Menantu Yang Tidak Diinginkan sebuah cerita yang dialami seorang wanita yang tidak diinginkan oleh mertuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Asiseh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3
Nita melihat tubuhnya memang dirinya dari dulu kurus meski banyak makan tidak berpengaruh dengan tubuhnya, tidak ada yang salah dengan tubuhnya lalu maksudnya apa berbicara seperti itu, pikir Nita.
“Sudah biarkan saja dia memang selalu makan seperti itu berbeda dengan kamu yang selalu menjaga penampilannya” ucap Dara
Nita menatap Surya meminta suaminya itu untuk membelanya, namun sepertinya Surya tidak memahami kode dari tatapannya Surya acuh dan malah melahap makanannya.
“Memang kenapa dengan porsi makan aku? Perasaan porsi makan aku biasa tidak terlalu banyak mungkin porsi makan kamu saja yang terlalu sedikit seperti kucing” cibir Nita
Nita sudah sangat kesal, apalagi sang ibu mertua juga memojokkannya.
“Nita kamu bicara apa, Fifi itu tamu jangan sembarang bicara” sentak Dara
Nita hanya menunduk dan kembali melanjutkan makannya, berbeda dengan Fifi yang menatap Nita tidak suka.
Sudah pasti perasaannya sangat senang karna Dara lebih membelanya daripada Nita.
“Sudahlah kenapa jadi ribut karna porsi makanan lagian kita untuk sarapan dan mengenyangkan perut jadi tidak perlu debat lagi” lerai Surya
Setelah selesai sarapan Surya dan Nita berpamitan untuk berangkat bekerja, di rumah hanya ada Fifi dan Dara.
“Memang yang membereskan ini semua tante ya, seharusnya kan dia sebagai istri” ucap Fifi
“Iya biasanya juga dia tapi hari ini biar tante saja kamu tunggu di sana ya sambil nonton tv tante hanya sebentar”
“Iya tante”
Fifi melihat sekeliling rumah yang menurutnya lebih besar dari rumahnya itu tapi sayangnya tak ada pembantu di sana karna Dara melarang agar bisa lebih berhemat alhasil Dara yang harus membereskan padahal niat awalnya Nita yang harus mengerjakan semuanya, meski tidak banyak karna sebagian sudah dikerjakan Nita.
“Harusnya aku yang ada di rumah ini bukannya perempuan tidak jelas itu” keluh Fifi
Padahal rumah yang ditempati ini atas nama Nita karna Nita yang membeli.
Sebelum tinggal di sini, mereka tinggal di kampung yang sama tapi dengan rumah yang sederhana karna memang gaji Surya tidak cukup jika harus membeli rumah yang lebih besar. Hingga Nita dapat bonus dan juga dirinya yang berhasil memenangkan proyek jadilah Nita bisa membeli rumah ini.
Rumah lama mereka masih ada dan tidak dijual. Fifi diberitahu tetangga kalau Surya dan ibunya pindah setelah menikah beberapa bulan dan alamatnya pun diberikan oleh tetangganya, jaraknya juga tidak terlalu jauh hanya beberapa meter dari rumah lamanya.
“Maaf ya tante lama” ucap Dara menghampiri Fifi
“Tidak apa-apa kok tan, lagi pula aku juga tidak lama menunggunya” jawab Fifi
“Oh iya kamu ke sini sendiri?” tanya Dara
“Saat ini iya tan, tapi mamah sama papah juga akan menyusul karna mereka akan pindah ke sini lagi”
“Benarkah?”
“Iya tan, papah dipindah tugaskan ke sini lagi jadinya kita balik lagi ke sini. Aku sengaja lebih dulu karna aku sudah kangen sama tante dan juga mas Surya” Fifi berbinar menceritakannya
“Kamu masih menyukai Surya?”
Pertanyaan itu membuat Fifi menatap Dara.
“Maaf tante kalau aku lancang apalagi mas Surya sudah punya istri tapi aku tidak bisa bohong kalau aku tidak bisa melupakan mas Surya, di sana pun aku selalu ingin bertemu dengan mas Surya namun karna jarak yang jauh jadi aku tidak bisa menemui mas Surya” wajah Fifi berubah sendu
“Tidak apa-apa tante paham, kamu dan Surya juga sudah kenal lama jadi wajar jika perasaan yang kamu rasakan itu tidak mudah hilang”
“Tante tidak marah?”
“Tentu saja tidak untuk apa aku marah karna dari awal aku memang ingin kamu yang menjadi menantu tante bukan si Nita itu”
“Kenapa tante merestui hubungan mereka kalau memang tante tidak menyetujuinya?”
“Kalau bukan karna Surya yang merengek minta direstui tante juga tidak mau merestui”
“Mungkin Nita pakai pelet sampai mas Surya mau dengannya apalagi dia hanya anak yatim piatu pasti sehari-harinya hanya numpang hidup”
“Gaji Nita lebih besar daripada Surya jadi dia bisa membeli semua keperluannya tanpa meminta uang dari Surya meski Surya tetap memberinya sebagai nafkah darinya” jelas Dara
Sontak Fifi terkejut, ia kira Nita hanya bekerja dengan gaji yang tidak seberapa sehingga ia dengan mudah menyingkirkannya tapi ia salah.
“Apa tante menyayanginya karna gajinya lebih tinggi dari mas Surya?”
“Tentu saja tidak, dari awalkan memang tante tidak suka dia juga pelit meski gajinya banyak tante dikasih kalau tante sudah minta sama Surya tapi kalo untuk dirinya sendiri dia boros banget tante makin tidak suka. Masak tante minta buat belanja-belanja hanya dikasih sedikit itupun jarang banget kalau sendirinya yang belanja pasti banyak”
“Itu tandanya dia tidak menganggap tante sebagai mertuanya, tante harus hati-hati karna bisa jadi dia bersikap yang lebih pada tante apalagi kata tante gajinya lebih tinggi dari mas Surya” Fifi mencoba membuat Dara semakin benci pada Nita
“Kamu benar, aku akan meminta Surya untuk lebih berhati-hati”
“Harus itu tante, selama ini tante hanya dijadikan pembantu sama dia”
Dara mulai termakan dengan omongan Fifi. Sedangkan Fifi tersenyum melihat Dara yang termakan omongannya.
Cukup lama mereka mengobrol, mulai dari tentang Nita, Surya dan juga hal lainnya.
Sedangkan Surya yang berada di kantornya dibuat pusing karna pekerjaan hari ini sangat banyak dan memakan waktu, sepertinya dirinya akan lembur dan Surya mengirim pesan pada Nita kalau dirinya akan lembur.
Nita yang melihat ada notifikasi di ponselnya langsung membaca pesan singkat yang dikirim oleh suaminya itu.
Mas Surya
Sayang, aku lembur jadi kamu tidak perlu menunggu untuk makan malam
Nita pun membalas pesan sang suami
Anda
Iya mas, kamu jangan lupa nanti makan ya
Setelah membalas pesan, Nita pulang dari kantor.
Sesampainya di rumah, Nita langsung masuk ke kamarnya dan membersihkan dirinya kemudian Nita melakukan kewajibannya.
Hari sudah mulai gelap, Surya masih belum datang sedangkan Nita menunggu sang suami.
“Apa aku tidur saja ya, aku sudah sangat mengantuk. Aku coba hubungi mas Surya dulu kalau masih lama aku akan tidur duluan” ucap Nita
Tut tut tut
Surya tidak menjawab panggilan dari Nita.
“Aku tidur saja, nanti mas Surya pasti membangunkan aku kalau sudah datang” Nita pun memejamkan matanya dan langsung tertidur karna dirinya sangat lelah
Nita sudah tertidur pulas.
Sementara itu Surya yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya langsung bergegas untuk pulang. Surya menaiki motornya dan melajukannya ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, Surya masuk ke dalam kamarnya. Kemungkinan penghuni ibu dan istrinya sudah tidur karna lampu sudah dimatikan.