Kebayang gak punya suami tulang lunak alias banci? Mudah-mudahan gak ya..., novel ini hanya imajinasi author saja, semoga suka dengan jalan ceritanya...
***
Untuk menyelamatkan keluarga dari kehancuran finansial, orang tua Vina memaksanya menikah dengan seorang pemuda kaya raya bernama Nathan. Nathan adalah putra tunggal dari keluarga terpandang yang memiliki harta melimpah. Meski tampan dan menawan, ada kelainan di dirinya dan sering bertingkah seperti banci. Tingkah lakunya yang lembut dan gemulai membuat banyak orang terkejut, termasuk Vina.
Bagaimana kisahnya? Yuk kita mulai...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28 - Gayung bersambut
Hari demi hari, Nathan semakin tenggelam dalam aktivitasnya sebagai CEO di perusahaan yang didirikan oleh ayahnya. Meskipun tidak berpengalaman, dukungan dari Broto dan Dodi memberikan dorongan besar bagi Nathan untuk terus belajar dan berkembang.
Namun, tidak semua karyawan menerima kehadirannya dengan tangan terbuka. Nathan sering kali menjadi bahan tertawaan di antara beberapa karyawan yang tidak menyukai sikapnya yang masih terlihat gemulai.
Mereka berbisik dan tertawa di belakangnya, meremehkan setiap langkah dan tindakannya. Nathan berusaha untuk tidak memedulikan mereka, tetapi setiap kali dia merasakan pandangan cemooh, hatinya terasa perih.
Suatu hari, saat Nathan sedang berjalan menuju ruang rapat, dia tidak sengaja mendengar dua karyawan perempuan sedang bergosip di dekat pantry.
Mereka tidak menyadari kehadirannya dan berbicara dengan suara yang cukup keras untuk didengar.
"Apa sih yang dilihat Vina dari Nathan? Dia itu seperti perempuan saja lebih tepatnya banci xi xi xi xi... bagaimana bisa dia menjadi CEO?," salah satu dari mereka berkata sambil tertawa.
"Ya ampun, aku juga tidak mengert, Vina pasti sangat sabar menghadapi suami seperti itu, ha ha ha ha...," balas yang lainnya sambil tertawa lebih keras.
Mendengar hal tersebut itu, Nathan pun merasa marah. Awalnya dia berusaha untuk mengabaikan komentar mereka, tetapi ketika mereka mulai menjelekan Vina, dia tidak bisa menahan dirinya lagi.
Dengan langkah cepat dan penuh emosi, Nathan melangkah mendekati mereka seraya berkata, "Haduuuh...! nyamuk-nyamuk di sini perlu dibasmi pakai racun dengan segera kayaknya," serunya dengan gaya khasnya.
Kedua perempuan itu langsung terdiam, mereka terkejut dengan kehadiran Nathan yang tiba-tiba. Lalu, mereka saling bertukar pandang dengan wajah yang pucat.
Nathan menoleh ke belakang dan menatap mereka dengan tajam. "Jangan asal bicara tentang istriku jika masih ingin bekerja," serunya dengan suara tegas dan serius. Suaranya yang biasanya gemulai kini berubah menjadi suara laki-laki yang kuat dan berwibawa.
Kedua karyawan perempuan itu pun tergagap, mereka tidak tahu harus berkata apa dan takut akan di pecat atas kesalahan mereka itu. Mereka hanya menundukkan kepala karena malu dan takut dengan teguran langsung dari CEO mereka.
Nathan menghela napas panjang dan menenangkan dirinya lalu berkata lagi, "Ingat, kita semua di sini untuk bekerja dan saling mendukung, bukan untuk saling menjatuhkan," lanjutnya dengan suara yang lebih tenang namun tetap tegas. "Jika ada yang tidak suka dengan caraku bekerja, kalian bisa bicara langsung denganku, bukan bergosip di belakang."
Kedua karyawan itu mengangguk pelan dengan masih terlihat terkejut dan malu. Lalu, Nathan pun pergi meninggalkan mereka dan melanjutkan langkahnya menuju ruang rapat.
Meskipun insiden itu membuatnya marah, dia merasa lega telah berbicara tegas. "xi xi xi... Apa aku sudah terlihat macho? Kalau Vina melihatku barusan, dia pasti senang," gumamnya seraya tertawa kecil dan menutupi mulutnya.
Setelah kejadian itu, kabar tentang keberanian Nathan menyebar dengan cepat di antara para karyawan. Mereka mulai melihat Nathan dengan pandangan yang berbeda.
Meskipun masih ada beberapa yang tidak suka, perlahan tapi pasti, Nathan mulai mendapatkan rasa hormat yang selama ini dia cari.
Malam harinya, Nathan menceritakan kejadian itu kepada Vina. "Kamu tahu, aku mendengar mereka berbicara buruk tentangmu, dan aku tidak bisa diam saja, jadi aku kasih mereka peringatan." kata Nathan sambil menyisir rambut di depan cermin.
"Oh ya? Aku bangga padamu, Nathan, kau sudah menunjukkan bahwa kamu bisa menjadi pemimpin yang tegas."
Nathan pun tersenyum senang karena merasa didukung dan di hargai. "Tapi, Vina, rasanya aku pingin jadi cowok jantan seutuhnya, aku sering risih saat mereka mencemooh aku."
"Ok! Aku siap membantumu."
Bersambung...
~ Persiapkan hati dan pikiran yang jernih buat episode selanjutnya ya 😍🤗~
Plesetan dari nama Jamet(h) pasti 🤣🤣🤣
Gak mau, gak suka Gelaay
💅💅💅💅💅💅💅💅💅