Niken Anjani adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang jatuh cinta pada om nya sendiri yang bernama Rayendra, meskipun cintanya selalu bertepuk sebelah tangan dan tak pernah terbalas, karna Rayen hanya menganggapnya sebagai keponakan, meskipun begitu Niken tetap gencar mendekati om nya tersebut dengan cara apapun, hingga suatu saat ia berharap Rayendra akan melihat padanya dan membalas perasaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Bukan Anak Kecil
Viona terus menatap kepergian Rayen.
''Kenapa sih mas Rayen perduli banget sama keponakannya itu,dia kan sudah besar,kalau gini terus aku yakin gadis kecil itu akan jadi penghalang untuk hubunganku dengan mas Rayen kedepannya.'' gumam Viona
Sedangkan saat ini Niken sedang berada dipinggir jalan untuk menunggu taksi yang lewat.
''Duh mana lagi taksinya,kok gk ada yang lewat sih, udah panas gini lagi.'' gerutunya
Tin-tin-tin..
Terdengar suara klakson mobil dari belakang,membuat Niken terpaksa menepi untuk memberi jalan pada mobil tersebut,namun siapa sangka ternyata itu adalah mobil milik om nya sendiri.
''Niken ayo cepetan masuk!" pinta Rayen sambil membuka pintu mobil dari dalam.
''Gk usah,om urusin aja si tante pirang itu,biar aku pulang naik taksi aja.'' ucapnya
''Niken ayo dong sayang, lagi pula sampai kapan kamu mau berdiri disitu,nanti kulitmu hitam loh.'' ucap Rayen lagi.
''Mendengar ucapan Rayen tentu saja Niken tak ingin kulitnya menjadi hitam,dan akhirnya dengan wajah yang masih ditekuk ia pun masuk kedalam mobil tersebut.
''Yasudah cepatan jalan,gk usah pakai acara senyum gk jelas segala sama aku.'' ucap Niken malas,sungguh Niken benar-benar bette rasanya hari ini.
''Pasang dulu dong sabuk pengamannya! emang kamu mau nanti kita ditilang sama polisi,hanya karna kamu lupa menggunakan sabuk pengamannya?." ucap Rayen.
''Ck, om lama-lama udah kayak papa tau gk.'' protes Niken,sambil memasang seat belt miliknya.
''Duuh,kenapa kok susah banget sih dipasang ini seat belt.'' gerutunya sambil terus mencoba memasangnya.
Terlihat Rayen tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
Niken kaget saat melihat wajah Rayen tiba-tiba berada didekatnya,bahkan Niken dapat merasakan hembusan nafas Rayen menerpa kulit wajahnya karna jarak yang begitu dekat.
Gleek, ia menelan dengan susah payah salivanya.
''Gila! ini benar-benar gila! kenapa jantung gue kuat banget bunyinya ya,semoga om Rayen gk mendengarnya.
Batin Niken.
''O-om mau apa?'' tanya Niken gugup, tangannya berpegangan erat pada pintu mobil.
''Ternyata keponakanku ini cantik banget kalu dilihat dari jarak sedekat ini.
''Om hanya ingin membantumu untuk memasang ini.'' bisik Rayen sambil memasangkan seatbelt milik Niken.Setelah itu ia kembali pada posisinya semula.
Huff,terdengar Niken menghela nafas lega,namun malah membuat Rayen mengkerutkan dahi.
''Kamu kenapa?kok menghela nafas seperti itu?'' tanya Rayen sambil tetap fokus pada kendaraannya.
''Gpp,lain kali kalau om mau pasangkan seatbelt bilang-bilang dong!''
''Kamu kenapa sih dari tadi marah-marah melulu sama om,apa kamu gk senang kalau om pulang?'' ucap Rayen
''Hah? bu-buka gitu juga om,aku hanya kesel sama om.'' ucap Niken pelan diakhir kalimatnya
''Kesal?kesel kenapa?'' tanya Rayen sambil melirik kearah Niken
''Ya karna om dan si tante pirang itu mesra-mesraan didepanku,kan om tau kalau aku tu suka sama om,tapi om gk pernah mau tau tentang perasaanku itu.'' ucap Niken
Mendengar pengakuan Niken,Rayen segera menepikan mobilnya.Rayen melepaskan seatbelt miliknya lalu memandang kearah Niken.
''Niken sayang dengerin om ya! om itu sayang kok sama kamu,malah om sayang sekali,hanya saja rasa sayang om ke kamu itu hanya sebagai om dan keponakan saja,dan om juga tau kalau kamu juga sebenarnya sayang sama om seperti itu.'' jelas Rayen.
''Om,aku ini bukan anak kecil lagi,aku udah bisa bedain mana yang hanya sayang sebatas saudara dan mana yang sebagai seorang wanita yang menyukai seorang pria.'' ucap Niken.
''Tapi kamu masih kecil,belum saatnya mikirin cinta-cintaan seperti itu,sebaiknya sekarang kamu fokus pada sekolahmu saja ok.'' ucap.Rayen,sambil membelai rambut keponakan tersayangnya.
Niken hanya mendengus mendengar ucapan dari om nya tersebut.
''Kenapa sih om masih saja menganggapku anak kecil,aku kan sudah dewasa,lihat saja nanti aku akan buktikan kalau aku bukanlah seorang anak kecil.
Batin Niken
Tak terasa mobil yang mereka tumpangi sudah sampai didepan gerbang kediaman keluarga Mahendra.
Setelah membuka seatbelt Niken langsung membuka pintu mobil,namun sebelum ia keluar Rayen segera mencegahnya.
''Kenapa terburu-buru seperti itu hem?'' tanya Rayen dengan tangan yang masih memegang lengan Niken.
''Aku capek om,mau istirahat.'' jawabnya dan langsung keluar dari mobil meninggalkan Rayen yang masih menatap punggung keponakan tersayangnya hingga menghilang dibalik pintu.
''Loh sayang kamu sudah pulang?om Rayen mana?bukannya tadi sama kamu?'' tanya Lidya, saaf melihat Niken hanya masuk seorang diri.
''Ada diluar mah, aku langsung kekamar aja ya mah capek banget.'' jelasnya setelah itu segera menaiki anak tangga menuju kamarnya yang ada dilantai dua.
Tak lama terlihat Rayen memasuki rumah,Lidya yang melihat langsung bertanya pada adik iparnya tersebut.
''Ray Niken kenapa?kok kayaknya dia bette gitu?'' tanya Lidya
''Mungkin karna tadi aku telat jemput dia mba,jawab nya asal.
''Oh,kirain ada apa,sudah biarin saja dia itu lagi Pms makanya cepat emosian.'' jelas Lidya
''Oh,lagi Pms, pantas saja marah-marah melulu.
Batin Rayen.
***
''Sebel banget sih hari ini sama om Rayen, gk pernah banget mau ngertiin perasaan aku, paman selalu menganggapku anak kecil.'' gumamnya kesal.
Beberapa jam kemudian..
Saat ini Rayen sedang menuju keapartemen milik kekasihnya Viona,namun saat diperjalan handponenya tiba-tiba saja bergetar.
Dreet-dreet..
''Vio,'' gumam Rayen,sambil menggeser tombol hijau di ponselnya.
''Iya Vio,mas sudah dijalan sebentar lagi sampai.'' jelas Rayen yang sudah tau alasan kenapa Viona menghubunginya.
''Cepat ya mas! aku udah buatin kamu makanan kesukaan kamu loh.'' ucap Vio
''Benarkah? waah,, jadi gk sabar, yasudah kalau gitu tunggu ya ini sebentar lagi nyampe apartemen kamu kok.''
Kliik..
Setelah sambungan telpon terputus Rayen segera masuk kearea parkir apartemen kekasihnya.Setelah memarkirkan mobil,Rayen langsung menuju lantai atas dimana saat ini kamar Viona berada.
Ting tong..
Rayen memencet bel apartemen sang kekasih,tak lama terdengar suara pintu terbuka
Cekleek..
''Mas,'' panggil Viona sambil memeluk erat tubuh kekasihnya,dan langsung disambut oleh Rayen dengan senang hati.
''Masuk yuk!" ucapnya sambil menggandeng tangan Rayen kedalam,kemudian langsung menutup pintu tersebut.
''Kamu cantik sekali hari ini sayang.'' puji Rayen membuat Viona tersenyum senang.
''Aku berdandan seperti ini khusus buat kamu.'' jawab Viona
Sebaiknya kita langsung keruang makan yuk mas,kita makan dulu setelah itu baru ngobrol.'' ucap Viona
''Gimana mas,enak gk masakan ku?'' tanya Vio sambil memasukan makanan kedalam mulutnya sendiri
''Masakan kamu kan memang selalu enak sayang.'' puji Rayen sambil kembali menyuap makanannya kedalam mulut.
NEXT
MOHON DUKUNGANNYA YA, INI KARYA TERBARU AUTHOR,SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN CERITANYA..
*niken yang bersikap centil didepan regan, menggoda regan, mendekatkan wajah pada wajah regan, gampang berdekatan fisik dengan lelaki lain itu bukan sebuah kesalahan...
aduh author perlu belajar lagi batasan seorang wanita bersuami