Tepat dihari pernikahannya Ivana malah kabur melarikan diri, niat hati ingin memberitahukan hal tersebut pada kedua orangtuanya. Calantha justru dipaksa untuk menggantikan posisi Ivana sebagai mempelai pengantin wanitanya.
Rowan, pria sejuta pesona yang terpaksa menikahi Cala hanya untuk balas dendam karena Ivana telah menabrak istrinya hingga meninggal dunia.
Tapi bagaimana jadinya jika ternyata pernikahan yang berkedok balas dendam yang dilakukan oleh Rowan itu justru mengungkap satu persatu rahasia keluarga yang selama ini ditutup rapat-rapat?
Simak kelanjutan ceritanya...
⚠️jangan lupa buat terus kasih dukungan dengan like, komen dan vote🌹⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
"CALA!!"
Terdengar suara teriakan Rowan yang berdiri tak jauh dari tempat nya saat ini. Mendengar suara teriakan Rowan, sontak Cala dan pria itu mengalihkan pandangannya menatap Rowan berjalan cepat menghampiri mereka. Cala menelan ludah nya susah payah ketika melihat aura kemarahan yang Rowan pancarkan. Rahang suaminya itu mengetat dan kedua tangannya terkepal erat hingga urat-uratnya menonjol, dan juga tatapan mata nya yang tajam menatap Cala dengan nyalang.
Melihat itu, Cala langsung berlindung dibelakang pria yang ia tabrak tadi.
"Rowan.. " panggil pria itu tapi tak digubris olehnya, ia langsung menarik kasar tangan Cala.
"Aaahh sakit.. " rintih Cala saat Rowan mencengkeram kuat pergelangan tangannya.
"Jangan bersikap kasar pada perempuan Rowan!", ucapnya memperingati
"Kau tidak tau apa-apa, jadi diamlah Rangga!" sahut Rowan dingin
Cala menatap Rangga dengan tatapan mengiba, seolah meminta tolong pada pria yang dipanggil Rangga itu oleh Rowan.
Rangga menghela nafas panjang, ia tak suka jika sepupunya itu memperlakukan wanita dengan kasar. Karena didalam keluarga Pradana semua laki-laki wajib menghormati dan menjunjung tinggi martabat seorang wanita. Tapi lihatlah perlakuan Rowan sekarang, dia seperti tidak mencerminkan sikap seorang pria yang gentleman.
Rangga meraih tangan Cala, lalu menarik tubuh perempuan itu kebelakang tubuh nya. Rowan yang melihat itu seketika menatap sepupu nya dengan nyalang.
"Jangan ikut campur urusan ku Rangga, aku sudah memperingati mu !". Ucap Rowan dingin, manik mata nya yang tajam beradu pandang dengan mata coklat milik Rangga.
Tangannya kembali meraih tangan Cala, tapi dengan cepat Rangga langsung mencekal pergelangan tangan Rowan lalu menghempaskannya dengan kasar.
"Minggir Rangga!" bentak Rowan, suaranya terdengar menggelegar didepan lobi hotel. Tangannya terangkat menarik lagi tangan Cala, kali ini dengan kasar.
"Sakit Rowan.. " Cala meringis ketika cengkeraman tangan Rowan begitu kuat, bahkan pergelangan tangannya sudah memerah dan berbekas jari jemari lelaki itu.
"Ayo pulang!" ucap Rowan tegas dan tak ingin dibantah
"Aku tidak mau pulang", tolak Cala. Suara nya terdengar tercekat sebab menahan tangis
"Menurutlah Cala, sebelum aku berbuat kasar padamu !" tukasnya penuh penekanan
Cala mengelengkan kepalanya, ia terus memberontak saat Rowan menyeret nya keluar dari hotel dan membawa nya menuju mobil. Rangga yang melihat itu bersiap akan mengejarnya tapi Ardi yang berdiri tak jauh dari sana seketika langsung menghadang langkah kaki Rangga.
"Maaf tuan Rangga, lebih baik anda tidak terlalu ikut campur urusan tuan Rowan", kata Ardi mengingatkan
"CK!" Rangga berdecak
"Apa maksud mu menghalangi ku ? kau tidak lihat tuan mu itu memperlakukan perempuan itu dengan kasar, huh ?" sentak Rangga pada Ardi
"Ya saya melihatnya tuan, tapi bukan urusan saya untuk ikut campur masalah pribadi rumah tangga tuan Rowan dengan istrinya, begitu juga dengan anda. Permisi ". Setelah mengatakan itu, Ardi segera melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Rangga yang terlihat kebingungan dengan apa yang ia ucapkan.
"dia bilang apa tadi? istri ? perempuan itu istri Rowan ?" gumam Rangga bermonolog sendiri
.
.
Braakk!!
Rowan menutup pintu mobilnya dengan kasar setelah itu menyuruh Cala masuk. Kemudian, Ardi juga segera masuk dan duduk dikursi kemudi.
"Jalan Ar, pulang ke Villa sekarang!" perintahnya dengan tegas tak terbantahkan
Ardi menganggukkan kepalanya. "baik tuan "
Setelah itu, ia segera menyalakan mesin mobilnya lalu menginjak gas dan mulai melajukan mobilnya meninggalkan area parkiran hotel.
"Ar.. "
"Ya tuan ?
"Cabut semua investasi diperusahaan Barrack dan buat para investor lainnya juga mencabut kerjasama nya. Beberkan scandal istri Barrack lalu buat perusahaan mereka bangkrut, setelah itu seret putrinya yang jalang itu dan bawa kehadapan ku ". Titah Rowan
"Baik tuan ".
Cala yang duduk disamping Rowan dan mendengar percakapan itu hanya bisa memalingkan wajahnya menatap luar jendela dan membungkam mulutnya diam, mati-matian ia tahan tangis nya agar tidak tumpah dihadapan Rowan. Ia tidak ingin terlihat lemah didepan suaminya ini.
Ia tak menyangka jika Rowan ternyata sekejam ini. Padahal semalam lelaki itu memperlakukannya dengan lembut seperti kaca yang takut jatuh dan pecah, tapi sekarang sikapnya berubah dingin dan tak segan-segan menyakiti orang lain, termasuk dirinya.
Melihat keterdiaman Cala, Rowan hanya melirik nya sekilas dan tak mengeluarkan sepatah katapun. Tapi tangan besarnya meraih tangan Cala dan terus menggenggam nya erat seolah tak ingin melepaskannya lagi.
.
Sesampainya divila, Rowan segera turun dari mobil. Ia lalu berlari mengitari setengah badan mobil dan membukakan pintu untuk Cala.
"Ayo turun", ucap Rowan dengan suara yang terdengar tegas tapi lembut
Cala menurut dan tak ingin membantah, tenaga nya sudah terkuras habis jika ia terus memberontak. Cala segera turun dari mobil, tanpa basa-basi Rowan langsung mengangkat tubuhnya dan menggendongnya ala bridal style.
"Aahh..." pekik Cala, reflek ia mengalungkan lengannya dileher kokoh Rowan.
"Aku tidak mungkin sekejam itu pada mu Cala setelah apa yang terjadi semalam antara kamu dan aku". Ucap Rowan tanpa mengalihkan pandangannya menatap lurus kedepan.
Dengan langkah tegap nya, Rowan menggendong Cala dan membawanya masuk kedalam Villa. Pak Nardi yang baru saja menyirami tanaman disamping Vila bergegas berlari membukakan pintu untuk Rowan.
"Tuan..." sapa Pak Nardi
"Hmm.." Dan dibalas deheman oleh Rowan
Setelah itu, ia melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju lantai dua.
"A-aku mau dibawa kemana? Kamar ku dibawah". Kata Cala kebingungan saat melihat Rowan membawanya menuju kamar yang ada dilantai dua.
Bukannya menjawab, Rowan justru meminta Cala untuk meraih handle pintu kamarnya dan segera membukanya, karena kedua tangan Rowan tak bisa mencapainya sebab menggendong Cala.
Setelah pintu nya terbuka, Rowan berjalan masuk kedalam lalu mendudukkan Cala ditepian ranjang dengan hati-hati.
"Mulai sekarang, kamar mu disini satu kamar bersama ku". Tukas Rowan
"T-tapi..."
"Aku tidak menerima protes apapun dari mu Cala, nanti bi Romlah yang akan pindahkan barang-barang mu kesini. Dan mulai hari ini, kita akan menetap selamanya disini". Ujarnya dengan tegas seraya melangkahkan kakinya menuju ruang walk in closet untuk mengambilkan istrinya itu handuk. Setelah itu, ia kembali menghampiri Cala yang masih duduk ditepian ranjang dengan raut wajah bingung.
Rowan yang melihat itu hanya bisa menghela nafas panjang, ia lalu menekuk sebelah lutut nya dihadapan Cala dan meraih tangan halus wanita itu lalu mengecupnya lembut.
"Maaf.. Maafkan aku Cala jika aku bersikap kasar padamu.. Aku hanya tidak ingin kamu pergi dari sisi ku, maaf jika cara ku ini salah dan mungkin menyakiti mu, maaf.. Maafkan aku Cala". Ucap Rowan dengan nada penuh penyesalan, ia kecup sekali lagi punggung tangan Cala yang mulus dan halus itu dengan lembut.
Cala yang mendengar itu hanya bisa tertegun dan menelan ludah nya susah payah.
Ia bingung dengan sikap Rowan, lelaki itu seperti pintar berkamuflase. Terkadang sikapnya lembut dan kadang bisa berubah menjadi kasar.
.
.
.
To be continue...
hayo buna selesaikan teka-teki ny Rowan... jgn2 c Daniel ang detektif SDH tau cpa ayahnya Rowan....
pasti Rowan hanya anak sambung kan?
duh bakal da kejutan pa ge eaa wat Rowan..