NovelToon NovelToon
Pawang Sang Tuan Muda Impoten

Pawang Sang Tuan Muda Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:19.1k
Nilai: 5
Nama Author: Senja

Enzio Alexander Pratama, pria 28 tahun dengan kekayaan dan status yang membuat iri banyak orang, ternyata menyimpan rahasia kelam—ia impoten.

Sebuah kecelakaan tragis di masa lalu merampas kehidupan normalnya, dan kini, tuntutan kedua orangtuanya untuk segera menikah membuat lelaki itu semakin tertekan.

Di tengah kebencian Enzio terhadap gadis-gadis miskin yang dianggapnya kampungan, muncul lah sosok Anna seorang anak pelayan yang berpenampilan dekil, ceroboh, dan jauh dari kata elegan.

Namun, kehadirannya yang tak terduga berhasil menggoyahkan tembok dingin yang dibangun Enzio apalagi setelah tahu kalau Anna adalah bagian dari masa lalunya dulu.

Bahkan, Anna adalah satu-satunya yang mampu membangkitkan gairah yang lama hilang dalam dirinya.

Apakah ini hanya kebetulan, atau takdir tengah memainkan perannya? Ketika ego, harga diri, dan cinta bertabrakan, mampukah Enzio menerima kenyataan bahwa cinta sejati sering kali datang dari tempat yang tak terduga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. Enam

Anna berdiri di depan Enzio dengan tatapan bingung.

Karpet mewah di lantai terlihat jelas bernoda kopi, dan Enzio, dengan wajah dingin dan angkuh, bersandar di sofa.

Masih mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya.

“Bersihkan karpet itu sekarang juga!” perintah Enzio sambil menunjuk karpet dengan dagunya.

“Tapi, Tuan , noda ini hanya bisa dicuci dengan air. Saya perlu membawanya keluar,” ucap Anna pelan, mencoba bersikap sopan meski hatinya kesal karena perintah yang tidak masuk akal itu.

“Tidak perlu,” potong Enzio tegas. “Kamu bersihkan di sini saja. Karpet ini harganya mahal, kalau kamu membawanya keluar, bisa-bisa kamu jual!”

Anna mengepalkan tangannya. “Bagaimana caranya, Tuan?”

Enzio menyeringai kecil, lalu berkata dengan nada santai, “Gunakan seragam mu.”

“Apa?” Anna melotot, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

“Kamu tidak tuli, kan? Lepaskan seragammu dan gunakan itu untuk membersihkan karpet ku,” ucap Enzio dengan nada dingin, seolah tidak ada yang salah dengan permintaannya.

“Tuan, anda pasti bercanda,” balas Anna, suaranya mulai bergetar antara marah dan tidak percaya.

“Tidak, aku serius. Jika kamu tidak mau melakukannya, maka keluarlah dari rumah ini. Tapi ingat, jika kamu pergi, jangan pernah kembali!” ancam Enzio sambil menatap tajam ke arahnya.

Anna menggigit bibirnya sendiri. Kalau dia pulang kampung, Ibu Sumi pasti akan sangat kecewa, apalagi ibunya masih sakit dan membutuhkan uang untuk berobat.

“Baiklah,” gumamnya dengan, menahan rasa kesal di dadanya. Jika ini satu-satunya cara agar ia tidak dipecat, maka ia akan melakukannya.

Enzio awalnya hanya bermaksud menggertak, tapi matanya langsung membelalak ketika melihat Anna mulai membuka kancing seragam pelayannya.

Kancing pertama terlepas, memperlihatkan sedikit belahan dada Anna yang putih mulus.

“Tunggu!” teriak Enzio sambil berdiri dari sofa.

Anna terhenti, menatap Enzio dengan bingung. “Apa lagi, Tuan?”

“Berhenti melakukan itu! Apa kamu pikir aku ingin melihat tubuh gadis kampung sepertimu?” ucap Enzio dengan nada tinggi, meski sebenarnya ia sedang berusaha menutupi rasa gugupnya.

Anna menunduk, merasa tersinggung dengan ucapan Enzio. Tapi ia tetap menjawab, “Bukankah Tuan sendiri yang memerintahkan saya tadi?”

Enzio menelan saliva dengan susah payah. Jantungnya berdegup kencang, dan matanya secara refleks melirik ke bawah, melihat asetnya yang kini berdiri tegak di balik handuk.

Rasanya berbeda dari tadi, meski belum menge ras, kali ini aset kebanggannya bisa digerakkan kesana kemari.

(Wkwkw. Traveling aku😭)

“Argh!” Enzio menggeram kesal pada dirinya sendiri. “Keluar! Aku bilang keluar dari kamarku sekarang!” teriaknya, menunjuk pintu.

“Tapi, Tuan, Anda yang menyuruh saya membersihkan karpet ini. Saya menolak keluar!” balas Anna.

“Keluar, aku tidak ingin melihatmu lagi!” bentak Enzio.

Anna terdiam. Matanya mulai berkaca-kaca, tapi ia tetap berusaha terlihat kuat di depan majikannya.

“Apa Tuan benar-benar tidak sudi melihat saya?” tanyanya pelan.

“Benar! Bahkan jika tubuhmu diberikan secara gratis, aku tidak akan sudi! Aku tidak mau menyentuh gadis kampung sepertimu!” ucap Enzio dengan kejam.

Kata-kata itu seperti pisau yang menusuk hati Anna. Air mata yang sudah ia tahan akhirnya mengalir deras. Ia menunduk, membungkuk singkat sebagai tanda hormat, lalu berlari keluar dari kamar tanpa berkata apa-apa lagi.

“Saya permisi, Tuan!”

Enzio menghela nafas panjang, lega karena Anna akhirnya pergi. Tapi ketika ia melihat ke bawah, wajahnya berubah panik.

“Mengapa... mengapa dia bangun lagi?” gumam Enzio sambil menatap asetnya yang masih berdiri tegak di balik handuk.

Enzio meremas rambutnya sendiri, frustasi dengan tubuhnya yang bereaksi setiap kali berada di dekat Anna.

“Kenapa harus dia? Kenapa gadis kampung itu bisa membuatku seperti ini?!” gerutunya.

Enzio berjalan mondar-mandir di dalam kamar, mencoba mengabaikan rasa yang berkecamuk di dadanya. Ia kembali teringat bagaimana Anna menangis sebelum pergi.

Entah kenapa, meski ia merasa bersalah, ia tidak bisa memungkiri bahwa ia menikmati melihat Anna dalam keadaan seperti itu.

“Apa aku ini monster?” tanyanya pada diri sendiri sambil menatap cermin di depannya.

Wajahnya yang dingin mulai menunjukkan keraguan. Tapi ia segera menggeleng keras, mencoba menghapus pikiran-pikiran aneh itu.

“Tidak! Dia hanya seorang pelayan! Tidak lebih!” gumamnya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

**

***

Anna duduk di tepi tempat tidurnya, memeluk lutut sambil menangis terisak. Hatinya terasa begitu sakit dengan kata-kata Enzio tadi.

“Kenapa sejak dulu Enzio selalu membenciku?” gumam Anna sambil mengusap air matanya.

Ia memandang kedua tangannya yang bergetar. “Aku hanya ingin bekerja dengan baik, tapi kenapa rasanya begitu sulit?”

Meski hatinya terluka, Anna bertekad untuk tetap bertahan.

“Aku tidak akan membiarkan dia memecatku. Aku akan membuktikan bahwa aku tidak selemah yang dia kira,” ucapnya sambil mengepalkan tangan.

Anna terus mencoba menguatkan dirinya, tapi bayangan wajah dingin Enzio dan kata-katanya yang menyakitkan terus terngiang di kepalanya.

“Enzio bodoh!” maki Anna. Malu sekaligus kesal jika ingat Enzio menyuruhnya membuka pakaian tadi.

Tok tok!

Ketukan lembut di pintu kamar Anna terdengar berulang kali.

Anna, yang masih terisak di tempat tidurnya, buru-buru menghapus air matanya dengan punggung tangan. Ia menarik nafas panjang untuk menenangkan diri sebelum membuka pintu.

“Theo? Ada apa malam-malam begini kemari?” tanya Anna dengan mata sedikit sembab.

Theo menatap Anna dengan wajah seperti anak kecil yang kelaparan.

“Aku lapar, Anna. Perutku sudah keroncongan sejak tadi. Aku ingin makan mie instan, tapi Hana sudah tidur. Jadi aku tidak punya pilihan lain selain mengetuk pintu kamarmu.”

Anna melipat tangan di dada, mengernyit. “Kamu menggangguku hanya untuk sebuah mie instan? Apa kamu tidak bisa memasaknya sendiri?”

Theo memasang wajah memelas, matanya berbinar seperti anak anjing yang minta perhatian.

“Aku tidak bisa. Aku takut air panas. Tolonglah, hanya kamu yang bisa menyelamatkan nyawaku malam ini!”

Anna mendengus.

Namun, tatapan mengiba Theo berhasil membuatnya luluh.

“Baiklah, aku akan membuatkanmu. Tapi tunggu di dapur. Aku ganti baju dulu.”

Theo tersenyum lebar, seperti anak kecil yang mendapatkan permen.

“Baik, Nona Cantik! Terima kasih! Kamu benar-benar malaikat kedua di rumah ini!” ucap Theo sambil melangkah menuju dapur.

Anna masuk ke dapur beberapa menit kemudian. Ia mengenakan baju santai. Theo duduk di kursi, menatap Anna dengan senyuman lebar.

“Kamu benar-benar cantik, Anna. Bahkan baju santai pun terlihat seperti gaun pesta jika kamu yang memakainya,” ucap Theo, mulai menggombal.

Anna hanya meliriknya sekilas sambil mengambil mie instan dari rak. “Kalau kamu lapar, diam saja. Jangan menggombal. Tidak akan mempan padaku!”

Theo terkekeh. “Apa salahnya mencoba, kan? Mungkin dengan rayuan ini kamu akan jatuh cinta padaku.”

Anna memasukkan mie ke dalam panci berisi air mendidih tanpa menoleh. “Kalau kamu terus bicara seperti itu, aku bisa saja memasukkan cabe rawit satu genggam ke dalam mie-mu.”

Theo tertawa keras. “Baiklah, baiklah. Kamu menang. Aku akan diam... untuk sekarang.”

Anna menggeleng sambil tersenyum kecil. Theo memang menyebalkan, tapi entah kenapa tingkahnya sedikit menghibur malam ini.

1
partini
jangan tunangan dong
yg atu lagi up ya Thor
SenjaKala: Malam ya kak insya allah🤭
total 1 replies
☠Fi⏤͟͟͞R𝕸y💞𒈒⃟ʟʙᴄ🚘
sayang ya tokoh utama seperti anna kakinya sakit
SenjaKala: Hehe iya kak,
total 1 replies
Eva Karmita
maaf otor mau nanya kakeknya Anna masih hidup KH ?? maklum aku agak lupa habis lama ngk up kn 😁😁
SenjaKala: Udah almarhum, Mak. mungkin nanti pras yang nongol
total 1 replies
jenny
waduuuhhh... laras minta enaknya doank
Eni Susilowati
lanjut terus lebih panjang nulisnya agar lebih seru membacanya
SenjaKala: Siap kak selalu panjang kok kayak.... 😂
total 1 replies
Opi Sofiyanti
eeuuuhhh atuh ada bahan anna di manfaatin nenek sihir kl gtu mah... 😒😒
Opi Sofiyanti: tp kl keburu zio yg ambil anna, Anna aman kyknya...
SenjaKala: Kita lihat anna mencla mencle nggak nanti🤭
total 2 replies
kyo
lanjut thor, makin seru
SenjaKala: Siap kak
total 1 replies
Eva Karmita
jangan katakan Anna mau ngalah nanti dari Viona dan nyerahkan Zio untuk ulat nangka ya otor
Eva Karmita: semoga saja aamiin 🤲🤲😅
SenjaKala: 😂😂 sebenernya nasib Viona nanti bakalan lebih ngenes mak🤣
total 4 replies
Opi Sofiyanti
knp hrs duluan ketemu ama nenek sihir atu ini kak???
Opi Sofiyanti: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
SenjaKala: Kalau nanti² kelamaan kak, aku sat set
total 2 replies
Yuliana Tunru
apa laras tak.bisa bertanya siapa anna atw lbh ramah sedikit tp sudah lah smoga jgn ada kisah mengemis pengakuan anna kelak yaa
SenjaKala: Galak dia emang kak dr awal juga😅
total 1 replies
Eva Karmita
beri alasan yang tepat supaya Anna bisa menunggu mu Zio jgn cuma ngomong cinta tapi tak da usaha dan bukti 🥺 didepan ortu mu kamu cuma diam tapi dibelakang kamu ngejar Anna sampai ugal"an 😩🤦🏻‍♀️ bukan cuma Anna aku pun bingung jadi bimbang dan ragu sama perasaan mu 😤 Anna butuh bukti bukan janji Zio jadi please tunjukkan keseriusan mu dan kesungguhan hati mu jgn plen plan macam anak TK 😩😤

kasih vote buat babang Zio biar dia semangat ngejar cinta Anna 😍🥰❤️
SenjaKala: 😍 siap mak
🤭
total 1 replies
kyo
Lumayan
kyo
Luar biasa
Eva Karmita
Zio jgn cuma ngomong di hati tapi emak" butuh bukti ayolah tunjukkan keseriusan mu jgn sampai kamu menyesal Anna nikah sama Arman
jenny
1 kata : Nyesek!!
SenjaKala: Siap kk
jenny: pokoknya kak author harus tanggungjawab bikin mereka bahagia, looo
total 3 replies
Eni Susilowati
ditungguh kelanjutannya
Eni Susilowati
semakin seruh ceritanya buat Anna bahagia zio karena dia Uda lama menderita
SenjaKala: Semoga zio denger ya kak
total 1 replies
+44
masi menanti masa lalu yang akan terbongkar.. 😒
SenjaKala: sama...
total 1 replies
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
yang tegas dong jadi cowok,kaya cewek labil aja kelakuanmu Zio..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐: greget sama Zio 😅😅
SenjaKala: 😂 kasihan ayang zio kena semprot terus kak
total 2 replies
millie ❣
Cowo banci jg ababil g bs ngambil keputusan g gentle bgt si loe Zio 😏😏
SenjaKala: 😂😂 hujat aja kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!