NovelToon NovelToon
PESONA ADIK ANGKATKU

PESONA ADIK ANGKATKU

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintamanis / Cinta Terlarang / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:10.8k
Nilai: 5
Nama Author: HRN_18

Dalam keluarga yang harmonis, hidup seorang pemuda bernama Raka. Meski bukan saudara kandung, dia memiliki hubungan dekat dengan adik angkatnya, Kirana. Mereka tumbuh besar bersama, berbagi suka dan duka layaknya saudara sesungguhnya.

Namun seiring berjalannya waktu, Raka mulai memandang Kirana dengan cara yang berbeda. Kecantikan dan kemanisan gadis itu mulai membuatnya terpesona. Perasaan terlarang itu semakin membuncah, mengusik hubungan persaudaraan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HRN_18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 28 Kepura-puraan yang Memuakkan

Sepekan berlalu sejak insiden penggodaan Lara yang keji. Raka kembali menjalani aktivitas kesehariannya seperti biasa, kendati ada sedikit kenanaman was-was dalam benaknya.

"Siapa sebenarnya di balik semua ini? Mengapa aku terus-menerus diganggu dengan godaan-godaan keji seperti itu?" Gumam Raka gelisah suatu siang di kantornya.

Tanpa diduga, pertanyaan itu terjawab dengan sangat mengejutkan. Seorang wanita bertubuh seksi bernama Kinan tiba-tiba menerobos masuk ke ruangannya dengan wajah angkuh bak ratu segala penggoda.

"Hai tampan, lama tak jumpa," sapa Kinan melenggak-lenggokkan pinggulnya yang ramping dibalut rok ketat.

Raka sontak membelalak ngeri. Pertemuan ini sudah pasti tak berbeda jauh dengan kedatangan Lara waktu itu, yang membawanya ke dalam pusaran godaan neraka jahanam.

"A...apa maumu kali ini?" Tanya Raka was-was. Kenanaman rasa takut sekaligus muak pada kelakuan mereka mulai menyelinap masuk ke relung hatinya.

Kinan memajukan bibirnya seperti merajuk manja. "Ayolah, tampan. Jangan bilang kau masih memikirkan si Lara norak kemarin? Percayalah, rayuanku jauh lebih manjur untuk menggodamu..."

Wanita kelewat percaya diri itupun lalu berlenggak-lenggok mendekati Raka yang mulai memasang kewaspadaan penuh. Tak ada yang tahu godaan dahsyat apa yang akan dilancarkan oleh makhluk penggoda seperti Kinan padanya kali ini.

"Dengar Nona, sebaiknya Anda pergi dari sini sebelum hal-hal tidak diinginkan terjadi," ancam Raka menghunus pandangan mengusir.

Namun seperti Lara, Kinan malah tersenyum menantang. Dia lantas melangkah semakin mendekat ke arah Raka yang mulai mundur waspada.

"Kenapa harus pergi? Kita baru saja akan memulai sedikit kesenangan, Sayang..." Ujar Kinan dengan nada dibuat-buat selembut mungkin.

"Simpan saja rayuanmu itu Nona, aku sudah muak dengan semua kepura-puraan kalian!" Bentak Raka dengan raut kian mengeras.

Kinan membalas dengan kekehan menantang lagi. "Wah wah, lihat siapa ini. Si pria suci yang ingin berpura-pura tak tergoda bujuk rayuanku?"

"Diam kau! Pergilah sekarang juga atau kau akan menyesal!" Seru Raka memperingatkan.

"Membohongi diri sendiri takkan ada gunanya. Hati kecil seorang pria akan selalu tahu pada akhirnya..." Kinan tersenyum mengejek lalu mengelus daerah sekitar payudaranya yang terbuka sensual.

Raka hanya bisa menggeram marah dibuai kepura-puraan memuakkan itu. Sungguh, tingkah mereka seakan hendak menguji hingga batas iman mana pun untuk tidak tersungkur dalam upaya penggodaan maksiat.

"Sayangnya, kepura-puraan murahanmu sama sekali tak akan mempan bagiku lagi, Nona," desis Raka dengan pandangan jijik pada aksi menantang Kinan.

"Oh ya? Kalau begitu, bersiaplah untuk menyaksikan aksi pamungkasku, Sayang..." Kinan menyeringai lalu membuka kancing teratas kemejanya yang ketat.

Melihat itu, emosi Raka akhirnya benar-benar tersulut hingga ke ubun-ubun. Dengan sekali sentakan, dia mencengkeram kerah kemeja Kinan dan menyeretnya dalam kondisi berantakan menuju pintu ruangan.

"Persetan dengan kalian semua, para penggoda murahan! Aku muak melihat tingkah busuk kalian!" Hardik Raka membanting tubuh Kinan keluar hingga terjengkang di lantai.

BRAKK!!! Pintu pun dibanting menutup dengan keras kembali oleh Raka. Meninggalkan Kinan yang meringis kesakitan dengan rambut dan kemejanya acak-acakan, dibuai rasa malu luar biasa.

Namun tak disangka-sangka, kejadian ini sama sekali belum berakhir sampai di sana saja...

Tiba-tiba beberapa wanita lain berwajah dan berbadan menggoda muncul entah dari mana mengepung Kinan yang terkulai di lantai. Mereka semua bersorak-sorak menertawakan dan menghinanya dengan kata-kata penuh cemoohan keji.

"Hahaha...lihat si Kinan yang selalu menganggap rayuannya paling manjur! Ternyata sama saja payahnya, tak becus menggoda si Raka itu!"

"Payah, payah! Pantas saja dia tidak laku di kalangan hidung belang seperti kita!"

"Hahaha...si bodoh Kinan pikir masih ada gunanya berpura-pura suci di depan Raka? Sungguh menggelikan!"

Hinaan dan cemooh terus menghujani Kinan yang pening kepayahan di sana. Rupanya semua ini hanya drama busuk yang dimainkan oleh sekelompok wanita penggoda profesional untuk mengerjai Raka dengan segala kepura-puraan mereka. Sebuah skenario keji tanpa niat menggoda yang sesungguhnya.

Alhasil dari sana pula, kebencian Raka pada kemunafikan dan kepura-puraan mereka kian berlipat-lipat banyaknya...

...

Terkulai di lantai dengan rambut dan kemeja acak-acakan akibat hempasan kasar Raka, Kinan tidak menyangka akan dihinakan oleh kawan-kawannya sendiri. Sorak-sorai cemoohan menghujam telinganya, menamparnya telak dengan kenyataan bahwa semua ini hanyalah kepura-puraan busuk belaka.

"Hahaha...lihat betapa payahnya Kinan dalam menggoda si Raka itu! Sungguh memalukan!"

"Ya benar, kupikir rayuannya adalah yang paling manjur. Ternyata tidak ada bedanya dengan kita!"

"Apa gunanya berpura-pura suci di depannya? Sungguh menggelikan!"

Hinaan dan cemooh semakin menghujam Kinan yang terpuruk di sana. Wajahnya merah padam bercampur malu dan amarah yang memuncak dalam dadanya. Semua kawan-kawannya yang tadi berpura-pura menjadi penonton, kini justru menghinanya dengan kata-kata yang merendahkan harga diri.

"Kalian...brengsek!!!" Raung Kinan menahan isak tangis yang nyaris tumpah. Sorot matanya memancarkan kekecewaan mendalam atas pengkhianatan yang baru saja terjadi.

Semua ini hanyalah sebuah panggung sandiwara kotor yang dimainkan untuk mengerjai Raka. Memancing rasa jijiknya pada tingkah kepura-puraan mereka yang memuakkan hingga ke ubun-ubun.

Dan tampaknya, permainan busuk itu memang telah berhasil mereka menangkan. Raka sudah pasti akan muak dan jijik setengah mati pada kepura-puraan rendah mereka setelah dikerjai dengan cara sebusuk ini.

"Hahhahaa...lihatlah! Kinan si sok suci bahkan sampai menangis kena olokan kita!"

"Hahaha...dasar menjijikkan! Dia itu benar-benar tidak punya malu sedikit pun!"

Cemooh dan makian kembali menghujani Kinan yang semakin tersudut di sana, tanpa punya cukup tenaga untuk membalas hinaan mereka. Lukanya terlalu dalam. Kepura-puraannya telah terbongkar dengan cara paling keji nan memalukan.

"Persetan kalian semua!" Teriak Kinan parau lalu beringsut lari meninggalkan tempat itu. Air matanya menetes membasahi pipinya yang semerah delima.

Sementara itu, dari balik pintu ruangannya, Raka bisa dengan jelas mendengar riuh-rendah keriuhan itu dari suara-suara wanita bergereget busuk. Kemarahannya hampir saja memuncak kembali, kendati kemudian teredam oleh rasa jijik mendalam pada kepura-puraan menjijikkan mereka.

"Penggoda-penggoda murahan itu!" Geram Raka menggertakkan giginya. "Apa mereka benar-benar menganggap permainan kotor ini sebagai hiburan yang mengasyikkan?"

Tampaknya belum cukup bagi mereka hanya dengan mengerjai Raka lewat umpan rayuan-rayuan keji. Sekarang upaya mereka justru telah menjelma menjadi semacam panggung sandiwara kepura-puraan kelas rendah yang memuakkan dan merendahkan martabat kemanusiaan.

"Sungguh tingkah yang tak termaafkan..." Desis Raka meradang. "Sampai kapan pun, permainan kepura-puraan busuk itu tidak akan bisa menjerumuskanku ke dalam kubangan dosa yang mereka idam-idamkan!"

Maka dikokohkannya kembali tekad hati dibalut keteguhan iman menghadapi semua kepura-puraan menjijikkan yang menggerogoti fitrahnya sebagai manusia berakhlak. Raka bersumpah tidak akan membiarkan kepura-puraan bak selokan itu menjatuhkannya ke dalam kehinaan yang sama seperti gerombolan penggoda hina itu.

"Tunggulah aku, Kirana... Aku akan segera menjemputmu dengan membawa kemuliaan hakiki seorang pria sejati tanpa cela," bisik Raka menatap hamparan mega di langit sambil mengusap air matanya. "Tidak akan kubiarkan lagi jiwa ini terjatuh ke dalam kepura-puraan busuk yang menjijikkan itu..."

...

1
Almaa
kemilau hppyEnd, thanks sehat slalu thor🙆🏻‍♀️
Almaa
/Blackmoon/
Almaa
<3
dan
wah ini raka nya mesum🤣
Almaa
nyesekkk bgt jadi Kirana, until ifeel that:/
dan
menarik ceritanya
Almaa
greged/Blackmoon/
Almaa
sangat interesting thor🌚
Anonymous
👍👍👍
Anonymous
👍
Anonymous
semangat thor
Anonymous
bagus ceritanya
Anonymous
👍
yong leee
lanjut thor
remember
bagus
remember
seru
penakosong18
🔥🔥
penakosong18
lanjut tor
HRN_18
halo raeder semua,jangan lupa tinggalkan vote kalian ya🥰😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!