Revina di jebak oleh kakaknya sehingga ia harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Felix yang baru saja keluar dari penjara hari itu tiba-tiba dipaksa menikah dengan seorang wanita.
Jasee merasa hidupnya akan sangat bahagia jika ia menikah dengan seorang laki-laki tampan dan kaya.
Sean menikah dengan siapapun itu tidak penting lagi untuk dirinya. Ia mengganggap wanita itu semua sama saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bekas Narapidana
Hari kini sudah berganti pagi. Revina terbangun dari tidurnya terkejut melihat Felix sedang tertidur pulas di sampingnya. Belum habis rasa kesalnya kepada pria itu tadi malam, kini pria itu membuat ulah lagi. Revina sudah memerintahkan Felix untuk tidur di sofa. Tapi, sepertinya ia berpindah ke kasur saat Revina sudah tertidur.
Setelah Revina berpakaian dengan rapi bersiap untuk pergi bekerja, Felix masih belum bangun.
"Astaga. Pria ini !" kesal Revina melihat ke arah tempat tidur.
"Felix bangun ! Hey, bangun !" Revina mencoba membangunkan suaminya. Tapi pria itu tetap tidak terganggu tidurnya.
"BANGUN !" jerit Revina tepat di telinga Felix dan ternyata berhasil. Felix mulai mengerjabkan mata.
"Nyaman sekali tidur mu, ya !" Revina bercakak pingang, menatap tajam ke arah suaminya.
"Maaf, tadi malam tidur ku tidak nyaman jadi aku pindah ..."
"Sudah-sudah sekarang cepat mandi. Kata mu mau mencari pekerjaan hari ini." Revina mengingatkan Felix, kemudian ia mengambil tasnya dan langsung keluar dari kamar.
"Pengantin baru sudah masuk kerja hari ini ? di mana suami mu." tanya Jasse yang melihat Revina turun ke meja makan hanya sendiri.
"Jasse !" Asila menegur Jasse karena Jonatan tidak suka berbicara ketika sedang di meja makan. Apa lagi Jesse menanyakan dengan nada mengejek.
Revina langsung mengambil tempat duduk dan memulai sarapan tanpa memperdulikan pertanyaan dari saudarinya. Jonatan meninggalkan meja makan setelah selesai sarapan di ikuti oleh istrinya yang akan mengantar ke depan.
"Aku pikir kau akan pergi berbulan madu setelah menikah. Aku sudah siap untuk mengambil alih pekerjaanmu di kantor selama kau pergi."
Revina hanya menatap tajam ke arah Jasse, malas untuk menjawabnya. Energinya sudah habis karena pagi-pagi Felix sudah membuatnya kesal.
"Oh, ya. Aku lupa. Suami mu itu pengangguran, bagaimana bisa dia mengajak mu pergi berbulan madu." ucap Jasse sambil menertawakan Revina.
"Bukan urusan mu." jawab Revina dingin.
"Tapi itulah kenyataannya." balas Jasse sambil berlalu pergi dari sana bersamaan dengan Felix yang baru saja turun.
"Di mana semua orang ?" tanya Felix yang hanya mendapati Revina sendiri di meja makan.
"Sudah pergi." jawab Revina malas.
Beberapa saat kemudian Revina juga pergi setelah menyelesaikan sarapannya tanpa menunggu Felix. Terserah laki-laki itu mau berbuat apa. Bukan urusannya.
"Tunggu !" Felix mengetuk pintu jendela saat Revina mulai mengeluarkan mobilnya dari garasi.
"Boleh aku menumpang ?" tanya Felix dan Revina menghentikan mobilnya, membiarkan Felix masuk.
"Kau mau ke mana ?" Revina fokus mengemudikan mobil. Matanya melihat jalanan, bertanya tanpa melirik ke arah Felix.
"Aku, tentu saja mau mencari kerja." jawab Felix santai.
"Ck. Itu aku tahu. Maksudku kau mau menumpang sampai di mana ?" Revina sudah mulai kesal.
"Belum tau." membuat Revina bertambah kesal dengan jawaban Felix.
Astaga, aku bisa jadi gila jika terus bersama dengannya. Batin Revina.
"Begini saja. Biar aku yang mengantar mu ke kantor. Setelah itu aku akan membawa mobil mu." saran Felix yang langsung di jawab tegas oleh Revina.
"NO !"
"Mengapa ? Kau tidak percaya pada ku ? aku kan.."
"Siapa yang percaya pada bekas Narapidana seperti mu." Revina segera memotong perkataan Felix.
"Sudah aku katakan. Aku di penjara karena berbuat kerusuhan. Bukan memperkosa atau mencuri." Felix mengingatkan sekali lagi kepada Revina.
"Sama saja." balas Revina sambil terus menjalankan mobil menuju kantornya.
"Terang-terangan kau sudah merampok uang ku ratusan juta tadi malam." lanjutnya lagi. Mengingatkan Felix yang tadi malam tak hanya membeli pakaian dan sepatu. Laki-laki itu bahkan minta di belikan ponsel dan juga jam tangan yang harganya tidak murah.
"Ah, itu. Setelah dapat pekerjaan aku janji akan mengembalikan semua uang mu. Tenang saja."
Akhirnya Revina mengizinkan Felix membawa mobilnya, setelah pria itu menyerahkan kartu tanda penduduk serta mengakses GPS di ponsel milik Felix. Agar pria itu tidak melarikan diri.