Di bawah lampu kerlap-kerlip euforia club, Rane, si Single Mom terpaksa menjalankan profesi sebagai penari striptis dengan hati terluka, demi membiayai sang anak yang mengidap sakit jantung.
Di antara perjuangannya, kekasih yang dulu meninggalkan dirinya saat hamil, memohon untuk kembali.
Jika saat ini, Billy begitu ngotot ingin merajut asmara, lantas mengapa dulu pria itu meninggalkannya dengan goresan berjuta luka di hatinya?
Akankah Rane menerima kembali Billy yang sudah berkeluarga, atau memilih cinta baru dari pria Mafia yang merupakan ipar Billy?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon malkist, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"Pokoknya jangan jauh-jauh dari pintu kamar!"
Ramos yang menemani Rane ke hotel, mendapat peringatan sebagai bodyguard yang menjaga keselamatan Rane, takut di paksa naik ke ranjang oleh pelanggan yang menyewa jasanya.
Entah siapa orangnya?
"Eum ... Berteriak kenceng lah atau tendang pintunya jika kau dalam bahaya."
"Aku mempercayaimu, Ramos."
Setelah nya, Rane masuk ke kamar hotel yang tak di kunci.
Ruangan nya gelap. Rane menyadari kehidupan lain di ruangan itu melalui aroma parfum yang tak asing.
"Billy, aku suka aroma parfum mu. Wangi dan menenangkan."
"Benarkah? Kalau begitu, aku tidak akan menggantinya kecuali produksi nya di banned, biar kau selalu betah di pelukan ku__ hahahaha ... geli, Rane. Kau tau, aku paling tidak tahan digelitikin."
Rane menggeleng untuk mengenyahkan masa lalu yang tiba tiba terlintas karena aroma parfum itu mengingatkan pada Billy.
"Tidak mungkin Billy," gumam nya meyakinkan diri.
Tak.
Lampu menderang.
Di tempatnya, Rane terpaku. Ternyata, firasat nya tentang aroma parfum itu, memang Billy.
"Aku seperti nya salah kamar!" Rane berbalik hendak pergi.
"Kau tidak salah. Aku lah orangnya yang memesan jasa mu. Kemari!
Lantas, Rane berhenti dan berbalik.
"Kemari, kata ku!"
Rane tetap bergeming di tempat dengan pikiran yang berkecamuk, antara menurut sebagai orang yang disewa jasa nya atau pergi sebagai orang dari masa lalu.
Tak di respon, Billy lah yang mendekat. Menyisakan satu langkah kecil saja.
"Kenapa hanya diam? Bukannya, kau suka dengan pekerjaan mu itu? Cepat, perlihatkan cara mu bekerja di depan tamu VVIP!"
Ucapan Billy memang menohok mengoyak hati Rane, tapi Rane tau di mata itu terdapat luka. Namun, luka Billy karena menyayangkan pekerjaan hina yang dilakoninya, tak sebanding dengan luka yang dirasakan Rane.
Jika diberi pilihan, maka Rane juga tidak akan mau berakhir di Skybar menjajakan keindahan tubuhnya di depan mata keranjang. Tapi apa boleh buat, jalan itu harus ia tempuh dan tak akan pernah merasakan ada penyesalan atas nama Dande.
"Kau suka bertel4njang di depan mereka semua kan? Coba lakukan di hadapan ku!"
Rane mundur mundur pelan karena Billy bergerak maju, mendesaknya. Mereka berhenti karena Rane terpojok di tembok.
"Kenapa kau terlihat enggan? Di mana keberanian mu saat di atas panggung? Apa perlu, aku yang membuka baju mu!"
Plaaak...
Setelah menampar Billy yang sebenarnya dibawa alam kesadaran nya, tangan Rane bergetar dengan wajah tertunduk, terasa perih di hati.
"Pipi ku memang sakit, Rane. Tapi, hati ku lebih sakit melihat mu bekerja seperti ini."
Alih-alih marah, Billy justru menarik tubuh bergetar itu untuk dipeluk nya penuh kasih sayang. Rane tak memberontak. Diri nya yang sebenarnya sangat rapuh, ingin egois sesaat merasakan dicintai sebesar yang dulu pernah dirasakan dari Billy.
Akan tetapi, Rane gegas melepaskan dari pelukan itu saat bayangan Sia yang mau mengakhiri hidup, tak terima mau dicerai.
"Please, Rane. Berhenti lah menjadi wanita malam," bujuk Billy penuh dengan suara permohonan memegang kedua bahu bergetar itu.
"Kau tak paham, Billy. Hiks ... hiks..." Hati yang peri, membuat kata-kata Rane kalah dengan tangisan yang tak bisa ia tahan di depan Billy. Dari dulu, ia selalu payah jika di depan Billy, tak bisa berpura pura tegar seperti topeng yang selama ini ia perlihatkan sebagai Rose di atas panggung.
"Apa yang tak ku pahami? Katakan. Aku akan mencobanya, tapi jangan suruh aku untuk pergi. Selama ini, setelah hari pertunangan paksa yang sempat kau lihat, aku seperti orang gila mencari mu. Jadi, sekeras apapun kau mengusirku, aku akan keras kepala untuk berada di sisi mu juga."
Sehebat itu cinta Billy, Rane sampai bingung harus menjelaskan dengan cara apa lagi. Meski ia mengatakan, bahwa Billy adalah seorang suami wanita lain, rasanya buang buang tenaga saja.
"Katakan padaku, Ayah Dande sebenarnya siapa? Apa dia anak ku?"
Deg...
Apa Billy mengendus kebenaran Dande sehingga tiba tiba bertanya demikian? Wajah Rane sampai pucat, cemas Billy mengetahui kenyataan sesungguhnya.
"Rane, katakan!" Lagi, bahu Rane diguncang.
"Bu-bukan. Dande adalah anak dari salah satu pelanggan ku yang tidak mau bertanggung jawab. Waktu itu, aku kecolongan tidak menggunakan pengaman."
"Hahahaha..." Billy terkekeh dingin.
Kuatnya pegangan Billy di bahunya, membuat Rane berdesis sakit.
kasihan rane nanti