentuh, sangat jarang siswa terpandang seperti ini berterima kasih dengan kalangan bawahan.

Berjalan menuju gerbang Sekolah, terlihat teman Prianya ada disana, tidak lain adalah Abram.

" Wae? Kenapa masang wajah gitu? Ada masalah? " Melihat tampangnya seperti kebingungan.

" Lo tahu dimana Wisna? " Tanya Abram

" Lah? Lo kan se Apartemen sama dia, kok nanya gue "

" Gue udah berapa kali nelpon dia tapi gak diangkat mulu, gue jadi khawatir. Mana ini negeri orang, kalo ilangkan gak lucu " Ucaonya sedikit merengek

" Isshh bawel... Ini gue lagi ngehubungi Wisna, tunggu " Menunggu Sambungan telponnya diangkat.

Beberapa menit berlalu Yesha sudah 3 kali menghubungi Wisna, tapi sama saja seperti Abram Telponnya tidak diangkat sama sekali. Kali ini Yesha juga sama Khawatirnya kemana anak itu hilang.

°°°°

Mereka berdua meminta izin untuk tidak bersekolah, karena sibuk mencari Wisna yang menghilang entah kemana, bahkan di Apartemennya pun kosong tidak ada siapapun.

Begitu juga di kelasnya, Gurunya bilang Wisna tidak Absen di Pelajaran pertama.

Ini bukan Gaya Wisna bersikap seperti ini, memang tampangnya sengklek dan tidak tahu malu. Tapi untuk sekolah, Dirinya tidak main-main demi nilainya.

______

" Annyeonghaseyo Sajang-nim, kita berdua dari Siswa Dwight School, saya mohon untuk meminta bantuan Sajang-nim " Dengan senyum kikuk

" Oh? Siswa dari Dwight School? Ahh... Memangnya kalian kemari meminta bantuan apa? " Tanyanya dengan sedikit gugup

" Begini pak, Teman saya hilang pak, Namanya Wisna kelas 2-2B. Sejak kemarin malam Teman saya Tidak bisa dihubungi, saya mohon untuk kerja samanya pak " Menautkan kedua tangannya untuk meminta tolong agar membantu Temannya yang hilang.

Demi menjalankan tugas sebagi Polisi, ia menerima membantu Wisna yang hilang. Dengan syarat memberikan identitas aslinya, dan tempat tinggalnya.

Dengan serius Pak Polisi itu membaca tulisan didalam kertas yang sudah ditulis tangan oleh Yesha.

'Wisna Tamara Andriana umur 17 tahun, tanggal lahir 11 Agustus 2006, Asli Negara Indonesia. Siswa pertukaran pelajar Indonesia-Korea selama 1 tahun'

Raut Wajah Pak Polisi Seketika berubah menjadi tegang karena melihat kertas tulisan Data lengkap Wisna.

" Tunggu sebentar, angka tanggal lahirnya 11? " Tanya Pak Polisi

" Ne Sajang-nim (iya benar Pak) " Balas Abram

Sajang-nim tampak kebingungan, seperti memikirkan sesuatu yang disembunyikan.

Tiba-tiba Sajang-nim bertanya mengenai angka tanggal lahir Wisna, setelah Tahu Wisna Angka lahir 11. Tampaknya ada yang tidak beres dengan tingkah lakunya ini.

Yesha sedari tadi memperhatikan gerak gerik wajah Sajang-nim, bagi dirinya seperti berusaha untuk menutup kebusukan Sekolah itu.

" Ada apa pak? Mengapa raut wajah bapak terlihat tegang saat itu saat Temanku mempunyai angka tanggal lahir "11"? Fokus melihat Tatapan Mata Pak Polisinya.

" Ah tidak apa-apa... Baiklah ini adalah tugas kami sebagai polisi, kalian bisa mengunggu dalam 24 jam jika temanmu ditemukan, jika melebihi batas 2 hari atau 3 hari, Kami lebih teliti lagi dalam kasus hilangnya temanmu ini. dan tolong berikan potonya, agar mempermudah saya untuk menemukan teman kalian " Ujar Pak Polisi dengan Sopan.

Dengan cepat Abram memperlihatkan poto selfie Wisna kepada Pak Polisi melalui ponselnya.

°°°°

Menyantap mie kuah cup dibangku Minimarket, sambil melihat pemandangan Jalanan dengan dipenuhi kendaraan yang berlalu lalang

Sruuppptt.... Menyeruput Mie kuah instan

" Abram " Panggil Yesha tanpa melihat ke arahnya

" Wae?? " Sambil mengunyah Mie instan dimulutnya

" Saat kita berada di Kantor polisi, lo ngerasain sesuatu yang janggal gak? "

" Janggal? " Yesha menganggukan kepalanya

" Raut wajah sajang-nim itu sangat mencurigakan, lo liat gak saat sajang-nim itu bertanya angka tanggak lahir Wisna? "

" Em.... Gue liat raut wajahnya kayak tegang gitu, bener gak sih? "

" Nah itu yang mau gue bilang, ini sepertinya pihak polisi menyembunyikan sesuatu dari kita " Menautkan kedua alisnya

" Sesuatu apa? Bahkan gue gak ngerti yang lo ucapin tadi " Bingung dengan kalimat yang diucapkan Yesha

Yesha melupakan Abram mengenai Pesan teror itu, saatnya Yesha menceritakan semuanya mengenai masa lalu kelam sekolah itu, juga tentang pesan teror yang Yesha dan Wisna dapatkan.

" Lo serius? " Sempat tak percaya dengan yang dibicarakan Yesha

" Kalo lo gak percaya nih gue liatin pesan teror itu, gue masih nyimpen pesannya gak gue hapus " Memperlihatkan isi pesan teror itu pada Abram

Abram terkejut saat melihat isi pesan tersebut

" Ini nomor telepon korea, lo udah lacak ini nomor siapa? "

" Udah Ram, bahkan gue udah lacak nomor ini sampai 2 hari. Tapi belum juga ketemu siapa yang punya nomor ini " Ucapnya dengn resah

" Coba lo kirim nomor itu ke gue, moga gue bisa bantu lo " Menatap Yesha dengan penuh keyakinan

Yesha mengirimkan nomor itu ke ponsel Abram, semoga dengan bantuan Abram bisa mempermudah masalah mengenai siapa dibalik dalang pesan teror tersebut.

Sekarang jam menunjukkan pukul 7 malam, pihak polisi belum juga menghubungi mereka, Yesha bahkan tidak pulang ke Apartemennya, ia menginap sehari di apartemen Abram.

" Ini udah jam 7 malem, tapi pihak polisi belum nelpon juga " ujarna Dengan sedikit merengek

" Gue juga khawatir, gak biasanya Wisna ngilang kayak gini " Sambungnya sambil fokus didepan Ponselnya.

Yesha menundukkan kepalanya dengan tangan menutupi wajahnya, terlihat Yesha menangis sampai nafasnya tersedu-sedu.

Abram yang tidak tege melihat Yesha seperti ini, mendekatkan dirinya disamping Yesha sambil Mengelus-mengelus bahunya agar Ia tetap tenang.

" Gue yakin Wisna bakal ditemuin, Wisna gak selemah itu kalo dalam masalah "

" Tapi kapan? Sampe saat ini Pihak polisi belum juga ngehubungi gue " Ujarnya Yesha sampai murka karena pihak Polisi bekum juga memberitahu Mengenai keberadaan Wisna.

" Lo tenang, mungkin mereka juga butuh waktu buat nemuin Wisna dimana " Berusaha memenangi Yesha yangbterus saja menangis.

1 jam kemudian, Akhirnya pihak polisi menghubungi Yesha di ponselnya, Yesha yang melihat Ponselnya berdering dengan cepat Dirinya mengangkat sambungan telponnya.

" Ne sajang-nim? Apakah Wisna sudah ditemukan? " Ucanyabyang tidak sabaran

" Aigooo, lihatlah anak ini. Temannya khawatir mencarinya, Ia malah sibuk tertidur dipinggir jalan "

" Pinggir jalan? "

" Kemarilah, temui temanmu ke kantor polisi sekarang " Langsung memutuskan sambungan telponnya.

Dari wajah Yesha seketika berubah, tadinya khawatir dengan keadaan Wisna yang hilang enah kemana, sekarang wajahnya berubah menjadi merah padam menahan marahnya.

" Dasar anak Sengklek, gue udah khawatir dia ngilang kemana. Taunya dia sibuk tidur di pinggir jalan, kalo udah ketemu gue tumbuk tuh orang sampai penyek " Kesal Yesha sambil mengepalkan tangan kanannya

" Udah ketemu? " Tanya Abram

" Udah, sekarang ikut gue kekantor polisi. Perlu diberi pelajaran tuh anak udah ngebebanin kita berdua " Menarik tangan Abram

1
anggita
ooh, sudah lama banget yah sekolahnya😑.
anggita
dukung like👍+ hadiah tonton iklan☝. semoga lancar jaya novelnya 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!