Merebut Cinta Suamimu

Amanda meletakkan begitu saja gelas kopi yang ia bawa kembali dari ruangan Reagan. Dengan kedua tangan ia mengusap wajahnya. Amanda cukup tidak percaya dengan apa yang barusan saja terjadi. Mulai dari sikap Reagan yang aneh, mengajaknya menjalin hubungan sampai datangnya Selena ke ruangan Reagan serta tuduhan wanita itu.

Amanda menghela napas, netranya kemudian melirik pada gelas kopi yang tadi ia letakkan di atas meja. Sesaat ia mendengus ketika mengingat Reagan yang tak meminumnya dan meminta Amanda untuk membawanya saja.

"Pria aneh," kata Amanda seraya meraih gelas tersebut dan menikmati kopinya. Sangat sayang kopi senikmat ini jika dibuang. Harganya juga pasti lah mahal.

"Berani sekali kau meminum kopi khusus untuk suamiku?!"

Amanda hampir saja tersedak. Ia meletakkan kembali gelas kopi dan langsung menatap Selena tajam. Wanita berbisa ini selalu saja bersikap semaunya.

Selena berdiri di ambang pintu dengan wajah angkuhnya. Ia merasa kesal ketika melihat Amanda menikmati kopi yang memang dikhususkan untuk Reagan. Padahal Selena telah mendengar sendiri jika Reagan lah yang meminta kopi itu dibawa pergi dari ruangannya.

Selena langsung melangkah mendekat pada Amanda. Ia meraih gelas tersebut dan langsung membuang isinya ke wastafel cuci piring yang ada di sana.

"Kopi itu lebih pantas di tuang ke sana dari pada kau yang meminumnya."

Amanda mengepalkan tangan. Selena terus saja menghina dirinya di setiap pertemuan mereka.

"Dan sekarang, kau segera lah pergi dari kantor ini!" ucap Selena lagi mengusir Amanda dari perusahaan suaminya.

Mata Amanda seketika membola. Apa yang baru saja Selena katakan? Ia harus pergi dari kantor ini? Enak saja!

"Aku tidak melakukan kesalahan apa pun. Jadi aku akan tetap bekerja di sini." Amanda berusaha tenang menanggapi kesombongan Selena. Mereka sedang berada di kantor dan Amanda tidak ingin memancing keributan, terlebih mengecewakan bibi Luna.

"Kau tidak tahu diri sekali! Dasar wanita buruk rupa. Kau kira kau itu sedang menentang perintah siapa, hah? Aku adalah istri Reagan. Pemilik perusahaan ini. Dan sekarang aku memecat mu!!"

Suara Selena seketika memenuhi ruangan yang luasnya tidak seberapa itu. Hingga terdengar oleh beberapa orang yang berada di luar. Mereka bergerak menyimak, namun juga tidak cukup berani untuk mendekat. Para karyawan sangat mengenal suara siapa yang tadi berteriak marah.

"Kau memang istrinya, tapi bukan berarti kau memiliki wewenang untuk memecatku."

Selena tersenyum remeh. Kurang ajar sekali Amanda. Berani sekali wanita itu menentangnya.

"Sebaiknya kau segera pulang. Sebelum para karyawan melihat sifat asli mu." Kini berbalik Amanda yang mengusir Selena. Bukan mengusir yang bagaimana, Amanda hanya tidak ingin apa yang kini terjadi di antara dirinya dan Selana mencuri perhatian para karyawan.

Tanpa Amanda ketahui jika situasi di luar ruangan sudah banyak yang menyimak.

"Kau mengusirku?" tanya Selena tak percaya. Ia terus menatap pada Amanda dengan wajah angkuhnya. "Kau benar-benar wanita yang tidak tahu diri! Kau lah yang aku usir dari sini. Jangan bilang kau ingin tetap bekerja di sini karena tertarik dengan suamiku?" Selena langsung tertawa setelahnya. Ia jadi merasa lucu sendiri dengan kata-katanya.

Jika pun benar Amanda tertarik pada suaminya, biarkan saja. Pesona suaminya itu memang tidak bisa terelakkan, begitu banyak wanita yang ingin berada di sisi Reagan. Tapi Selena tak pernah merasa khawatir, karena ia begitu mengenal Reagan. Suaminya itu tidak jauh berbeda dari sahabatnya, Lucas. Sangat payah dan enggan berurusan dengan yang namanya wanita.

Itu jua yang membuat Selena selama ini merasa aman saat bermain-main di belakang suaminya. Reagan takkan mudah tergoda apalagi menggoda.

"Kalau aku benar tertarik dengan suamimu, bagaimana? Aku rasa aku bisa mencoba untuk mendekatinya." Amanda tersenyum saat melihat wajah Selena yang seperti mengepulkan asap.

"Reagan sangat tampan di mataku." Saat mengatakannya, Amanda jadi mengingat wajah Reagan di malam saat pertama kali ia melihat pria itu. "Ia pria yang karismatik. Terlihat dingin padahal sikapnya begitu konyol." Amanda sampai tertawa kecil saat mengatakannya. Ia juga jadi mengingat ketika Reagan yang mengajaknya berselingkuh.

"Suamimu juga terlihat manis saat tersenyum. Aku sangat menyukainya," kata Amanda lagi. Ia berkata jujur pada Selena.

Amanda sungguh berani. Ia mengatakan semua yang ia rasa ketika melihat Reagan. Amanda bisa merasakan jika kini sesuatu yang mengendap di dalam hatinya terasa lepas, meski ia begitu sadar telah mengungkapkannya pada orang yang salah.

"Kau wanita gila! Kau bermimpi menginginkan suamiku, hah? Dasar wanita tidak tahu diri! Cobalah berkaca! Kau tidak lebih dari seorang pelayan yang buruk rupa!!"

Amarah Selena terpancing, ia begitu emosi ketika mendengar penilaian Amanda terhadap suaminya. Seakan wanita udik itu sudah mengenal Reagan dengan lama.

"Dan si buruk rupa ini lah yang akan merebut cinta suamimu!"

Duar!

Rahang Selena jatuh, ia menganga dengan netra yang melotot pada Amanda. Kurang ajar sekali wanita sialan ini! Selena langsung maju menyerang Amanda. Wanita itu tak bisa lagi mengendalikan emosinya. Selena sangat muak mendengar kata-kata Amanda terhadap Reagan serta melihat sikap wanita itu yang begitu berani dan percaya diri sekali.

*

*

*

"Hmm. Ada apa?"

"Pergi ke ruangan office sekarang."

"Untuk apa aku ke sana? Kau suruh saja asisten mu untuk mencari wanita itu," tolak Lucas atas perintah Reagan yang menghubunginya. Sahabatnya itu pasti memintanya ke ruangan office hanya untuk mencari Amanda. Office girl yang kini Lucas tahu telah berhasil mencuri perhatian Reagan.

"Baiklah. Aku akan segera mengurus kepindahanmu."

"Sialan kau, Rey!" umpat Lucas. Ia langsung mematikan sambungan telepon dan beranjak meninggalkan ruang kerjanya.

Sedangkan di ruang kerjanya. Reagan, pria itu hanya mengangkat bahunya acuh. Ia meletakkan ponsel di atas meja dan kembali fokus pada tablet yang dari tadi sudah ia perhatikan. Sesekali ia tersenyum kecil dengan tangan yang kembali mengulang bagian video yang itu-itu saja.

Dari tablet itu lah Reagan tahu apa yang sudah terjadi di ruangan office antara Selena dan Amanda. Pria itu dari tadi menyimak. Dan kini Reagan hanya mengulang-ngulang bagian video yang sangat mencuri perhatiannya. Reagan bahkan tak bisa menyembunyikan tawa, pria itu memperbesar video, sekali lagi ingin memastikan siapa yang sudah berniat ingin merebut cintanya.

"Boss lady," gumam Reagan dengan senyum tipis yang terukir di wajah tampannya. Ia terus saja mengulang potongan video itu, seakan tidak ada puasnya.