Viona merasa heran dengan perubahan sikap suaminya yang bernama Bara. Yang awalnya perhatian dan romantis tapi kini dia berubah menjadi dingin dan cuek. Dia juga jarang menyentuhnya dengan alasan capek setelah seharian kerja di kantor. Di tengah- tengah kegundahan dan kegelisahan hatinya, sang adik ipar yang bernama Brian, pemuda tampan yang tampilannya selalu mempesona masuk ke dalam kehidupan viona dan mengisi hari- harinya yang hampa. Akankah hati Viona akan tergoda dengan adik ipar dan menjalin hubungan terlarang sengannya karena merasa diabaikan oleh sang suami....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Bertemu Karin
Lima hari kemudian Viona didampingi oleh pengacara rekomendasi dari Brian pun mendatangi pengadilan agama untuk mendaftarkan perceraiannya. Dia berharap perceraian dengan Bara akan berjalan dengan mulus tanpa ada penghalang apapun. Iya, Viona memang sudah mantap untuk bercerai dari Bara. Baginya pengkhianatan Bara sudah cukup membuat hatinya hancur. Walapun Bara mengatakan masih mencintai Viona, tapi buat Viona apa yang dilakukan oleh Bara sudah tidak bisa dimaafkan lagi. Apalagi dia selingkuh dengan adik kandung Viona sendiri. Sakit yang Viona rasakan pun berkali- kali lipat.Tak ada lagi kata maaf untuk Bara.
Setelah mendaftarkan perceraian, Viona pergi ke supermarket untuk berbelanja kebutuhan rumah. Hari ini dia akan memasak untuk Brian. Makanya dia akan membeli bahan makanan. Iya, sampai hari ini Viona masih tinggal di apartement Brian.Sedangkan Brian tinggal di rumah orang tuanya. Tapi setiap pulang kantor Brian akan mampir ke apartemen untuk melihat keadaan Viona.
Sekitar tiga puluh menit berbelanja, Viona pun keluar dari supermarket dengan menenteng beberapa kantong belanjaan. Ketika sedang menunggu taksi on line di depan pintu keluar supermarket, Viona melihat mobil mewah melintas di depannya lalu masuk ke tempat parkir. Tak lama kemudian seorang perempuan keluar dari mobil mewah tersebut. Iya, dia adalah Karin. Melihat Viona yang sedang berdiri di depan pintu keluar Karin pun menghampiri sang kakak.
"Kakak..." seru Karin. Viona pun menoleh ke sumber suara.
"Karin..." ucap Viona.
"Kak, apa kabar...? Kakak ke mana saja..? Ayah ,ibu dan juga kak Bara mencarimu kak. Mereka mencemaskan kakak...." tanya Karin.
"Aku sekarang tinggal di rumah teman..." jawab Viona dengan datar, sebenarnya dia tidak ingin berbicara pada Karin.
"Kak, maafin aku ya, gara- gara aku, hubungan kak Viona sama kak Bara jadi berantakan...." ucap Karin memasang muka sedih.
"Kamu sudah menikah dengan mas Bara...?" tanya Viona.
"Sudah kak, lima hari lalu. Kenapa kakak nggak datang ke pernikahan kami...?" tanya Karin.
Viona pun hanya melirik sekilas ke arah Karin. Rasanya benci sekali mendengar pertanyaan Karin yang sama sekali tidak berperasaan itu. Bagaiman mungkin Viona sudi menghadiri pernikahan Karin dengan suaminya.
"Oya kak, mamah nya kak Bara itu baik banget deh sama Karin, lihat tuh kak, baru menikah dua hari ,Karin langsung dibelikan mobil keluaran baru sama mama Rika. Katanya sebagai hadiah pernikahan dan hadiah kehamilan aku kak...." ucap Karin dengan begitu antusias sambil menunjuk mobilnya yang terparkir di depan supermarket.
"Oh, bagus lah, kamu pasti senang sekali mendapat hadiah semewah itu...." ucap Viona .
"Ya jelas bahagia banget lah kak, aku nggak nyangka bakalan akan seberuntung ini...." jawab Karin sambil mengembangkan senyumannya.
"Kalau kakak dulu pernah dikasih apa sama Mama Rika..? " tanya Karin.
"Aku pernah dibelikan perhiasan sebagai hadiah pernikahan...." jawab Viona.
"Perhiasan doang...?" tanya Karin. Viona pun mengangguk
"Menikah hampir tiga tahun hanya dikasih perhiasan doang sama mama Rika...?" tanya Karin.
Iya, mama Rika memang pernah membelikan Viona perhiasan sebagai hadiah pernikahannya bersama Bara. Tapi setelah enam bulan menikah dan Viona belum kunjung hamil, jangankan memberikan Viona hadiah, sikap mama Rika pun mulai berubah jutek padanya. Baginya normalnya seorang perempuan setelah menikah dua atau tiga bulan sudah harus hamil, jika dia atas empat bulan belum hamil berarti rahimnya tidak subur. Dan jika sampai bertahun- tahun pernikahan tapi belum hamil juga berarti perempuan itu mandul.Begitulah kira- kita pemahaman mama Rika.
"Aduh malang banget sih nasib kamu kak. Oya , kakak beneran mau menceraikan kak Bara...? Yakin nggak akan nyesel nanti...? Kan selama ini kak Viona selalu bergantung pada kak Bara. Nanti kalau kak Viona cerai sama kak Bara siapa yang akan menanggung hidup kakak..?" tanya Karin.
"Emang kak Viona bisa apa tanpa kak Bara...? Kak Viona memangnya bisa kerja...? Kerja apa..? Kakak kan nggak kuliah, bisa apa memang...? Palingan jadi pelayan...." lanjut Karin.
Sementara Viona hanya bisa menahan emosi medengar semua ocehan Karin yang terkesan sombong itu.
"Eh, tapi ada benarnya juga sih kalau kak Viona cerai dari kak Bara, lagian kak Viona kan nggak bisa ngasih kak Bara anak, sementara Karin udah hamil anak kak Bara, pastinya kak Bara akan lebih sayang sama Karin dong nantinya dari pada sama kak Viona. Yang ada nanti kak Viona cemburu sama Karin trus melakukan hal buruk sama Karin... Aduh ngeri deh... Ya udah lah kak, kakak cepat- cepat cerai sama kak Bara aja dari pada nanti kak Viona tekanan batin...." ucap Karin.
"Iya Karin , aku akan secepatnya menceraikan mas Bara. Lagian aku sudah muak jadi istrinya seorang pengkhianat...." jawab Viona.
"Oya Karin , aku duluan ya, taksi pesananku sudah datang. Oya satu lagi, semoga kamu nggak menyesal telah menghancurkan rumah tangga kakak kandungmu sendiri...." ucap Viona lalu berjalan menuju taksi on line.
Karin pun hanya tersenyum sinis sambil menatap kepergian sang kakak.
"Ya nggak mungkin lah aku menyesal, kak Bara kan orang kaya, apapun akan dia berikan padaku. Dan sebentar lagi akan jadi ibu dari anaknya kak Bara, aahkkk pasti aku akan semakin disayang sama kak Bara..." ucap Karin sambil mengusap perutnya yang masih Rata.
"Lagian kak Viona itu jadi istri nggak bisa memuaskan suami sih makanya suaminya selingkuh sama aku..." ucap Karin tertawa pelan sambil terus mengusap perutnya.
Tiba- tiba ponsel Karin berdering. Karin segera mengambil ponselnya di dalam tas.
"Ih ,ngapain dia telpon..." ucap Karin terlihat kesal sambil menatap layar ponselnya.Lalu dia menggeser tombol warna hijau.
"Ada apa kamu telpon- telpon aku....?" tanya Karin. Iya, yang menelpon Karin adalah Robby kekasih Karin yang bekerja di kilang minyak lepas pantai.
"Sayang kok kamu ngomong gitu sih, aku kangen sama kamu makanya aku nelpon kamu..." jawab Robby.
"Eh Robby, kamu nggak usah nelpon aku lagi deh , aku udah nggak butuh kamu. Kita putus....!" ucap Karin.
"Kok gitu sih sayang, memangnya aku salah apa sama kamu tiba- tiba kamu putusin aku...?" tanya Robby tidak terima ucapan Karin.
"Ya aku udah nggak butuh kamu dan nggak cinta lagi sama kamu. Dan aku sekarang sudah punya pengganti kamu yang lebih tampan dan lebih kaya dari kamu...." jawab Karin.
"Sayang, kok kamu tega banget sih sama aku, kita sudah dua tahun pacaran, sudah banyak kenangan manis yang sudah kita lalui bersama...apa kamu tidak...''
"Halah sudah lah Robby, semua yang pernah kita lalukan berdua itu sama sekali nggak ada artinya buat aku. Dan aku sudah lama melupakannya. Dan mulai sekarang kamu nggak usah hubungi aku lagi karena aku sudah menikah..." ucap Karin.
"Apa ...? Kamu sudah menikah...? Menikah dengam siapa..? " tanya Robby kaget.
"Yang pasti aku menikah dengan orang kaya yang bisa memenuhi kebutuhan hidup aku..." jawab Karin.
"Sayang, memangnya aku kurang apa lagi, selama ini aku sudah baik sama kamu, aku mencintai dan menyayangi kamu dengan tulus. Aku juga tiap bulan kirim uang buat kebutuhan kamu. Tapi kenapa kamu tega mengkhianati aku...?" tanya Robby.
"Ya elah Robby, kamu baru bisa ngirimi aku uang lima juta sebulan aja bangga...? Eh dengar ya Robby, lima juta itu buat makan satu bulan aja nggak cukup. Jadi kamu nggak usah bangga, itu uang kecil , nggak ada artinya buat aku. Sekarang aku udah punya suami yang bisa memberiku uang puluhan juta setiap bulan. Aku nggak butuh kamu lagi...'' jawab Karin.
"Dan ingat ya, aku sekarang sedang hamil sekarang..." ucap Karin.
"Apa..? Hamil..? Kamu hamil Karin...? Apa itu anak aku...?'' tanya Robby.
"Eh kamu jangan sembarangan ya, aku hamil anak suamiku....!'' seru Karin kesal.
"Tapi kita juga pernah melakukannya sama kamu Karin, bahkan terakhir aku pulang kita selalu melakukannya setiap hari di hotel, dan di rumah orang tua kamu, bisa saja kan yang di dalam perutmu itu anakku...?" ucap Bobby.
"Kamu ini ngak tahu apa- apa Robby, kamu nggak usah ngaku- ngaku anak dalam kandunganku ini anakmu. Dia anak suami aku..." seru Karin lalu mematikan sambungan telponnya secara sepihak dan langsung memblokir nomor Robby.
Karin lalu masuk ke dalam supermarket untuk berbelanja, tadi pagi setelah memuaskan Bara , dia di transfer sejumlah uang oleh suami sirinya itu.
****
Flash back
Tiga bulan lalu ketika Robby cuti kerja selama dua minggu ,dia dan Karin memang melakukan hubungan suami istri hampir setiap hari. Dan setelah masa cuti habis Robby kembali ke tengah laut melanjutkan pekerjaannya. Dan setelah itu Karin menjalin hubungan terlarang dengan Bara, sang kakak ipar. Karena dia merasa kesepian di tinggal Robby, mereka pacaran jarak jauh, hanya enam bulan sekali ketemunya. Tentunya Karin merasa ada yang hilang dalam dirinya.
Biasanya ada yang menemaninya, mencumbunya, dan memenuhi hasratnya tapi begitu Robby kembali ke tempat kerjanya, Karin sendirian lagi. Karin begitu merindukan moment- moment yang pernah dia lakukan bersama dengan Robby.
Awalnya Karin hanya iseng saja menggoda kakak iparnya tersebut, dan Bara selalu menolak ajakan - ajakan Karin untuk bermain- main dengannya karena dia sangat mencintai Viona sang istri. Tapi lama -kelamaan pendirian Bara pun akhirnya goyah. Dia tidak dapat lagi menahan hasratnya kepada Karin yang selalu menggodanya di sela- sela kerjanya. Apalagi selama Karin menjadi sekertarisnya , dia selalu menggunakan pakaian yang begitu seksi yang memperlihatkan bagian- bagian tubuhnya yang begitu menggoda kaum laki- laki.
Akhirnya untuk pertama kali Bara melakukan hubungan terlarang bersama Karin di dalam ruang kerjanya. Merasakan hal yang berbeda saat melakukan bersama Karin, Bara pun jadi ketagihan. Bahkan dia selalu menginginkan tubuh Karin kapan pun dan di mana dia mau.
Mereka selalu menghabiskan waktu di sebuah hotel ketika pulang kerja. Mereka melakukannya sampai puas hingga pulang larut malam. Dan Bara berbohong pada Viona jika dia pulang malam karena baru saja lembur kerja.
Karena sering melakukannya bersama Karin, Bara bahkan sudah tidak selera lagi melakukannya bersama Viona istrinya sendiri. Apa lagi Viona dan Karin itu perbedaannya jauh sekali jika di atas ranjang. Viona begitu kalem dan hanya bisa pasrah jika di atas ranjang bersama dengan Bara. Tapi Karin beda, dengan pengalaman yang dia punya Karin begitu pandai memuaskan Bara. Karin begitu agresif dan liar, hingga membuat Bara puas dan kadang kuwalahan. Dan terus saja ketagihan dengan tubuh Karin.
Bahkan Bara tidak mempermasalahkan keadaan Karin yang saat pertama melakukan hubungan bersamanya dia dalam keadaan sudah tidak perawan. Lain halnya dengan Viona yang ketika malam pertama dia masih tersegel.
Bagi Bara jaman sekarang sudah tidak heran jika banyak gadis tapi sudah tidak perawan lagi. Baginya yang terpenting Karin bisa memuaskannya itu sudah lebih dari cukup. Dan sebagai gantinya Bara selalu memenuhi kebutuhan Karin. Apapun yang Karin mau selalu Bara turuti selagi dia masih mampu membelinya. Tak heran jika Karin mempunyai barang- barang mahal setelah menjalin hubungan bersama Bara. Beda ketika dia bersama Robby yang hanya di kasih uang lima juta rupiah dalam satu bulan.
Bersambung...