Di desa penggarit, hiduplah seorang Tuan Muda bernama galih yang terbuang dari keluarganya sendiri karena fitnah dari kakak dan adiknya sendiri
Suatu hari, galih bertemu dengan satu ekor monyet putih yang terjebak di akar akar pohon di gunung pangrango.
galih tidak mengetahui bahwa monyet itu adalah sebenarnya sosok jin khodam yang menjelma menjadi monyet.
Namun, hubungan antara galih dan condromowo tidaklah sederhana. Mereka harus menghadapi berbagai macam tantangan dan bahaya yang mengancam desa mereka. Mereka juga harus menghadapi kebenaran tentang masa lalu galih dan kekuatan yang sebenarnya dimilikinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
manusia berkepala harimau
"Kapan kejadian itu pak?" tanya galih
"Kejadian itu udah lama banget, jauh sebelum kamu kesini mungkin, tiga tahun yang lalu." jawab wadi.
"Udah, udah ayo kita keliling, siapa tahu ada maling." ucap usman dan beranjak bangkit.
Pak toni, pak aceng, pak wadi, dan galih berdiri. Mereka berlima berjalan dengan senter, dan cahaya bulan sebagai penerangan.
Beberapa menit mereka berjalan mereka sampai di depan rumah bu jihan, entah kenapa galih merasa tertarik dengan rumah tersebut.
Galih berhenti, pak usman, pak aceng pak toni, dan pak wadi juga berhenti lalu memandangi galih.
"Kenapa berhenti lih?" tanya pak Usman
"Ga tau pak..... tiba tiba saya tertarik ingin masuk ke rumah ini." ucap galih
Ke empat bapak bapak itu memandangi rumah bu jihan, hawa dingin yang menusuk sangat terasa di rumah tersebut.
"Tolong!! tolong!!. teriak pak dono dari dalam rumah tersebut.
Tiba tiba terdengar suara pak dono meminta tolong, galih, dan ke empat bapak bapak itu mendekat ke rumah. Pak usman mencoba membuka pintu.
"Pintunya di kunci." ucap pak usman
"Dobrak aja man." ucap aceng Pak Usman mengangguk lalu mendobrak pintu tersebut.
Bugh!!! bukanya pintu terbuka malah pak usman yang terjatuh.
"Dobrak pintu aja ga bisa man, banyakin makan kangkung biar kuat." ucap pak toni
"Pintunya kaya asbes, keras banget." ucap usman.
"Udah.... ayo dobrak." ucap aceng dan mendobrak pintu sama seperti usman aceng terpental. Mereka berempat terus mendobrak pintu tersebut.
Toni, dan wadi juga ikut mendobrak, tetapi mereka juga terpental kini tinggal galih yang belum.
"Lih coba kamu dobrak, kita udah pada tua ga kuat." ucap usman dengan nafas ngos ngosan.
Galih melihat pintu tersebut, dalam pandangan galih pintu tersebut seperti ada aura hitam hitam tipis yang menyelimuti. membuat galih ragu ragu untuk mendobrak.
Entah dorongan dari mana, galih tiba tiba menendang pintu tersebut.
Bang!!
Pintu tersebut langsung terpental dan remuk bukan. cuman pintunya yang remuk bagian dinding juga terlihat retakan retakan.
Ke empat bapak bapak melongo melihat itu, termasuk galih. galih tidak mennyangka tenaganya sebesar itu padahal ia jarang olahraga kesibukanya hanya bekerja.
Tolonggg!! tolonggg!!. kembali terdengar teriakan pak dono, membuat galih dan ke empat bapak bapak tersebut tersentkak. mereka bertiga langsung masuk. Mereka berlima termasuk galih masuk menuju sumber suara yaitu kamar nafis.
Setelah sampai di kamar nafis, mulut mereka menganga melihat kejadian di luar nalar. bagaimana tidak mereka melihat nafis yang sedang mencekik bu jihan, sementara pak dono menarik narik tangan nafis yang sedang mencekik bu jihan.
Ke empat bapak bapak tersebut mendekat dan ikut membantu pak dono menarik tangan nafis.
Tenaga nafis seperti bukan tenaganya, tenaga nafis sangat kuat hingga membuat kelima bapak bapak kewalahan. Galih tidak tinggal diam, galih menarik tubuh bu Jihan.
Bu jihan langsung meraup udara dengan sangat rakus, setelah terlepas dari cekikan anaknya sendiri.
"Nafisss!! sadar nak." ucap bu jihan
Nafis seperti orang yang kesetanan dia terus membrontak, membuat kelima bapak bapak kewalahan memeganginya.
Karena saking kewalahanya akhirnya terlepas,
Nafis langsung melesat bagaikan roket hendak mencekik kembali bu jihan. galih yang melihat hal tersebut memasang badan dengan berdiri dan merentangakan tangan di depan bu jihan.
Sosok yang merasuki nafis menerkam galih. sosok yang merasuki nafis kaget karena galih tidak terjatuh sama sekali dan masih berdiri tegak. Galih memeluk tubuh nafis yang hampir jatuh karena tiba tiba nafis pingsan.
Sementara itu entah berada di tempat mana, sosok berbentuk tubuh manusia dengan kepala harimau bergidik ketakutan.
bagaimana tidak ia saat ini sedang berada di depan makhluk dengan aura yang sangat kuat.
Di depan sosok manusia berkepala harimau itu hanya terlihat bola mata, dengan warna kuning kehitaman menatap tajam ke arahnya.
Yang membuat sosok tersebut takut bukanlah tatapanya melainkan aura yang sangat kuat dan mengintimidasi.
"Di.. dimana ini si.... siapa kamu?" tanya sosok manusia berkepala harimau.
Makhluk berkepala harimau itu bingung pasalnya setelah ia menerkam galih, ia seperti di tarik dan berpindah entah ke dimensi mana.
Sosok pemilik kedua bola mata kuning itu tidak menjawab, tetapi malah semakin menatap manusia berkepala harimau itu dengan tatapan yang lebih tajam.
Sosok berkepala harimau merasa kekuatanya lama lama berkurang, di depan makhluk tersebut.
"A..apa apaan ini!" ucap manusia berkepala harimau.
Tiba tiba tubuhnya kurus kering, dan ambruk lalu lebur terbawa angin.
Kembali pada galih, setelah nafis pingsan nafis di baringakan oleh galih di kamarnya.
Galih, pak dono, bu jihan, pak usman pak aceng, pak toni, dan pak wadi duduk di ruang tamu, dan minuman air putih di depan mereka masing masing.
"Sebenarnya kenapa nafis bisa begitu pak dono?" tanya usman
"Nafis kerasukan pocong hitam." ucap bu jihan dengan isak tangis. nampak leher bu jihan masih memerah akibat cekikan nafis. Galih, dan ke empat bapak bapak memandangi bu jihan.
"Pocong hitam! aduh makin banyak setan di desa kita." ucap wadi
"Mas ini warga baru kan, mas pasti bisa nolongi anak saya tolong usir pocong dari rumah saya." ucap bu jihan pada galih.
Orang orang memandang galih mereka tersadar, setelah nafis menerkam galih nafis langsung jatuh pingsan. galih yang di pandangi salah tingkah.
"Emmm, pertebal iman sama banyakin zikir aja buat ibu sekeluarg dan kita semua, agar terhindar hal hal seperti tadi." ucap galih
"Denger tuh bu, makanya ibu kalau di ajak sholat ga pernah mau alesanya ada ini ada itu, nafis juga yang jadi korbanya." ucap pak dono.
"Maaf pak ibu janji, setelah kejadian ini ibu bakal rajin rajin sholat, tepat waktu ibu juga bakalan ngajak nafis buat ikut sholat."
"Harus itu bu!!."
"Wah, mas galih ternyata bisa nyembuhin orang kesurupan?" tanya pak Usman
"Ga bisa saya pak."
"Emang luar biasa mas galih, udah ganteng rendah hati lagi." ucap pak toni
Galih garuk garuk kepala, karena dia benar benar tidak tahu.
"Ibuuu!! bapakk!! ucap nafis dari kamar. Orang orang langsung menghampiri.
"Kenapa nduk?" tanya bu jihan
"Hausss!!" ucap nafis
Bu jihan langsung mengambil air putih di dapur, dan meminumkanya pada nafis nampak nafis sangat lemas bahkan hanya untuk duduk saja tidak bisa sehingga harus di topang Oleh pak dono.
Setelah nafis meminum, nafis kembali di baringakan dan tak berapa lama nafis tertidur.
"Ya udah pak, kami pamit dulu kalau ada apa apa jangan sungkan sungkan." ucap pak Usman.
"Iya makasih yah bapak bapak, terutama mas galih udah tolongin nafis dan istri saya."
"Sama sama pak."
"Assalamualaikum."
"Walaikumsalam."