Arunika

Arunika

Matahari di Pulau Seribu Cinta

Hai, namaku Adeeva. Aku adalah seorang guru honorer di desaku. Sebagai seorang guru, aku tentunya harus mengabdikan diriku untuk mendidik tanpa melihat sebesar apa aku dibayar. Yah, kalian tentu tahu berapa gaji seorang guru honorer. Hanya cukup untuk membeli segelas affogato dingin. Tapi ini bukan tentang affogato. Ini tentang 'KAMI'.

***

Alarm terus berbunyi kencang memecah kesunyian kamarku. Namun aku masih enggan untuk bangun karena semalam sungguh sangat melelahkan. Warung mi Aceh yang dikelola oleh ayahku begitu ramai pembeli. Memang sama seperti hari-hari biasanya sih, namun entah mengapa semalam sangat diluar ekspektasi kami.

"Adeeva.... Adeeva... " suara ibu menusuk gendang telingaku. Seperti samar-samar terdengar. Aku bergegas bangun dan membuka pintu kamar.

"Ya bu... " jawabku lirih dengan mata masih setengah tertutup.

"Sudah jam berapa ini? " tanyanya.

Aku menolehkan kepala ke arah jam dinding kamarku. Oh Tuhan, sudah pukul 6.30. Aku langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi. Hari ini senin ada upacara. Kalau telat aku pasti sangat malu. Anak-anak murid ku pasti menganggapku bukan guru yang baik. Kepala sekolah juga pasti akan menegurku. Bagaimana ini?

Ibu hanya tersenyum melihat aku yang kocar kacir tidak menentu. Ibu sangat tahu bagaimana karakter anak gadisnya ini. Susah sekali untuk bangun. Bahkan sholat subuh saja aku sering kesiangan. Kebiasan buruk yang sepertinya sudah boleh untuk aku buang.

Setelah selesai berkemas, aku langsung turun ke bawah. ibu menyuruhku untuk sarapan tapi aku sudah tidak punya waktu. Segera aku berlari untuk mengambil sepatu heels ku yang aku beli lewat majalah trendy. Heels dengan ukuran 10 cm itu terasa sendal jepit kalau dalam situasi seperti ini.

"Bu... Adeeva pergi ya..." teriakku berpamitan

Aku langsung berlari-lari kecil melewati toko-toko. Bertemu dengan banyak orang-orang dengan berbagai aktivitas mereka. Ada seorang ibu tukang sapu. Sepasang suami istri tua yang baru keluar dari masjid. Abang-abang yang hendak membuka toko-toko mereka. Aku memberi senyum pada mereka meski dalam situasi genting seperti sekarang ini. Sebab melempar senyum pada mereka sudah seperti kebiasaan bagiku setiap pagi.

Matahari pagi yang cerah kemerahan, mulai muncul malu-malu disebalik gunung yang hijau. Ini adalah pulau yang indah. Di sini tak banyak fasilitas yang memadai. Pembangunan di desa ini juga dapat dikatakan belum merata. Mungkin karena pulau, jadi pemerintah belum menjangkaunya sampai ke sini. Namun soal pemandangan, pulau ini sangatlah Indah. Kalau tidak masuk dalam rekomendasi pulau yang wajib di kunjungi, mana mungkin warung kami sering kedatangan pembeli bule dari luar negeri.

Seperti beberapa hari yang lalu, saat ayah sedang memasak mi pesanan pelanggan. Seorang bule masuk dan menanyaka apakah ada daging?

"excuse me, is there meat? "

"Mit.. mit apa? ' tanya ayahayah tidak mengerti maksud si bule.

" meat... meat... " Bule itu kembali mempertegas namun ayah tetap tidak mengerti. Si bule sepertinya tidak begitu mahir berbahasa Indonesia dan ayah juga buta akan bahasa Inggris. Mereka memang sangat cocok saat bertemu. Hehee

Langsung ayah menyuruh ibu untuk memanggilku. Aku sih memang tidak begitu hebat juga dalam berbahasa Inggris. Setidaknya ada beberapa kosa kata yang aku mengerti artinya.

"Meat... oh daging.. ? " Aku menunjukkan padanya daging sapi. Dia mengangguk dengan ekspresi bahagia.

"Daging yah... dia minta mi pakai daging. " Jelasku pada ayah.

Bule itu kembali bertanya...

" Cold drinks? "

" Here... " Aku menunjuknya kulkas minuman di dekat rak jus. Bule itu langsung membukanya dan mengambil dua buah teh botol.

Kalau ingat kejadian itu, aku dan ayah juga ibu suka tertawa. Lucu. Ditambah saat bule itu akan membayar. Ayah tak tahu cara mengatakan tagihan yang harus dia bayar dalam bahasa Inggris. Akhirnya aku sebutkan jumlah tagihan makanannya. Bule itu tampak takjub mendengar bahasa inggrisnya yang lumayan bagus.

Dia mengatakan... "Nice... very nice.. " Aku pun mengucapkan terimakasih padanya. Dan berharap dia akan mampir lagi ke warung kami di lain waktu.

...***...

"Buru-buru amat dek? " sapa salah seorang penjaga toko

"Iya nih, uda telat bang... " Jawabku seraya terus melangkah.

Jarak dari warung ibu ke sekolah memang lumayan jauh. Mungkin sekitar 1 kilometer. Tapi aku sudah terbiasa dengan heel-ku berjalan sejauh itu untuk sampai ke sekolah. Aku juga sebenarnya tidak sendiri, nanti di tengah jalan aku akan bertemu dengan teman seperjuanganku. Namanya Kak Una. Kak Una sudah lebih dari 15 tahun mengabdi sebagai guru honorer. Umur nya juga mungkin sudah sekitar 38 tahunan... dia belum menikah.

"Assalamu'alaikum... kak Una..." Aku memanggilnya dari luar.

"Iya waalaikumsalam. Yuk..." Ajak kak Una.

Kami pun kemudian berangkat bersama menuju sekolah. Dari rumah kak Una ke sekolah memang tidak jauh lagi. mungkin sekitar 500 meteran.

Letak SDN 1 tempat aku mengajar berada di kaki gunung. Lokasinya jauh dari jalan raya. Jadi tidak ada bising kendaraan yang mengganggu kegiatan belajar mengajar. Di sana lah ratusan anak menimba ilmu untuk masa depan mereka. Berbagai latar belakang mereka dan karakter mereka aku temui disini. Ada yang mudah di mengerti ada juga yang sangat sulit untuk didekati. Ada yang patuh, tapi ada juga yang suka menentang. Namun aku tahu, aku disini bukanlah hadir sebagai hakim untuk menghukum mereka jika salah, aku hadir disini adalah sebagai lentera untuk menerangi mereka dengan ilmu pengetahuan. Jadi, seberat apapun yang kujalani dalam mendidik mereka, aku senang dan bahagia. Aku harus ikhlas. Harus punya kesabaran yang luas. Karena aku sadar, jika aku sedang mendidik masa depan negara ini. Yang mana juga akan menjadi masa depanku dikemudian hari.

Sesampainya disekolah. Kak Una mengajakku untuk sarapan terlebih dulu mumpung bel belum berbunyi. Makanan favorite kami adalah nasi goreng Wak Ti di kantin sekolah. Ditambah dengan mi gorengnya sedap sekali. Untung aku tidak terlambat, jadi sempat sarapan. Kalau tidak... bisa sempoyongan saat upacara.

Sesaat kemudian bel pun berbunyi. Aku dan Kak Una bergegas menuju kantor untuk menaruh tas. Bersiap menuju ke lapangan untuk mengikuti upacara bendera. Hari ini kepala sekolah sendiri yang menjadi pembina upacara. Semua siswa sudah berkumpul di lapangan. Membentuk barisan rapih dan tertip. Tapi namanya anak-anak SD, sudah di arahkan tapi masih saja ada yang tidak mau mengikuti. Apalagi murid-murid dari kelas 1, sungguh menguji ke imanan dan kesabaran. Heh...

Siswa kelas enam menyanyikan lagu Indonesia Raya saat bendera sedang di naikkan. Semua mengangkat tangan hormat pada Sang Saka Merah Putih. Bendera kebanggaan kita semua. Dan hari ini, upacara berjalan dengan lancar dan khitmad.

" Hari ini ngajar dikelas berapa? " Tanya kak Una.

" Kelas 3 kak " jawabku.

"Haduh, yang sabar ya... " Kak Una membuatku tidak mengerti.

"Emangnya kenapa kak? " Tanyaku

" Si Fedi tau kan? Keponakannya kepala sekolah. Ampun dah, itu anak bandelnya kuar biasa. Kakak selalu habis kesabaran kalau sama dia. " Kak Una berkata setengah berbisik. Dia mungkin takut jika ibu kepala sekolah mendengarnya.

" Ada-ada aja kakak... " Jawabku sambil tertawa.

"Serius... Ya uda ya, kakak mau ke kelas 6 dulu.. " Katanya sambil berlalu.

Aku menarik nafas panjang. Bagiku sih sebenarnya tidak ada anak yang nakal, tapi yang ada hanyalah anak yang mencari perhatian. Aku tahu cerita tentang Fedi ini. Dia anak yang ditinggal oleh ibunya. Ayahnya kemudian menikah lagi dan tidak membawanya turut tinggal bersama mereka. Jadi Fedi di asuh oleh kepala sekolah. Namanya anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya, sudah tentu dia tumbuh menjadi anak yang tidak terarah. Dia jadi gampang emosi. Suka melawan. Tidak mau mendengar dengan baik. Itu semua dipengaruhi oleh rasa sedihnya yang tak dapat dia ungkapkan.

Aku melangkah menuju ruang kelas 3. Suara hiruk pikuk dan tangisan seorang anak sudah terdengar dari luar. Aku langsung mempercepat langkah kakiku. Saat aku tiba di depan pintu, Fedi sedang menarik rambut salah seorang murid perempuan.

"Ya Allah, Fedi... Lepaskan... " Aku menarik tangan Fedi. Lalu menarik nafas panjang.

"Fedi... ada apa ini Nak? " Tanyaku. Dia menatapku tajam. Auranya jelas dia menentangku.

"Biarin... " Katanya lalu berlari ke kursinya.

"Sakit? " Tanyaku pada anak perempuan itu. Dia hanya menganggukkan kepala.

"Rasain... " teriak Fedi.

"Fedi... nggak baik kayak gitu Nak...Oke? minta maaf sama temannya. " Perintahku.

"Nggak mau... " Dia lalu berlari keluar kelas.

Aku tidak mengejarnya. Aku membiarkan dia melakukan apa yang bisa membuat jiwanya lebih tenang. Aku menyuruh semua murid untuk kembali duduk dan memulai kegiatan belajar.

Anak itu unik. Mereka tak dapat kita tebak. Apa yang membuatnya sering marah dan menentang kita itu semua hanya dia yang tahu. Namun yang harus kita pelajari adalah bagaimana untuk menumbuhkan rasa sabar yang besar saat berhadapan dengan jenis anak seperti ini.

Terpopuler

Comments

S. M yanie

S. M yanie

semangat kak, aku baru belajar nulis, semoga bisa sebagus cerita kakak..

2024-05-29

0

Claudia - creepy

Claudia - creepy

Bisa baca cerita berkualitas tanpa perlu keluar rumah, siapa sangka? 🙌

2024-05-15

1

lihat semua
Episodes
1 Matahari di Pulau Seribu Cinta
2 Kembali ke masa SMA
3 Siapa?
4 Hallo dek!
5 Inikah dia?
6 Musuh Bebuyutan
7 7 Syarat
8 Dia Lucu
9 Tes keberanian
10 Abang!
11 Ambigu
12 Pantai Terindah
13 Surpriseeee...
14 Oh Ternyata!
15 Epilog 1
16 Tuan Putri
17 Foto Praweding?
18 Aku Takut
19 Ramalan
20 Permulaan
21 Perpisahan
22 Pamit
23 Kota Medan
24 Universitas Medan
25 Kembali
26 Semua Berubah
27 Pesan Yang Menusuk
28 Satu Pesan Saja
29 Epilog 2
30 Pertengkaran yang Mengembalikan
31 Kenyataan Pahit
32 Epilog 3
33 Niat Mau putus malah...
34 Abang Sayang Adek
35 SIM cinta
36 Hati-Hati Dijalan
37 Epilog 4
38 Kembali Namun Pergi
39 Kenapa Tuhan?
40 ARUNIKA
41 Putus!
42 Epilog 5
43 Cinta Gila
44 Damai
45 Rasa Yang Pernah Ada
46 Friend For Ever
47 Selamat Tinggal Pulau Seribu Cinta
48 Epilog 6
49 Perjalanan Yang Panjang
50 Wellcome to Ibu Kota
51 Senja Yang Pilu
52 Mati Bareng Yuk!?
53 Lulus
54 Epilog 7
55 Pelakor???
56 Selingkuhan Ayah
57 Menjadi Orang Asing
58 Menunggu Dia Selalu
59 Aku Sayang Ibu
60 Kamu Hebat, Adeeva...
61 Epilog 8
62 Bukan Drama Indosiar
63 Postingan Yang Kejam
64 Terkejut
65 Wedding Dia
66 Selamat Tinggal Masa Laluku
67 Epilog 9 - '44 Doaku Untuknya'
68 Terimakasih Sudah Mencintaiku Sedalam Ini
69 Hallo Dek seasons 2
70 Teddy Bear Ini Kamu
71 Hello Dek season 3
72 Bukan Cinta Sejatiku
73 Pria Bedebah!
74 Doa Yang Tak Terkabul
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Matahari di Pulau Seribu Cinta
2
Kembali ke masa SMA
3
Siapa?
4
Hallo dek!
5
Inikah dia?
6
Musuh Bebuyutan
7
7 Syarat
8
Dia Lucu
9
Tes keberanian
10
Abang!
11
Ambigu
12
Pantai Terindah
13
Surpriseeee...
14
Oh Ternyata!
15
Epilog 1
16
Tuan Putri
17
Foto Praweding?
18
Aku Takut
19
Ramalan
20
Permulaan
21
Perpisahan
22
Pamit
23
Kota Medan
24
Universitas Medan
25
Kembali
26
Semua Berubah
27
Pesan Yang Menusuk
28
Satu Pesan Saja
29
Epilog 2
30
Pertengkaran yang Mengembalikan
31
Kenyataan Pahit
32
Epilog 3
33
Niat Mau putus malah...
34
Abang Sayang Adek
35
SIM cinta
36
Hati-Hati Dijalan
37
Epilog 4
38
Kembali Namun Pergi
39
Kenapa Tuhan?
40
ARUNIKA
41
Putus!
42
Epilog 5
43
Cinta Gila
44
Damai
45
Rasa Yang Pernah Ada
46
Friend For Ever
47
Selamat Tinggal Pulau Seribu Cinta
48
Epilog 6
49
Perjalanan Yang Panjang
50
Wellcome to Ibu Kota
51
Senja Yang Pilu
52
Mati Bareng Yuk!?
53
Lulus
54
Epilog 7
55
Pelakor???
56
Selingkuhan Ayah
57
Menjadi Orang Asing
58
Menunggu Dia Selalu
59
Aku Sayang Ibu
60
Kamu Hebat, Adeeva...
61
Epilog 8
62
Bukan Drama Indosiar
63
Postingan Yang Kejam
64
Terkejut
65
Wedding Dia
66
Selamat Tinggal Masa Laluku
67
Epilog 9 - '44 Doaku Untuknya'
68
Terimakasih Sudah Mencintaiku Sedalam Ini
69
Hallo Dek seasons 2
70
Teddy Bear Ini Kamu
71
Hello Dek season 3
72
Bukan Cinta Sejatiku
73
Pria Bedebah!
74
Doa Yang Tak Terkabul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!