Daffa Arsenio

Daffa memasuki rumah mewahnya itu dengan senyum teeus saja tersungging dari bibirnya yang merah ranum itu .

Lagi-lagi bodyguard milik Daffa menatap heran ke arah tuan mudanya itu .

Mereka bingung kenapa akhir-akhir ini Daffa menjadi lebih terlihat ceria dan juga auranya yang berubah menjadi positif .

Tidak seperti biasanya , ketika dia baru saja sampai di rumah pasti auranya berubah menjadi muram dan juga uring-uringan .

" malam om " ucap Daffa menyapa sekumpulan pria berpakaian serba hitam itu .

" m-malam tuan muda " sahutnya mereka kompak .

" gak capek om ? " .

Para pria itu saling melirik satu sama lain , bingung akan pertanyaan Daffa yang baru saja dia lontarkan itu .

" maksud nya tuan ? " .

Daffa terkekeh pelan , hari ini moodnya sedang enak dan dalam kondisi hati yang baik .

" pakai hitam kayak gini , apa gak capek ? " .

" h-hah ? " .

Setelah berkata seperti itu Daffa masuk kedalam rumahnya sambil bersiul .

" kenapa dia ? " .

" gak tau ! " sahut yang lain ikut menimpali .

" siapa yang bikin tuan muda Daffa jadi riang kayak gitu ya ? " .

" kenapa emangnya ? " .

" pasti cewek , tapi hebat juga cewek itu bisa naklukin Badboy bengis kayak tuan muda itu " .

Keempat pria kekar itu kompak mengangguk setuju dengan apa yang baru saja mereka dengar .

Daffa masih bersiul riang , dan tidak melihat jika saat ini kedua orang tuanya sedang duduk di ruang tamu rumah mereka .

" Daffa ? " .

Daffa menoleh kaget , dia sama sekali tidak melihat mereka .

" astaga ma , ngagetin aja tau gak ! " sahut Daffa sambil memegang dadanya sendiri .

" ngagetin ? Gak salah denger mama ? ".

" kenapa sih mamaku ? " .

" kamu yang kenapa , senyum - senyum gak jelas gitu ! " .

Daffa malah semakin menyengir lebar , dia bahagia sekali saat ini hingga tak mampu dia ucapkan dengan kata-kata .

Seorang wanita paruh baya berjalan ke arah mereka sambil membawa nampan yang berisikan camilan dan juga dua cangkir teh .

" halo bi Yuyun " sapa Daffa dengan senyum lebarnya itu .

Wanita itu melongo menatap tak percaya ke arah Daffa yang tampak berbeda saat ini , dia mengucek matanya saat ini dan tidak salah lihat jika yang sedang berada di dekatnya saat ini .

" i-iya den " ucapnya terbata .

" jangan kaku gitu donk bi , santai aja " .

Daffa melirik kedua orangtuanya yang juga terlihat shock itu .

" Daffa mau ke kamar dulu ya " ucap Daffa dengan nada lembut .

" mas itu anak kamu kan ? " .

" ckkk...kamu ini aneh ! anak berubah baik heran , giliran anak nakal marah-marah ! " .

wanita itu memutar bola matanya malas , dia merasa tersindir dengan ucapannya suaminya itu .

Keesokkan harinya Daffa bersiap untuk menjemput Hana , tapi gadis itu menolaknya .

Dia meminta Daffa untuk menunggunya nanti ketika pulang bekerja saja , Daffa pun setuju Meski sebenarnya dia ingin sekali menjemput Hana dan berangkat ke sekolah bersama .

Motor hitam itu akhirnya sampai di halaman parkir sekolah yang elit itu .

" pagi bro ! " ucap Ares sambil menepuk bahu Daffa .

" widihh cerah amat tuh muka ! " cibir Reza .

Daffa tersenyum miring , dia meminta kedua temannya itu untuk mendekat dan membisikkan sesuatu .

Mata keduanya melebar mendengar bisikan Daffa barusan .

Seolah puas Karna sudah membuat temannya terkejut , Daffa menyugar kasar rambutnya legamnya itu dan berjalan mendahului keduanya yang tampak masih mematung tak percaya itu .

Ares dan Reza kompak saling melirik saat ini , Mereka tidak percaya jika Daffa nekat menembak Hana dan diterima.

" anjrr speechless gue ! " ucap Reza sambil berkacak pinggang tak percaya .

" Lo pikir gue enggak ! " .

" kok bisa ya Daffa dapetin sekelas Hana " ucap Reza berbisik .

" mana gue tahu ! " .

Ares meninggalkan Reza yang tampak masih tidak percaya itu .

Hana gadis itu baru saja memasuki halaman sekolahnya , tanpa sengaja dia berpapasan dengan Bella mantan Daffa .

Keduanya tidak saling menyapa karna memang tidak saling mengenal dan tidak pernah satu kelas .

Bella itu primadona sedangkan Hana gadis biasa , tapi justru hadis biasa itulah yang berhasil membuat seorang Daffa sang most wanted tergila gila .

" ehhhem " ucap Lucy pacar Alif saat ini .

Hana menoleh ke belakang dan melihat Lucy yang sedang bergandengan tangan dengan Alif mantan Hana itu .

Hana pun minggir dan mempersilahkan Lucy untuk pergi dulu .

Lucy sengaja memanas manasi Hana dengan merangkul mesra lengan Alif , Hana sama sekali tidak cemburu melihat itu .

Karna saat ini yang ada dihatinya hanyalah Daffa .

Hana memasuki kelasnya , dan melihat jika Sinta sudah ada di bangku nya saat ini sedang menunggu Hana .

" han , kok sekarang Lo sering telat sih " .

" iya hehe , kayaknya karena sering tidur malam deh " sahut Hana bohong .

Semalam saja dia baru tertidur saat dini hari Karna Daffa menelfonnya hingga berjam-jam .

Sinta yang mendengar itu percaya saja , Karna pikirnya mungkin saja Hana sibuk mengurusi ibu nya yang sedang lumpuh .

Tak lama kemudian , seorang guru terlihat memasuki ruangan kelas Hana dan langsung memulai pelajaran .

Sementara itu kelas IPS tepatnya kelas Daffa saat ini sedang bersorak Sorai , karna Mereka akan mengadakan pelajaran olahraga .

Daffa dan kedua temannya yang terlihat paling antusias , mereka lebih menyukai belajar di luar ruangan dari pada di dalam kelas yang menurut mereka sangat membosankan .

Kumpulan para siswa siswi IPS itu berteriak dengan nyaring , hingga menganggu waktu belajar kelas yang lain termasuk kelas IPA satu .

Diam-diam Daffa melirik ke arah Hana yang saat ini sedang terlihat mencatat pelajaran yang tengah di jelaskan gurunya itu .

Reza yang paling tengil di antara mereka , bersiul dengan nada menggoda guru yang sedang mengajar itu .

" pak , kenapa cewek-cewek IPA cakep-cakep ? " ucap Reza yang sengaja melongokkan kepalanya .

" kamu ini ! jangan ganggu sana ! " hardik guru itu tajam .

Reza menyengir lebar .

Daffa pun ikut nimbrung , dia sengaja ingin melihat Hana pacarnya itu dengan jelas .

" Daffa ! " ucap guru itu dengan tatapan jengkelnya .

" maaf pak , bapak mau tau fun fact gak ? " .

" saya tidak mau tahu ! Jangan ganggu pelajaran saya kamu ! " .

Daffa sama sekali tidak menghiraukan himbauan guru itu , dengan senyum miring dia berkata " salah satu siswi di kelas ini ada yang mencuri hatiku pak " ucapnya yakin .

Mata semua penghuni kelas IPA satu itu terkejut mendengar sebuah pengakuan dari seorang Daffa saat ini termasuk Hana .

Jantungnya sudah berdebar kencang , takut jika Daffa akan membuka hubungan mereka .

" siapa ? " tanya guru itu penasaran .

" katanya gak mau tadi , padahal saya mau bilang Lo , tapi karna bapak gak mau tadi yaudah gak jadi deh ! " sahut Daffa dan segera pergi dari depan kelas IPA itu .

Hana bernafas lega , reflek dia menyentuh dadanya sendiri hingga membuat Sinta menatapnya curiga .