NovelToon NovelToon
Wanita Satu Malam Ceo

Wanita Satu Malam Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: kikoaiko

Xavier Zibrano, CEO muda yang selalu di paksa menikah oleh ibunya. Akan tetapi ia selalu menolak karena masih ingin menikmati masa mudanya.


Divana Veronika, gadis cantik yang rela meninggalkan orang tuanya dan lebih memilih kekasihnya.


Namun siapa sangka, kekasih yang ia bela mati-matian justru menghianatinya. Divana memergoki kekasihnya sedang berhubungan intim dengan sahabatnya sendiri di sebuah kamar hotel.

Dengan perasaan hancur, tak sengaja Divana di pertemukan dengan Xavier yang baru saja selesai menghadiri acara gala diner di hotel yang sama.

Divana yang sedang kalut akhirnya menawarkan sejumlah uang kepada Xavier untuk menghabiskan malam bersamanya.

Akankah Xavier menerima penawaran tersebut?
Yuk simak cerita selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20

"Vier, antar anak-anak ke kamarnya, sekalian tunjukkan kamar untuk Diva juga, biar mereka bisa istirahat terlebih dahulu. Nanti kamu bangunkan mereka saat waktunya makan malam tiba" ucap Sarah saat mereka sudah sampai di Mansionnya.

"Diva tidak perlu kamar lain mi, dia bisa tidur di kamar ku" ucap Xavier modus, ia berharap bisa tidur satu kamar lagi dengan perempuan itu.

Sarah melotot menatap Xavier, putranya itu ingin mencari kesempatan dalam kesempitan, dia tidak akan membiarkan itu.

"Sebelum kalian menikah mami tidak akan mengijinkan kalian tidur berdua, kalian harus tidur secara terpisah" tegas Sarah tidak ingin dibantah.

"Aku tidur sama anak-anak aja mi" ucap Divana dengan wajah merona malu akibat ulah calon suaminya itu.

Xavier mendengus sebal, maminya itu sangat tidak pengertian.

"Ayo" ajak Xavier.

"Kemana papa" tanya Noel.

"Ke kamar kalian" jawab Xavier.

Mereka mengekori Xavier dari belakang, seperti anak ayam yang sedang mengikuti induknya.

Dengan hati-hati Noel dan Noah menaiki anak tangga, yang membawanya menuju ke lantai atas.

"Huf.... Kaki Noel capek mama, tangganya banyak cekali lho" keluh Noel yang terlihat sudah kelelahan. Di rumahnya yang dulu tidak ada tangga, hanya ada satu lantai saja.

Xavier yang mendengarnya langsung menggendong sang putra, sepertinya putranya yang satu ini sedikit pemalas.

"Lumahnya cesal cekali, memangnya papa nda capek belcihinnya? Noel aja capek" ucapnya.

"Memangnya Noel capek kenapa hmm" tanya Xavier ingin tahu.

"Noel cuka bantu mama belcihin lumah" jawab bocah kecil itu.

Noah berdecak kesal mendengar jawaban adiknya yang tidak sesuai, adiknya itu cuma bantu bersihin meja, itu saja tidak selesai.

"Kamu tidak pernah bantu mama, kamu cuma duduk sambil makan cilok kesukaan mu itu. Cuma bersihin meja, tapi tidak bersih" sahut Noah.

"Aku bantu belcihin Noah, tapi cedikit" ujar Noel sambil tertawa cekikikan.

Xavier hanga menggelengkan kepalanya pelan, sepertinya dia harus mendisiplinkan putranya satu ini, kalau tidak yang ada dia bisa seperti Michelle maniak batagor.

Ceklek.....

Xavier membuka pintu kamar mereka, Divana cukup terkejut dengan ruangan tersebut. Ruangan yang di dominasi warna biru dan di dekorasi ala anak-anak, membuat hati kecil Divana bertanya-tanya, bagimana bisa Xavier menyiapkan semuanya, sementara mereka baru tiba hari ini? mungkinkah lelaki itu sudah menyiapkan jauh sebelum bertemu dengan mereka? Entahlah Divana tidak tahu.

"Ayo masuk" ajak Xavier.

Divana dan Noah melangkahkan kakinya maju dan masuk kedalam kamar tersebut.

"Naoh, kamalnya becal vekali, nda cepelti kamal kita" seru Noel dengan wajah berbinar.

Divana tersenyum kecut, ekonominya memang tidak sebaik keluarga Zibrano. Sehingga sangat mustahil, Divana memberikan kamar mewah untuk putranya. bagi dia, bisa menyekolahkan di sekolahan yang layak, dan bisa memberikan makanan yang bergizi untuk kedua putranya saja sudah membuat Divana bersyukur.

"Masih bagus kamar kita di Bali, di sana banyak mobil-mobilan kita, di sini tidak ada" ucap Noah tidak ingin membuat mamanya sedih.

Ya, Noah memang berbeda dari Noel. Putra sulung Divana itu memang terlihat lebih dewasa dari anak seusianya. Semua itu karena kehidupan mereka yang keras, Noah tahu mamanya berjuang sendirian untuk mencukupi semua kebutuhannya, membuat sosok kecil Noah menjadi anak yang pemberani dan tidak cengeng seperti Noel.

"Besok kita bisa pergi ke mall untuk membeli mainan yang kalian suka, papa tidak tahu kalian suka mainan apa" ucap Xavier.

Mereka berdua mengangguk semangat, sementara itu Divana memilih diam saja mendengarkan obrolan mereka, dia masih merasa canggung berada didekat lelaki itu.

"Turun Noel, kalian harus cuci kaki dulu sebelum istirahat" pinta Divana.

Noel mengangguk dan minta di turunkan dari gendongan papanya, "tulunin Noel papa, mau cuci kaki"

Xavier menghela nafas dan menurunkan putranya itu. Noel menarik tangan Noah dan membawanya berlari bersama.

"Kalian mau kemana? Katanya mau kekamar mandi" tanya Xavier ketika melihat kedua putranya berlari kearah pintu keluar.

Mereka berdua menghentikan langkahnya dan menoleh kearah papanya. "Memangnya kamar mandinya dimana pa" tanya Noah dengan mata mengerjab lucu.

Xavier terkekeh dengan tingkah kedua putranya. Putranya itu asal lari saja padahal mereka belum menghafal tata letak kamarnya.

"Kemari ikut papa" ajak Xavier

Noah dan Noel berbalik kemudian mengikuti langkah papanya, Xavier membuka salah satu pintu yang berderet menyerupai lemari. Orang yang tidak tahu pasti akan berpikir kalau itu lemari.

"Noah, lihat! kamal mandinya ada didalam lemali" pekik Noel heboh sambil melompat-lompat.

"Eum" Noah terlihat cuek tidak heboh seperti kembarannya, bocah kecil itu benar-benar ingin menjaga perasaan mamanya.

"Ayo masuk, kenapa kalian diam saja" ucap Xavier melihat keterdiaman putranya.

Mereka mengangguk lantas masuk kedalam kamar mandi, Xavier melihat kearah Divana. Perempuan itu bergeming tanpa ingin membantu kedua putranya.

"Kamu tidak membantu mereka?" tanya Xavier mengerutkan keningnya.

"Mereka bisa sendiri, kamu tinggal kasih tahu tahu aja cara menyalakan krannya" kata Divana.

"Nanti kalau mereka kenapa-napa bagaimana" tanya Xavier khawatir.

"Mereka akan baik-baik saja, mereka sudah terbiasa melakukannya sendiri" ucap Divana mencoba meyakinkan Xavier.

Karena penasaran, akhirnya Xavier mengangguk dan melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Dia melihat kedua putranya sedang mencuci, tangan, kaki dan wajahnya sendiri.

"Kalian bisa menyalakan airnya" tanya Xavier padahal dia belum memberitahu putranya tentang hal itu. Tetapi putranya itu dengan pintarnya menyalakan kran airnya sendiri.

"Eum, ini tidak sulit. Kami biasa melakukannya sendiri" sahut Noah sambil nyengir menampakan deretan giginya.

"Papa kenapa nda ada vikat giginya? telus Noel cikat gigi pakai apa dong?" tanya Noel.

Xavier menepuk keningnya, karena sesuatu yang mendadak membuat ia tidak kepikiran menyiapkan alat mandi untuk mereka.

"Sikat giginya nanti malam aja, nanti papa belikan dulu" ucap Xavier.

"Iya deh, gigi Noel juga macih belcih, iya kan Noah?" ucap Arini sambil menunjukkan giginya pada kembarannya, Noah melihat gigi adiknya yang masih terlihat bersih.

"Iya, gigimu masih bersih" ucap Noah membenarkan ucapan kembarannya.

Xavier tersenyum bahagia memiliki anak yang pintar seperti mereka, didalam hati kecilnya dia merasa berterima kasih kepada Divana yang telah berhasil mendidik kedua putranya menjadi seperti sekarang.

Usai itu mereka keluar dari dalam kamar mandi, Noel dan Noah melangkahkan kakinya mendekati ranjang. Perlahan mereka naik keatas ranjang.

"Mama kemali, mama juga ikut tidul cini" pinta Noal sambil menepuk sisi tengah antara dirinya dan juga saudaranya.

"Kenapa kalian tidak tidur sendiri" tanya Xavier.

"Mereka tidak pernah tidur sendiri, aku selalu menemaninya tidur" bukan kembar yang menjawab melainkan Divana.

Wanita itu melangkahkan kakinya menghampiri ranjang, ia merangkak naik keatas ranjang dan tidur di tengah-tengah anaknya. Noel dan Noah langsung memeluk mamanya.

"Keluarlah tuan, kami ingin tidur" ucap Divana yang merasa risih di perhatikan oleh Xavier.

Ia tidak mungkin membiarkan Xavier tetap berada di kamarnya, ia khawatir lelaki itu akan melihat kebiasaan putranya yang selalu memainkan dadanya. Divana takut Xavier melihatnya.

"Baiklah, aku akan keluar, kalian istirahatlah nanti aku akan membangunkan kalian saat waktu makan malam tiba" ucap Xavier.

1
MIZIL
Luar biasa
Atik Marwati
gabung thor
stefani n.i.s
thor terlalu byk typo nya..
Pia Nur
semangat kak dilanjut ya kak
اختی وحی
sikembar tu cwek apa cwok, kok kdang putra kdang putri
pardan m fadilah
kok nama nya berubah ubah
Yessi Kalila
akhirnya ketemu camer...
Adinda
Papa kangen sama mama nggak hehe
Farida amin
lnjuttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!