Tak disangka, Alfano Yudhistira seorang CEO angkuh terkena jebakan musuhnya yang memiliki dendam karena lelaki itu telah menghancurkan bisnisnya dengan memberikan obat yg menyebabkan Alfano bermalam bersama gadis yang tidak ia kenal.
Disisi lain, gadis itu merupakan karyawan swasta yang baru saja dipecat dari perusahan besar yang tak lain adalah perusahaan Alfano karena dikhianati oleh pacar sekaligus partner kerja. Ia bernama Asmara Raniata, gadis desa yg berhasil merantau di ibukota tapi naas, kegadisannya diambil oleh CEO mantan perusahaan tempat dia bekerja.
Apakah dari hubungan semalam itu menumbuhkan benih kehidupan dan membuat ikatan antara kedua manusia tak saling kenal menjadi takdir hidup bersama ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cek 500 juta
Jaka yg sudah frustasi mencari bosnya itu, akhirnya menyerah juga. Ia akan menunggu Alfano besok pagi di rumah bosnya sekalian bertemu kembaran Alfano yg bernama Alfani. Jaka diam diam menyukai wanita itu, karena tidak seperti bosnya yg akuh, Alfani jauh berbeda dan berprofesi sebagai arsitek.
.
Pagi pun menjelang dengan mulainya terbit matahari, namun sinarnya tidak bisa menembus kaca mobil mewah Alfano yg memang dibuat hitam. Namun, Asmara mengeliat merasakan tubuhnya sakit semua dan ia merasa sedang berada dipelukan seseorang. Wanita itu mulai sadar dan mengingat kejadian tadi malam bersama mantan bosnya di perusahaan yg telah memecat dia. Sontak, Asmara mendorong tubuh Alfano menjauh dari tubuhnya dan membuat tubuh lelaki itu jatuh dari kursi belakang mobil.
"Aaaah!!! Aku jatuh dr mimpi!! " teriak Alfano merasa ini hanyalah mimpi.
Alfano pun akhirnya terbangun dan menyadari apa yg baru dan terjadi bukan jatuh dari mimpi tapi jatuh dr kursi penumpang mobilnya.
Asmara buru buru membetulkan bajunya, memakai penutup intinya dengan benar yg tadi malam Alfano menurunkannya hingga lutut lalu menarik roknya turun dari pinggangnya. Ketika ia memakai ********** tadi, Asmara melihat ada bercak darah yg sudah kering berada di kulit pahanya. Sudah jelas itu darah gadis yg sudah diambil Alfano. Wanita itu menahan tangis karena percuma saja menangis kalau sudah terjadi.
Alfano yg masih setengah sadar mendudukan tubuhnya meskipun masih dibawah kursi dan merasakan ada seseorang yg berada duduk diatasnya. Ia menoleh keatas lalu matanya melotot tidak percaya bahwa ada wanita yg berwajah kusut rambut acak2an namun masih terlihat cantik. Alfano tidak peduli jika wanita didepannya itu cantik sehingga lelaki itu melihat wanita didepannya seperti tidak suka lalu merasa dibagian bawahnya tak tertutup apa apa. Alfano pun beralih pandangan melihat bagian itu dan sontak menutupnya dengan dua tangannya.
Asmara yg tidak peduli lagi soal lelaki dibawahnya itu, ia hanya ingin segera keluar dari mobil lelaki brengsek seperti mantan bosnya.
Alfano segera menarik celananya lagi agar terpasang dengan benar, namun terhenti ketika memperhatikan sesuatu miliknya ada bercak darah, Ia langsung melanjutkan memakai celananya.
"Apakah darah di bagian milikku ini adalah milikmu?" tanya Alfano polos seperti tidak ingat sama sekali apa yg telah ia perbuat tadi malam.
Asmara yg mendengar pertanyaan itu hanya diam.
"Sekali lagi aku tanya, apakah itu darah milikmu?" tanya ulang Alfano dengan nada lebih menekan.
Asmara tidak ingin menambah kesuraman hidupnya dengan berteriak teriak atau mendengar kan orang teriak hanya menjawab singkat "Iya".
"Aku akan bayar keperawananmu, kamu butuh berapa?" tanya Alfano seperti orang tak punya hati menganggap keperawanan seorang wanita yg dia ambil secara paksa tadi malam bisa diganti dengan uang.
"Aku tidak butuh uangmu. Aku hanya ingin keluar dari sini" kata lemah Asmara tak bertenaga. Memang Asmara hanya ingin keluar dr mobil itu, ingin segera pergi dari lelaki brengsek seperti Alfano.
"Kamu pasti tau aku kan, aku adalah CEO muda perusahaan batu bara yg terkenal di seluruh Indonesia tidak akan meminta gratisan dari wanita seperti mu!" seru Alfano dengan senyuman merendahkan.
Asmara mengenggam roknya dengan kuat karena merasa terhina.
"Mohon maaf Tuan CEO! anda yg menarik saya kesini dan memaksa berhubungan badan yg tidak saya setujui. Jangan menghina saya! Saya bisa menuntut anda atas dugaan pemerkosaan dan pelecehan seksual, paham!" balas Asmara tak kalah sengitnya.
"Wanita ini sungguh berani" batin Alfano dengan seringai senyum diwajahnya.
"Hahaha, kamu berani mengancam saya ya" sahut Alfano dengan sinis.
"Ini bukan ancaman tapi hukuman untuk anda yg sudah main seret saja wanita tak bersalah dan jadikan pelampiasan!" seru Asmara yg sudah tak bisa menahan marah dan sakit tubuhnya.
"Kamu tidak bisa mengalahkan saya hanya dengan ancaman itu. Uang bisa membeli hukum dinegeri ini. Semua media akan tutup mulut jika kamu melaporkan nya. Tapi kamu akan menerima hal sepadan tentang keamanan keluarga mu yg akan segera aku cari dan hancurkan seperti km menghancurkan nama baik ku" ucap Alfano yg lagi lagi tidak merasa bersalah atas perbuatan laknatnya.
Asmara mengerat kan gengaman nya seperti ingin memukul lelaki yg didepannya saat ini tapi ia menahan diri agar segera selesai dan keluar dari mobil.
Sudah merasa lelah berdebat, Asmara pun dengan nada lemah meminta untuk dibiarkan keluar.
"Tolong tuan lepaskan saya saja dr sini, saya mohon" pinta Asmara dengan nada lembut dan terdengar tak bersemangat.
Alfano mulai merasakan rasa bersalah di hatinya melihat kondisi wanita itu yg sudah tidak memiliki tenaga.
"Aku tidak ingin menyesal tanpa memberimu apa apa" balas Alfano sambil berusaha meraih sesuatu di saku belakang jok kursi supir yang ternyata adalah sebuah cek. Sudah biasa jika seorang CEO membawa cek kemana mana emang duitnya dah ditimbun.
"Entah kamu pake atau buang itu terserah padamu. Aku hanya bisa sebatas bertanggung jawab dengan uang ini, itung itung ganti rugi dan bisa kamu manfaatin buat hidup selanjutnya" lanjut Alfano lalu memberikan cek yg sudah ia isi dengan nominal uang yg diberikan kepada Asmara dan tanda tangannya.
Amarah Asmara sudah diujung tangannya, ia melepas genggaman erat pada roknya dan tiba tiba diangkatnya tangan itu dan menampar keras salah satu pipi Alfano yg sedang mengulurkan tangannya memberikan cek.
"Bangsat kamu! Aku sudah bilang, aku hanya perlu kamu keluar kan dari sini! Aku tidak ingin uangmu karena aku tidak menjual tubuhku! Jika aku menerima uangmu sama saja aku pelacur!" teriak Asmara dengan amarah yg mengebu gebu tanpa ada rasa takut di wajahnya karena menampar seorang CEO.
Alfano tidak marah dengan tamparan itu dan malah tertawa terbahak bahak menerima tamparan pertamanya yg ia terima selama hidup 27 tahun. Ia sangat salut melihat keberanian wanita yg telah menamparnya itu.
"Sudah cukup marahnya? Sudah puas bisa nampar? " kata Alfano dengan wajah kembali serius setelah tertawa.
Melihat mata Asmara seperti menyala karena amarah, Alfano pun kembali menyodorkan cek yg sudah ia buat.
"Terima cek ini lalu pergilah!" seru Alfano dengan menyodorkan cek sambil mengambil kunci disakunya yg masih ia simpan sejak menggunakannya untuk mengunci mobil tadi malam dan sekarang gantian ia tekan tombol buka pintu. Memang mobil mewah miliknya harus dibuka atau tutup hanya bisa menggunakan tombol di kunci atau handphone yg ia miliki. Tidak ada bagian kunci di pintu mobil itu.
Asmara yg lagi lagi sudah makin tak bertenaga berdebat apalagi mengerahkan sisa tenaga terakhir nya untuk teriak dan menampar Alfano barusan. Ia menarik cek itu dengan kasar dan membuka pintu yg sudah tak terkunci.
"Sana pergi lah! Bawa uang 500 juta itu untuk bersenang-senang" teriak Alfano ketika melihat Asmara sudah menjauh dari pandangan nya.
Asmara yg belum ingin melihat cek yg dia terima pun dan langsung dimasukkan di saku blazer dan mengabaikan teriakan lelaki kurang ajar tak bertanggung jawab yg terdengar di telinganya.
"500 juta? Keperawananku dibayar 500 juta" gumam Asmara dengan tetesan air mata lalu terkikih seperti orang yg terlihat tidak waras. Ketawa ketawa sendiri dengan menangis. Itulah perasaan Asmara sedih, sesal, kecewa, merasa dirinya hina, tak berharga, serta luka hati dan fisik yg ia terima. Ia tak menyangka tubuhnya bisa dibeli dengan uang.
Ketika dia sudah berada dipinggir jalan raya, menghentikan taxi untuk segera kembali ke kosannya. Ya, Asmara masih menjadi anak kos di Jakarta selama hampir 2 tahun bekerja di perusahaan Batu Bara milik Alfano.
Dia berasal dari desa di daerah Bandung, Jawa Barat yang berhasil merantau ke Jakarta. Namun siapa sangka, kekasihnya yg bekerja di Batu Bara juga menjebak Asmara dan membuat ia di pecat tidak hormat. Siapa sangka lelaki yg ia impikan akan menjadi suami masa depannya akan berkhianat seperti ini hingga ia berani meluapkan amarahnya datang ke club yang tidak pernah dia datangi sebelumnya.
Tapi naas, niat untuk bersenang-senang dengan suasana baru malah dia mendapatkan malam tak terduga oleh bos perusahaan tempat ia bekerja sebelumnya.