NovelToon NovelToon
Sekar

Sekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Keluarga / Romansa / Pusaka Ajaib / Fantasi Wanita
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nek Antin

Judul Novel SEKAR

Sekar sangat penasaran, siapakah orang tua kandungnya, kenapa dia dibesarkan oleh keluarga Wawan. Dikeluarga Wawan Sekar sudah terbiasa menerima cacian, makian bahkan pukulan, segala hinaan dan KDRT sudah menjadi makanannya setiap hari, namun Sekar tetap bertahan, dia ingin tahu siapa orang tua kandungnya, kenapa dia dibuang

Sekar dijemput Cyndi untuk diajak bekerja di Jakarta, dia curiga bahwa kedua orang tua angkatnya menjualnya untuk dijadikan wanita panggilan. Sekar tidak berdaya menolaknya, disamping dia berhutang budi kepada keluarga Wawan dia juga diancam. Tapi Sekar agak merasa tenang, semalam dia bermimpi bertemu Kakek Buyutnya yang bernama Arya, Kakek Arya memberi sebuah Cincin dan Kalung ajaib, benda-benda tersebutlah yang akan membantu Sekar dikemudian hari

Bagaimana kisah Sekar selanjutnya, nasib apakah yang akan menimpanya, Adakah orang yang akan menolong Sekar keluar dari sindikat penculiknya. ikuti kisah Sekar yang mengharukan dan menegangkan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nek Antin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

WARISAN KAKEK BUYUT

“Sekar... Sekar... Sekar…."

Sekar seperti terbangun dari tidurnya.

Dia kaget dengan keberadaannya sekarang,

“Dimana aku, dan siapa yang manggil manggil namaku."

Sekar datanglah kesini Nak."

Sekar  menoleh  ke kiri  dan  ke kanan  mencari  siapa  yang  memanggilnya. 

“Maaf Anda  siapa ya, dan Saya ada dimana?”

“Kesini Nak, Saya Kakek Buyutmu."

Kemudian  Sekar  melangkahkan     kakinya sambil melihat sekelilingnya.   

Dia  berada  disebuah taman yang indah.

Banyak bunga-bunga bermekaran di sana, terasa asri dan udara segar masuk kedalam rongga dadanya. 

Dia belum bisa melihat siapa yang memanggilnya.

“Kesini lah Nak, ini Kakek Buyutmu."

Tiba-tiba di depannya sudah berdiri seorang kakek tua berambut panjang, beruban dan berjanggut putih menatapnya dengan penuh kasih sayang,

“Kesini lah Nak." panggil kakek itu.

“Kamu pasti bingung siapa Kakek,  Kakek  adalah  salah satu Kakek Buyutmu."

"Kakek  ingin  memberikan ini, kalung dan cincin untuk bekal kamu menemukan orang tuamu, dan juga jati dirimu."

“Pakailah Nak,   dengan  kalung  ini kamu  akan  terlindungi." 

"Setelah kamu  pakai  kalung dan  cincin ini, kamu akan langsung  mendapat warisan  ilmu  langka yang  akan membantumu,  agar tidak ditindas orang."

" Kamu akan bisa ilmu bela diri."  

"Jika  kamu  sentuh  cincin  itu,  kamu  bisa  mendengar orang yang bercakap-cakap."

"Meskipun itu jaraknya tidak dekat denganmu atau orang itu berbisik-bisik."

"Konsentrasi  pada orang yang menjadi obyeknya."

"Kamu juga bisa membaca isi hati  orang di  sekitarmu."

'Satu lagi,  kamu  juga  bisa  menyerap  ilmu   apapun,  pada  orang-orang  di dekatmu tanpa   orang   tersebut   berkurang  ilmunya."   

"Terimalah  ini  sebagai   bekal   mencari   keluargamu,  dan   gunakan untuk kebaikan."

“ Siap Kakek, tapi orang tua saya yang mana ?”

"Bukankah yang disini adalah orang tua saya?”

“Bukan, orang yang kamu ikuti sekarang itu adalah orang yang disuruh memelihara kamu."

“Ada orang jahat yang telah mencelakakan keluargamu."

“Jadi orang tua kandung saya sekarang ada di mana Kek."

"Sabarlah Nak, nanti kamu akan menemukan keluargamu."

“ Hari ini kamu akan  dijemput  orang."

"Orang   tua angkat mu   sudah menjual kamu kepada  germo."

"Jangan takut Sekar, Kakek akan  selalu mendampingi mu."

"Ikuti saja  yang  jadi  rencana orang jahat itu."

" Disana lah awal perjalanan hidupmu Nak."

“Saya takut Kek."

“Jangan takut."

"Bukankah Kakek sudah memberi bekal kalung dan cicin?"

"Gunakan nanti jika dibutuhkan."

"Ingat ya Nak, hanya untuk membela diri dan membela kebenaran."

“Ya Kek terima kasih."

“Ya Nak, siapkan mental dan hati kamu ya, tetap semangat."

“Siap Kakek, semoga Sekar diberi jalan keluar dan Allah selalu melindungi Sekar, aamiin yra."

Tiba-tiba diluar kamar bu Asih teriak-teriak memanggil Sekar.   

“Sekar… Sekar … Sekar …., tok tok tok, bangun!"

"Sarapan paginya  mana Sekar,  tidur dah kayak  kebo!"

"Bangun... bangun Sekar…!"

“Siapa sih,  berisik  banget, ah ternyata  aku  bertemu Kakek  hanya dalam  mimpi."

"Tadi nama kakek siapa ya, saya kok lupa, , eh iya kakek  Arya kalau tidak salah,"

"Ternyata hanya mimpi, tapi kenapa  ini  kalung dan cicin yang kakek Arya berikan kok ada di leher dan jariku."

"Tadi itu ngimpi apa beneran sih, bingung jadinya," batin Sekar."

“Sekar …. Sekar …Sekar..., woi bangun pemalas!”

“Iya Bu sebentar."

Pelan-pelan Sekar keluar dari kamar.

“Ada apa  ya Bu?"

“Ada apa, ada apa, sudah jam berapa sekarang?"

"Orang-orang sudah pada ribut mau sarapan, kamu malah baru bangun."

"Dasar pemalas, tukang tidur, cepet masak!”

“ya Bu, maaf."

Dengan lesu Sekar berjalan ke dapur menyiapkan sarapan untuk keluarga ibu angkatnya.

Mereka terdiri dari ayah, ibu dan kedua adik angkatnya.

Sementara Sekar masak bu Asih dan pak Wawan sedang terlibat pembicaraan yang serius.

“Pak, gimana tuan Thomas, jadi mau jemput Sekar?”

“Jadi Bu, nanti siang nona Cyndi yang diperintah ke sini."

"Tolong bilang sama Sekar, suruh siap-siap biar nona Cyndi tidak lama menunggu."

“Bilangnya ke Sekar mau diajak kemana Pak?”

“BIlang saja mau dikasi pekerjaan di kota."

"Daripada dia di rumah menganggur, dan jadi beban kita, mending dia kita suruh kerja biar bisa menghasilkan uang."

“Tapi uang untuk penggantian Sekar sudah ditransfer kan Pak?”

“Sudah, kemaren tuan Thomas mentransfer seratus juta."

"Bilangnya sih mau ditambahi lagi kalau sudah melihat orangnya."

"Kalau orangnya cantik dan sesuai yang diinginkan, akan ditambah lagi."

“Sukur deh, uang seratus juta kan bisa buat beli rumah sederhana, dikampung ini dapat dua rumah."

"Nanti satu bisa untuk Sandi, satu lagi buat Intan."

"Nah kalau ada tambahan, Ibu pengin beli baju."

"Sudah lama lo Ibu tidak beli baju."

“Atur saja, Bapak tidak masalah."

"Sekarang cepat kasih tahu Sekar."

"Oh ya sarapan  sudah siap belum?, bapak sudah mau berangkat kerja ni."

“Ya Pak sebentar, Ibu mau lihat ke dapur dulu."  

Bu Asih langsung menuju dapur.

“Sekar, sudah selesai belum masaknya?”

“Sudah Bu, Sekar masak nasi goreng, tinggal Sekar bawa ke meja makan."

“Ya sudah, cepet taruh di meja makan."

"Bapak, Sandi sama Intan sudah menunggu."

“Ya Bu."

“Ibu..., sarapannya lama sekali sih, aku sudah lapar dan sudah kesiangan juga," teriak Intan tidak sabaran.

“Iya Bu, Sandi juga nih mau ada ulangan pagi, jadi harus berangkat pagi, cepetan, nanti Sandi terlambat."

“Cepat Sekar,  lihat itu,  gara-gara kamu tidur  tidak tahu aturan, semua  jadi  kesiangan,"

Sekar hanya diam sambil membawa nasi goreng ke meja makan.

“Kak, kamu itu lelet amat sih jadi orang, saya kesiangan tahu!”

“Iya  nih  tidak bisa  diandalkan,  suruh pergi  saja Bu  bikin  beban  keluarga  kita."

Sekar sangat  geram mendengar celotehan adik-adik angkatnya, 

Kemudian Sekar pura-pura kepleset, dan nasi goreng yang ada ditangannya lepas jatuh tumpah semuanya."

Karena waktu jatuh tangan sekar sengaja membalikkan tempat nasi  gorengnya, sehingga tertumpah semuanya.   

“Sekar...! apa-apaan kamu, lihat ulah mu,  nasi  gorengnya  tumpah semua, sekarang kami makan apa!, teriak bu Asih.

“Makan angin," Sekar nyaut dengan cuek.

“Apa katamu?”

Bu Asih sudah siap menampar pipi Sekar, tapi keburu dicekal tangannya oleh pak Wawan.

“Bu ingat ya, jangan  ada  bekas luka di  tubuh Sekar."

"Apalagi ada bekas tamparan di pipi  Sekar."

"Apa  Ibu mau  ditegor nona Cyndi?”

“Ah sialan kamu Sekar."

“Sudahlah,  tidak  usah diributkan,  Bapak  makan di warteg saja nanti."

"Sandi dan Intan sarapan di kantin sekolahan."

'Ibu bisa masak mi dulu ya."

"Ayo anak-anak kita berangkat."

“Pak duwit jajannya tambahi buat sarapan."

“Ya sudah ini Bapak tambahi."

Mereka  bertiga  segera  berangkat.

Sandi  dan  Intan  berangkat  sekolah. 

Sandi kelas 2 SMA, Intan kelas 1 SMA.

Sedangkan  pak  Wawan  jadi  supir  ojek  online  motor.

Sandi dan  Intan naik motor berboncengan, karena kebetulan sekolahnya  sama.  

Sedang  Sekar  tahun  ini sudah  lulus SMA.

Kepenginnya melanjutkan kuliah, tapi pak Wawan tidak mau membiayainya.

Sepeninggalan mereka bertiga bu Asih mencari Sekar di dapur.

“Sekar!, puas kamu pagi-pagi sudah bikin ulah?"

“Bu, kenapa sih Ibu itu selalu marah-marah sama Sekar?”

“Apa Ibu dan Bapak tidak sayang sama Sekar?”

“Sayang  katamu?,  untuk   apa  kami   sayang   sama  kamu." 

" Kamu  itu   ya,  sudah  beruntung  Ibu  sama   Bapak menyekolahkan kamu sampai SMA."

"Kamu harusnya berterima kasih."

“Lah  kan  memang  sudah  jadi  tanggung  jawab Ibu dan Bapak,  menyekolahkan anak-anaknya."

"Termasuk aku, kan anak Bapak Ibu juga."

“Bukan,  kamu  bukan anak kami."

"Kamu itu anak  yang dibuang oleh keluargamu."

" Karena kebaikan kami saja, kamu kami pelihara dan kami sekolahkan hingga sampai SMA."

"Kamu harusnya balas budi pada kami."

“Dengan cara apa?”

"Nanti siang ada yang mau menjemputmu untuk kamu kerja di kota."

“Kerja apa Bu?"

“Kerja apa saja yang penting dapat uang."

“Apa saja Bu?, termasuk jadi pelacur?”

“Kenapa tidak, mukamu tidak jelek, pasti gampang dapat duwit banyak."

“Ibu ngomong begitu, apa Ibu tidak takut dosa?"

"Tobat Bu, tobat, mengapa Ibu jadi menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang, dosa Bu, dosa."

“Lo yang jadi pelacur kan kamu, kok Ibu yang dosa."

“Tapi Ibu yang menjual Sekar."

“Ya itu kan bentuk balas budi kamu sudah Ibu besarkan dan sekolahkan."

"Balas budi kan bisa dengan cara lain."

“Ibu, tega sekali Bu sama Sekar."

Sekar  terasa diiris -iris hatinya mendengar semua perkataan bu Asih.

Meskipun dia anak angkat,  tapi dari kecil kan  sudah dia pelihara. 

Apa tidak  ada rasa  sayang dihatinya. 

Dengan  perasaan kecewa Sekar berniat meninggalkan dapur, tapi bu Asih menahannya.

“Sekar  tunggu,  sebentar  lagi nona  Cyndi datang."

"Kamu  siap-siap dan berangkat ikut dengannya."

"Bekerjalah biar dapat uang, kemudian kirim ke Ibu, dari pada di sini jadi beban.'

Sekar  hanya  diam dan  langsung pergi  masuk kamar untuk siap-siap meninggalkan rumah yang penuh drama dan penyiksaan. 

Selama ini bukan  hanya  omelan  dan  makian  tiap  hari  yang  didapat  Sekar.

Tapi pukulan,  jambakan dan tendangan  yang  selalu menemani  hari-harinya. 

Ada rasa sukur yang dia rasakan bisa pergi meninggalkan rumah ini.

Entah  bagaimana takdir  dia nanti, yang jelas dia percaya dengan takdir baik yang akan Allah berikan padanya.  

Juga ada Kakek Arya yang akan selalu mendampingi dan menjaganya

1
Ibuk'e Denia
aq mampir thor
Shazfa Gallery: alhamdulillah, mohon suportnya kakak, terima kasih masih pemula/Proud/
total 1 replies
Nur Cahyani
Luar biasa
Shazfa Gallery: terima kasih kakak, mohon dukungannya/Smile/
total 1 replies
Kazuo
cerita ini memicu imajinasiku, aku merasa seakan-akan hidup di dunia lain ketika membacanya.
Shazfa Gallery: Terus baca ya Kak, mohon masukannya
total 1 replies
Wesal Mohmad
Jujur aja, ini cerita paling baik yang pernah aku baca.
Shazfa Gallery: Terima kasih Kak, mohon supportnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!