NovelToon NovelToon
Istri Tujuhbelas Tahun

Istri Tujuhbelas Tahun

Status: tamat
Genre:Tamat / perjodohan / nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Paksa / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Titin

Akeno seorang lelaki pengusaha berwajah oriental itu terpaksa menikahi wanita muda berusia tujuhbelas tahun demi mengikuti keinginan neneknya kesehatan neneknya yang memburuk memaksanya menuruti kemauan neneknya.

Gadis muda yang memiliki sifat dewasa itu diam diam mencuri hati Akeno. Ini sangat bertentangan dengan keinginannya. Akankah Akeno mampu menepis rasa yang terlanjur singgah dihatinya? Sedang pesona Gresia Ananta begitu nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 21

Siang ini udara terasa sangat panas, bahkan ubun-ubun terasa mendidih karena panasnya. Dilangit tak sedikitpun tampak awan berarak. Tapi Gresia seakan tak merasakan panas, tubuhnya meliuk dengan gerakan begitu indah didalam kolam, berenang dibawah terik matahari.

Kulitnya terlihat kecoklatan terbakar sinar matahari, membuatnya terlihat eksotis. Bik sumi sudah meneriakinya berulang kali karena berenang dibawah terik matahari. Tapi Gresia cuma melambai jahil pada bik Sumi.

Gresia masih asik berenang tak menyadari sepasang mata kelam Akeno mengawasinya dari balkon kamarnya. Menatap gerakan erotis Gresia tak berkedip. Akeno baru saja sampai bersama Hyun dari bepergian mereka kemarin. Akeno memutuskan beristrahat dirumah, akibat obat bius kemarin tubuhnya terasa butuh istrahat.

Iris hitam Akeno masih menatap lekat tubuh Gresia dibawah sana. Andai tidak ada Hyun Akeno pasti sudah menghampiri istrinya, menariknya keluar dari air.

Bik sumi tergopoh menghampiri Gresia sekali lagi. "Nyonya, tuan memintamu naik sekarang juga," ujar bik Sumi dengan suara rendah.

"Tuan?" tanya Gresia dengan mata menyipit. Bik Sumi mengangguk sembari mengisaratkan dengan matanya sosok Akeno yang berdiri di balkon. Seketika Gresia menengadah kearah balkon. Akeno berdiri menatapnya sembari mengisaratkan jarinya agar dia naik dari dalam air.

Dengan tergesa Gresia naik, menyambar jubah mandinya lalu berali masuk kedalam rumah.

"Kenapa bibik gak bilang kalau Akeno sudah pulang," sungut Gresia, sembari mengeringkan rambut ikalnya dengan handuk.

"Saya juga tidak tau nyonya kalau tuan sudah pulang."

"Ooo."

"Nyonya bersiaplah untuk makan siang, sepertinya nona Hyun ikut pulang dengan tuan," jelas bik Sumi kemudian berlalu dari kamarnya.

Gresia duduk di tepi ranjang dengan prustasi. Dia tidak tau apa dia masih memiliki muka bertemu Akeno. Setelah tadi malam dengan tidak tau malu dia mengirimi Akeno pesan karena tidak dapat tidur semalaman. Entah apa yang merasuki pikirannya sehingga berani menghubungi Akeno hanya karena tidak bisa tidur.

Terdengar ketukan dipintu kamar Gresia. "Nona turunlah makan siang, tuan dan nona Hyun sudah menunggu nona." tetdengar suara pelayan wanita di balik pintu, lalu derap langkah kaki menjauh.

Gresia turun dari tanggah dengan jantung berdebar, lalu duduk di samping Hyun, membiarkan kursi yang biasa dia tempati didepan Akeno kosong.

Melihat Gresia duduk tidak pada tempatnya, membuat Akeno meliriknya tajam. Sementara Gresia terlihat acuh.

Di banding Gresia, sikap Hyun tak kalah canggungnya. Malam tadi saat dia baru saja meninggalkan kamar Akeno, tuan besar menelponnya.

"Besok keluarlah dari kediaman Akeno, aku takut Akeno akan membahayakanmu saat tau kau bersekongkol denganku untuk membiusnya." Titahnya dengan suara berat.

Keluar? Tidak mungkin, setelah susah payah menggunakan pengaruh kakek untuk masuk dan sekarang harus keluar dari rumah Akeno. Dia tidak mungkin mau kehilangan kesempatan yang mungkin tak datang dua kali.

"Aku bisa mengatasi Akeno kek. Percayalah." ujar Hyun meyakinkan kakek penuh percaya diri.

Terdengar helaan napas berat kakek. "Akeno pria yang kejam Hyun, dia tidak mudah dihadapi, Aku bahkan berpikir dua kali untuk menyinggungnya secara terang-terangan. Dengar, kau yang ceroboh menjalankan peranmu hingga Akeno bisa lolos dan sekarang dia sedang menyelidiki kasus itu. Saat dia tau kau terlibat, apa menurutmu Akeno akan tinggal diam." jelas lelaki tua itu dengan suara berat. Andai itu bukan Hyun yang gagal sudah pasti dia akan mengubur jasadnya di bawah laut. Tapi dia adalah Hyun wanita dengan latar belakang yang kuat dan hanya dia yang pantas menjadi pendamping Akeno.

"Tapi kek, selama ini dia memperlakukan aku dengan baik. Kakek tidak lihat?" rengek Hyun lagi.

Lelaki tua itu berdecak kesal, betapa bodohnya Hyun menilai orang. "Kau yang tidak melihat! Betapa sorot matanya hanya ingin membunuhmu! Apa kau sebodoh itu menilai pandangan orang?!" Umpat lelaki tua itu geram.

"Kita coba saja dulu kek, kita belum tahu reaksi Akeno bukan?"

"Bodoh! Dia bukan lelaki berhati hangat. Kalau bukan karena takut dengan kekuatanku, mungkin sekarang kau sudah berada dilubang kubur. Kau kira Andrea meninggal karena kecelakaan? Kalau kau berpikir seperti itu maka kau belum layak menghadapi Akeno! Sekali lagi aku katakan padamu. Besok kemasi barangmu tinggalkan kediaman Akeno atau aku tidak akan bisa mbantumu untuk tetap hidup."

Hyun tercekat, ucapan kakeknya membuat tulangnya seperti dilolosi dari tubuhnya. Andrea sepupu jauhnya meninggal secara mengenaskan. Tubuhnya hancur menjadi serpihan daging di bawah mobil container. Hanya barang-barang yang dia kenakan yang dapat dikenali oleh keluarganya sebagai miliknya. Dan penyelidikan polisi kematian Andrea murni kelalian supir container.

Kalau benar Akeno dalang dibalik kematian Andrea. Maka tidak mustahil bagi Akeno membuat dirinya menghilang tak berjenak.

"Akeno siang ini aku pulang." Suara Hyun yang bergetar memecah keheningan diruang makan.

"Hmmm," sahut Akeno hanya bergumam dengan ekspresi tak terbaca.

Sikap gugup dan terlihat ketakutan dari Hyun membuat Gresia curiga. Apa terjadi sesuatu pada mereka saat di kota B. Apa Akeno berbuat tak senonoh pada Hyun yang membuat Hyun trauma? Pikiran-pikiran itu memenuhi kepala Gresia hingga tak sadar kalau di meja ini hanya tinggal dia dan Akeno. Hyun sudah meninggalkan meja makan.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Akeno sembari menyentuh pundak Gresia.

Gresia terlonjak kaget sembari mencari sosok Hyun yang sudah tidak ada diantara mereka.

"Mana nona Hyun?" tanyanya pada Akeno dengan tatapan curiga.

Akeno balas menatap Gresia, dia bisa melihat apa yang dipikirkan Gresia tentangnya dan Hyun. "Dikamarnya sedang berberes. Kau dengar bukan dia pulang siang ini," sahut Akeno dengan ekspresi datar.

"Kau tidak berusaha menahannya?" tanya Gresia dengan pupil melebar dan tubuh sesikit condong ke Akeno. Akeno menggeleng.

"Biarkan dia pergi, kalau dia disini aku tidak yakin bisa menahan diri terhadapnya."

Gresia terdiam. Sudah dia duga, sesuatu seperti itu pasti terjadi antara mereka. Dasar pria me sum!

Dengan hati kesal Gresia beranjak pergi meninggalkan Akeno, ada rasa tak nyaman yang mengelayuti sudut hatinya. Perasaan yang tak pernah dia rasakan sebelumnya. Rasa marah tapi bukan kemarahan seperti yang biasa dia rasakan.

Sementara Akeno mengulas senyum tipis dibibkirnya, sembari menatap punggung Gresia yang bergerak menjauh.

"Gadis bodoh!" umpatnya seorang diri.

Hyun benar-benar pergi meninggalkan mansion Akeno tanpa sempat di mintai keterangan oleh Gresia. Dia ingin tau perbuatan seperti apa yang dilakukan suaminya pada wanita yang sangat menarik seperti nona Hyun. Tidak mungkin kan, hanya berciu man membuat Hyun begitu ketakutan.

Sementara Akeno juga pergi kekantornya, setelah Hyun meninggalkan rumah. Membuat pikiran Gresia berkelana penuh rasa curiga. Seperti seorang istri yang mencurigai suaminya berselingkuh.

Sementara di kantornya Akeno tengah sibuk oleh pekerjaan yang menumpuk. Jadwalnya yang molor tak sesuai perhitungan membuatnya harus bekerja ekstra.

Pintu ruang kerja terbuka lebar, Samy masuk dengan berkas ditangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Bagaimana?" tanya Akeno dengan ekspresi datar.

"Seperti dugaanmu, bukti mengarah ke kakekmu."

Akeno mengangguk sembari mengetuk-ngetukan ujung pena di meja kerjanya. "Kau hubungi black squad di perbatasan, katakan pada mereka aku akan berkunjung minggu depan." titahnya dengan suara berat dan dalam.

"Apa tidak terlalu cepat?" tanya Samy terlihat ragu pada rencana Akeno. Black squad adalah jaringan hitam yang mengusai bisnis ilegal di beberapa negara. Jual beli senjata, barang haram, juga perdagangan manusia. Siapa yang tidak tau betapa berkuasanya mereka. Mereka membangun kerajaan dunia hitam dengan basis kekuatan yang tak bisa dianggap enteng dan salah satu dari penguasa wilayah terbesar dunia hitam diperbatasan adalah teman baik Akeno.

Dengan satu kata saja dari Akeno mampu membuat separuh pasukan perbatasan mendukungnya.

"Aku hanya ingin berkunjung Samy. Juga belum saatnya kita bertindak," sahut Akeno dengan sangat tenang.

Akeno bukan orang yang ceroboh, dia sangat penuh perhitungan dalam menghabisi lawannya.

"Baikalah aku akan menghubungi perbatasan mengabari kujunganmu."

"Sudah malam apa kau tidak akan pulang?" imbuhnya lagi.

Akeno menatap Samy dengan mata menyipit. "Kau punya janji kencan?" tanya Akeno curiga.

"Bukan kencan, hanya teman tidur satu malam saja. Kau tau hasratku cukup besar tidak sepertimu. Aku bahkan curiga kau masih normal atau tidak." Ucapnya dengan ekspresi mengejek.

Akeno menatapnya dengan Aura dingin. "Kau tidak takut kehilangan lidahmu?!"

"Oh ya, aku lupa. Aku ada pertemuan penting dengan klien." Samy bergegas pergi meningalkan Akeno dengan tubuh meremang.

"Cih!" dengus Akeno kesal sembari menatap punggung Samy yang menghilang dibalik pintu.

Gresia duduk di gazebo samping sembari menelpon seseorang. Ayana sedang bergosip tentang guru bahasa yang baru dengannya melalui sambungan telepon. Semua siswi dikelasnya dibuat mabuk oleh pesonanya kecuali Gresia. Baginya guru baru itu tak ada sepertiganya dari daya tarik Akeno.

"Kamu lihat betapa cemburunya Haris saat tatapan pak Mawan selalu tertuju padamu," ujar Ayana penuh semangat.

"Dia melakukan hal yang sama pada semua murid Ay, jadi bukan hanya aku yang dia lihat dikelas kita," sanggah Gresia.

"Tapi dia lebih banyak menatapmu. Makanya jangan terlalu acuh dan tak peduli sekitar. Nikmati hidup selagi muda," celoteh Ayana.

"Kau menelponku hanya untuk bergosip guru baru itu?"

"Hee aku gabut."

"Kamu tiap hari gabut Ay."

"Makanya jodohin aku dengan Akeno, pasti gak gabut lagi."

"Ck! Pria me sum."

"What!"

"Tidak ada."

"Kau bilang Akeno me sum?!"

"Lupakan."

"Mana bisa, dia lelakiku!"

Gresia terkekeh, dasar Ayana. "Baiklah tidak me sum ya tidak me sum teserah padamu, aku mau tidur ngantuk."

"Gak asik."

"Biarin."

Gresia tersenyum sendiri membayangkan Ayana yang ngomel sendiri. Tapi senyumnya langsung memudar. Di depannya Akeno berdiri sembari menatapnya lekat.

Aura yang tak biasa meruar dari tubuh Akeno, membuat bulu kuduk Gresia meremang. Akeno terus mendekat lalu naik ke gazebo, Gresia terdiam kaku.Takut, juga terpesona oleh wajah tampan Akeno yang terlihat dingin dengan garis tegas.

Aroma maskulin yang meruar dari tubuh Akeno menghipnotisnya untuk seaat, tapi kemudian ingatannya tentang perbuatan Akenon pada Hyun membuatnya sadar.

Tapi terlambat. Akeno sudah meraih tubuhnya, mendaratkan ciuman lembut dibibir merahnya. Gresia tersentak, mendorong tubuh Akeno sekuat tenaga tapi ciu man Akeno justru semakin kuat.

Gresia memukul, menarik-narik kemeja Akeno agar terlepas dari dari dekapan suaminya. Tapi Akeno sama sekali tak perduli. Ciu man yang panas dan mendominasi dari Akeno membuat Gresia perlahan terhanyut dan mulai terengah oleh gairahnya sendiri.

Akeno melepas sentuhannya dengan sangat lembut, iris hitamnya menatap puas pada Gresia yang terengah oleh sentuhannya. Dia menyukai kesensitifan Gresia saat titik tertentu ditubuhnya tersentuh.

"Kau sedang menggoda pria mesum sayang," bisik Akeno lembut dan dalam. Gresia terbatuk mendengar ucapan Akeno. Mampus! dia mendengar obrolannya tadi dengan Ayana.

"Kau memang mesum! Apa yang kau lakukan pada Hyun di kota A?!" tanya Gresia dengan netra membulat.

"Masih bertanya? Kau lupa aku melihatmu tidur sepanjang malam."

Gresia tergagap, benar dia yang menghubungi Akeno malam itu.Tapi Sebelum itu?

"Sebelum itu siapa yang tau?"

"Sebelum itu? kau ingin tau?" tanya Akeno sembari menyelipkan rambut Gresia kebelakang telinga. Gresia mengangguk pelan.

"Aku sedang berjuang menghilangkan pengaruh bius dalam tubuhku. Bukan seperti pikiran kotormu itu," sahut Akeno sembari menyentuh kening Gresia dengan jarinya.

"Bius?"

"Hmmm, seseorang berniat membiusku agar aku meniduri Hyun." Jelas Akeno, netranya memindai wajah penuh kekhawatiran milik Gresia. Terlihat begitu menggemaskan.

"Lalu kau dan Hyun?" tebak Gresia tanpa melanjutkan kalimatnya.

"Bodoh! Tidak terjadi apapun antara aku dan Hyun. Kau tau, aku hanya ingin melakuaknnya denganmu. Apa kau siap?" Akeno kembali mendekat mengarahkan bibir tipisnya kebibir Gresia.

"A-aku lupa, aku ada PR!" Seru Gresia sembari berlari meninggalkan Akeno. Akeno tak berniat menahannya, senyumnya mengembang menatap tubuh Gresia yang berlari menjauh.

To be continuous

1
Padmi
good job
Desak Jegeg
Luar biasa
Ct Marimar
lambat betul jln cerita nie ..slow...
Mbak anee
mampir
Dewi Fajar
dia se enaknya pergi ..istrinya nggak boleh
Dewi Fajar
hehehehe ya pantas Ayana tak percaya.yg diucapkan tak sama dengan peralatan sekolah nya
Dewi Fajar
mampir ya thor
Lusia
dasar akeno ganjen,,udah punya istri masih aja gandengan ma cewek🙄🙄
Ana
🤣
ana cahaya
Luar biasa
ana cahaya
Lumayan
Uni Rasid
up lg thor
Trisna
Ayana Lo cukup cerewet juga ya
Trisna
awe mereka yang berpelukan gue yang deg-degan
Kamilda Kamilda
Lumayan
Kamilda Kamilda
Biasa
MaRyachi_97
Extraordinary!
MaRyachi_97
Bapaknya ada darah Jepangnya (melihat dri nama paman akeno), Ibunya Ada darah bule² baratnya, Anaknya malah pake nama Korea😭🤣
Sativa Kyu
👍👍👍
Rose Anjani
pepaya gantung itu nama nya grecia tau kah kau ... /Grin//Grin/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!