SEQUEL DARI ❤JERAT CINTA SANG PLAYER❤
Diasingkan keluarganya sendiri karena cacat, bagaimana nasibnya saat bertemu dengan seseorang yang dia kenal hanya sebagai pengawal?
Dua tubuh dua jiwa, namun nasib memperlakukan keduanya berbeda
Satu di puja dan satunya tidak diinginkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baby Tesla
KARENA CERITA INI LANJUTAN DARI JERAT CINTA SANG PLAYER, JADI ALURNYA AKU BAWA KESINI OKE! NIKMATIN AJA SETIAP BAB NYA😘😘😘
Riuh deburan ombak menghantam tebing curam, tidak mampu membuat kedua mata pria muda berwajah bak malaikat itu terbuka. Sang pria lebih menikmati hembusan angin laut yang berhembus kencang.
"My Lord!"
Bahkan saat salah satu pengawalnya memanggil, dia sama sekali tidak menggubrisnya. Sang pria yang di panggil Lord itu malah menyunggingkan senyuman tipis, yang membuat para pengawal yang tidak jauh darinya saling tatap satu sama lain.
"My Lord, Yang Mulia Permaisuri- menelpon an-,"
"Berikan padaku!"
Belum sempat Sang Pengawal menyelesaikan ucapannya, Sang Lord sudah meraih ponsel yang sedari tadi terus saja berbunyi. Pria berwajah campuran itu menghela napas kasar, sebelum dia menekan tombol hijau untuk menerima panggilan dari nama kontak MY MOM.
"Love you Mom, aku ak-,"
[📲MY MOM] "AKARA PULAAAAAANGGG!"
Pria itu menjauhkan ponsel dari telinganya, kedua matanya terpejam erat kala mendengar teriakan Sang Mommy. Ini sudah kebiasaaan Sang Permaisuri, saat sedang kesal atau pun murka padanya.
"Oke Mom, see you Baby,"
Sebelum dia mendapatkan teriakan untuk kedua kalinya, pria yang masih berusia 18 tahun itu segera turun dari kap mobil, setelah dia melemparkan ponsel pada salah satu pengawal.
Senyum samar tercipta di bibir cip*okable miliknya, senyuman tipis yang mampu membuat para Putri kebangsawanan lain tidak mampu menahan air liurnya.
Erkan Akara Albarack Milles, di usianya yang baru menginjak 18 tahun, sudah memiliki postur tubuh tegap tinggi, tampan rupawan, jangan lupakan tahta yang dia miliki- membuat Sang Lord, itu panggilan yang biasa mereka sematkan padanya- semakin melambung tinggi. Mampu mengalahkan para Putra Mahkota kebangsawanan lain, di akademik, kepintaran dan area balap liar.
Area balap liar?
Tidak lupakan kalau Erkan adalah BABY TESLA, si jabang bayi yang tidak mau dilahirkan didalam rumah sakit. Lebih menyenangkan dilahirkan didalam mobil Tesla mahal dan mewah milik Sang Daddy, yang harganya mampu mencapai 5 - 6 Milyar.
Erkan segera memundurkan mobil Buggati merah mengkilapnya, kedua tangan berototnya begitu lihai dalam memainkan stir dan perseneling. Kedua kakinya bergerak lincah, mampu menyeimbangkan pedal gas dan rem. Entahlah Erkan juga tidak tahu, kenapa dia terasa begitu ringan saat berkendara. Seolah setiap mobil adalah patner baginya, patner untuk mengalahkan banyak penantangnya.
Dengan kecepatan di atas rata rata, Sang Lord membelah jalanan bergurun. Di ikuti oleh dua mobil pengawalnya, ketiga mobil mewah itu seakan tengah adu kecepatan- dan Erkan lah pemenangnya, hingga mereka sampai ke area istana kebangsawanan Albarack hanya dalam beberapa belas menit. Padahal jarak yang ketiga mobil itu tempuh cukup jauh, apabila berkendara dengan kecepatan rata rata.
Braak!
Suara bantingan pintu mobil yang di lakukan Erkan, membuat para pelayan dan pengawal istana segera menunduk hormat. Pria bertubuh tinggi itu segera masuk, tanpa menghiraukan sekitar. Saat ini dia yakin kalau Sang Mommy tengah mengomel didalam sana.
Erkan tersenyum kala melihat punggung wanita yang paling dia sayangi dan cintai. Sang Lord merentangkan kedua tangan, meminta agar Sang Mommy menyambut pelukannya.
"Holla Mommy, i miss you Ba-,"
Belum sempat Erkan menyelesaikan ucapannya, Sang Mommy berbalik- dan melemparkan sandal rumahan yang dipakainya pada sang Putra. Kedua mata Erkan terpejam, kalau sudah begini ceritanya dia tidak akan berani berbicara apa lagi melawan.
"Pangeran Erkan, Tuanku memanggil Anda!"
Diam!
Erkan tetap terdiam ditempatnya, bahkan saat Yaser- penasehat sang Ayah menyuruhnya untuk segera menemui Tuan Besar istana ini- Erkan tidak menggubrisnya sama sekali. Erkan lebih fokus pada wanita paruh baya, yang masih cantik si usianya- terlihat mendekat dengan wajah tidak bersahabat.
"Mandi! terus ganti baju kamu! kita pergi ke acara pesta itu, jangan kabur kaburan lagi. Kalau kamu berani kabur lagi, Mommy sunat lagi kamu!"
Erkan reflek merapatkan kedua pahanya, rasa ngilu tiba tiba menjalar keseluruh area itu. Sang Lord menelan salivanya pahit, dia bergidik ngeri saat membayangkan bagaimana rasanya. sudah 9 tahun berlalu- tapi entah kenapa rasa sakit itu masih terasa diarea sana. Apa mungkin Erkan trauma gara gara di sunat?
"Oke Mom!" sahutnya.
"Temuin dulu Daddy!"
Sang Mommy berseru keras saat melihat putra sulungnya berjalan cepat menuju tangga, yang mengarah kelantai atas.
JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN DAN HADIAHNYA YAAAAA