Suamiku Tidak Mencintaiku

Radit sedang sibuk di ruang kerjanya. Hari ini memang sedang banyak sekali pekerjaan di kantor. Untung saja Eva selalu cekatan membantu Radit. Iya, walaupun mereka sudah menjadi suami istri yang sah di mata agama ,tetapi ketika berada di kantor mereka bekerja secara profesional. Mereka bahkan menutupi hubungannya keduanya. Mereka sengaja melakukan itu karena semua rekan kerja di kantor tahu jika Radit sudah mempunyai istri dan dua anak.

Akan jadi omongan pastinya jika tiba- tiba mereka tahu kalau Radit menikahi Eva. Pastinya mereka akan menuduh Radit telah berselingkuh. Apalagi CEO perusahaan dia mana Radit dan Eva bekerja,tidak menyukai perselingkuhan. Pernah salah satu karyawan melakukan perselingkuhan dengan rekan sesama kantor, dan mereka langsung dipecat secara tidak hormat.

Karena Pak Helmi sebagai CEO selain menginginkan seluruh karyawan bekerja dengan baik, dia juga menuntut para karyawan mempunyai adab yang baik pula. Pak Helmi tidak suka jika ada karyawan melakukan perbuatan yang tidak baik.

Radit pun tidak mau jika hubungannya dengan Eva yang diawali dengan perzinahan dan pernikahan tanpa sepengetahuan Risma diketahui oleh bosnya dan rekan kerjanya. Bisa- bisa dia dan Eva akan dipecat secara tidak hormat karena mempunyai skandal dengan sang sekertaris.

Begitu pun dengan Nada dan pak Burhan. Burhan adalah direktur di perusahaan yang sama dengan Radit. Dan Nada berstatus sebagai sekertaris dan juga simpanan Burhan. Burhan sudah punya istri dan empat orang anak yang sudah dewasa. Bahkan anak pertamanya sudah menikah dan mempunyai anak. Tapi Burhan malah berselingkuh dengan Nada. Hubungan mereka pun sudah lebih dari lima tahun.

Tapi mereka pintar sekali bermain cantik sama seperti Radit dan Eva. Di kantor mereka bekerja selayaknya seorang atasan dan bawahan yang profesional. Tapi di belakang, mereka menjalin hubungan yang tidak diketahui oleh orang lain selain mereka berempat saja yang tahu skandal mereka masing- masing. Bedanya Radit dan Eva memilih untuk menikah, sedangkan Nada dan Burhan memilih menjalin hubungan tanpa status yang jelas. Mereka hanya teman di atas ranjang.

Pintu ruang kerja Radit terbuka, dan masuklah Nada ke ruangan Radit.

"Hai Radit..." ucap Nada lalu duduk di depan Radit.

"Dari mana saja kamu...? Empat hari ini aku nggak lihat kamu di kantor...?" tanya Radit.

"Aku cuti..." jawab Nada.

"Cuti...?" Nada mengangguk.

"Liburan..?" Nada menggelengkan kepalanya.

"Aku baru pulang dari rumah sakit..." jawab Nada.

"Kamu sakit...? Muka kamu pucat..." tanya Radit.

"Nggak... Aku habis keguguran..." jawab Nada.

"Keguguran...?" Nada mengangguk.

"Jadi kamu hamil lagi...?" tanya Radit.

"Ya iyalah Radit, namanya orang keguguran ya pasti hamil..."

"Keguguran apa kamu sengaja menggugurkan kandunganmu seperti sebelumnya...?" tanya Radit penuh selidik.

Nada menghela nafas panjang.

"Iya... aku habis Aborsi..." Nada sambil memainkan kukunya yang panjang.Radit menggelengkan kepalanya .

"Sudah berapa kali kamu menggugurkan kandungan...?"

"Baru empat kali..." jawab Nada dengan santainya.

"Baru empat kali kamu bilang...? Nada... Mau sampai kapan kamu seperti ini...? Kamu membunuh bayi nggak berdosa di dalam perut kamu. Kalau kamu nggak mau hamil , kenapa pacar kamu nggak pake pengaman sih...?" tanya Radit.

"Dia nggak mau, nggak enak katanya..." jawab Nada sambil menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi.

"Ya kalau gitu kalian nikah dong, kalian nikah dong, bangun sebuah keluarga, kalian bisa membesarkan anak- anak bersama..." sahut Radit.

"Aku nggak mau kalau hanya dijadikan istri kedua Dit, istri kedua itu bakalan dinomorduakan. Enakan hubungan begini , aku selalu di nomor satukan oleh mas Burhan. Aku minta apapun pasti mas Burhan kasih..." ucap Nada.

"Trus kamu mau sampai kapan menjalani hubungan tanpa status seperti ini Nada...? Nanti kalau kalau Burhan sudah bosan sama kamu, kamu bakal dibuang sama dia. Trus kamu mau apa...? Kamu nggak bisa menuntut apapun dari dia..." sahut Radit.

"Sama saja Radit, kalaupun aku dan mas Burhan menikah, aku dan anakku belum tentu akan mendapatkan hak waris dari mas Burhan..." ucap Nada.

"Istri sah nya yang berhak penuh atas Mas Burhan dan juga semua hartanya..." sambung Nada.

"Tapi setidaknya kamu tidak terus- terusan berzina dengan Burhan. Memangnya kamu nggak takut dosa...?"

"Halah sok suci kamu Radit...segala ngomongin dosa. Nggak sadar diri kamu Radit. Apa kamu sudah lupa dengan apa yang kamu lakukan bersama Eva...? Kamu juga berzina sampai Eva hamil, lalu Eva menggugurkan kandungannya..." sahut Nada tidak terima dinasehati oleh Radit.

"Iya aku akui, aku sama Eva memang pernah berbuat dosa. Tapi itu dulu, sekarang kami sudah menikah, dan pernikahan kami sudah sah secara agama, kami bebas melakukan apa pun tanpa takut dosa. Dan asal kamu tahu, Eva tidak melakukan aborsi seperti kamu, waktu itu dia mengalami keguguran karena kandungannya lemah..." ucap Radit sedikit emosi.

"Ya tapi kamu tetap berdosa lah sama istrimu si Risma yang bodoh itu. Kamu menikahi Eva tanpa sepengetahuan dia kan. Otomatis kamu sudah berselingkuh di belakang dia dan menyakiti hatinya. Aku yakin cepat atau lambat si bodoh Risma itu bakal mengetahui perselingkuhan kamu dengan Eva..." sahut Nada.

"Berdoa saja kamu Radit, supaya suatu hari kamu nggak akan menyesal karena telah menyakiti istri dan anak kamu. Bisa saja kan kamu akan kehilangan istri dan anak- anak kamu karena mereka benci dengan kelakuan kamu..." ucap Nada lalu pergi dari ruang kerja Radit.

Radit terdiam melihat kepergian sang sahabat yang hari ini begitu menyebalkan. Radit lalu menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi. Kata - kata Nada yang menyuruh Radit supaya berdoa agar tidak menyesal di kemudian hari terngiang- ngiang di telinga Radit.

"Nggak.. aku nggak akan menyesal karena telah menikahi Eva. Justru aku akan menyesal kalau aku tidak bisa bersatu dengan Eva. Eva itu cinta sejatiku. Sampai kapanpun aku akan tetap terus bersamanya dan terus mencintainya..." ucap Radit dengan penuh keyakinan.

Tiba- tiba ponsel Radit berbunyi menandakan pesan masuk. Radit segera mengambil ponselnya di atas meja dan membuka pesan dari Eva. Radit langsung tersenyum bahagia begitu tahu yang mengirim pesan adalah Eva sang pujaan hati.

"Babby, kerjaan kamu sudah beres apa belum...?" tanya Eva.

"Sudah Babby..." jawab Radit membalas pesan Eva.

"Kalau gitu kita makan siang di luar yuk...?" ujar Eva.

"Ayo..."

"Kamu makan apa babby...?" tanya Eva.

"Aku mau makan kamu ..." Radit membalas pesan Eva sambil senyum- senyum.

"Ih kamu mah sukanya makan aku mulu, nggak ada puasnya, emang nggak bosan apa...?" tanya Eva.

"Mana mungkin aku bosan Babby, tubuh kamu itu candu banget buat aku..." jawab Radit.

"Ah bohong,kamu juga suka melakukannya sama mbak Risma 😓..." Eva membalas pesan Radit dengan menyematkan emoji cemberut.

"Aku dah lama nggak melakukannya sama Risma. Ada kali dua bulan lebih..." jawab Radit.

"Kenapa babby...?"

"Aku nggak nafsu sama dia . Aku nafsunya cuma sama kamu aja babby..."

"Aahhh... Bahagianya aku 😘" balas Eva.

"Aku akan selalu buat kamu bahagia babby..." Ucap Radit.

"Makasih babby, i love you 😍😘" balas Eva.

"I love you too 😘😍🥰🥰🥰🥰..."

"Udah yuk makan aku lapar..." ucap Eva.

"Ya udah kamu tunggu di mobil aku ya , nanti aku nyusul...." jawab Radit.

"Oke babby...."

...****************...

Sementara itu semenjak bertemu dengan Nada di mall hari itu, hati Risma menjadi semakin gelisah dan penasaran siapa sebenarnya selingkuhan Radit. Tapi Risma tidak bisa berbuat apa- apa selain hanya berdoa kepada sang pemilik hidup agar apa yang disembunyikan oleh Radit bisa terungkap.

Karena pusing dengan kemulut dan kegundahan hatinya, nasfu makan Risma pun semakin menurun. Tubuhnya terlihat lebih kurus dari biasanya.

Tiba- tiba ponsel Risma berdering. Risma yang sedang tiduran di sofa sehabis mengantar anak- anaknya ke sekolah, mengambil ponselnya di atas meja. Terlihat di sana Aryo yang menelpon.

"Mas Aryo, ngapain sih dia nggak ada bosan- bosannya nelpon aku. Padahal aku nggak pernah mengangkat telponnya tapi dia telpon terus setiap hari. Apa aku angkat saja , penasaran juga dia mau ngomong apa..." gumam Risma.Risma lalu mengangkat panggilan dari Aryo.

"Hallo mas Aryo..." ucap Risma.

"Halo sayang, ahh... Akhirnya kamu mau angkat telpon dariku juga... Apa kabar sayangku...?" tanya Aryo.

"Mas Aryo ada perlu apa telpon aku...?" tanya Risma tidak mau berbasa- basi dengan Aryo.

Aryo tertawa.

"Jangan galak- galak dong sayang...' ucap Aryo.

"Mas, kamu mau ngomong apa sih...? Apa ada hal penting yang mau kamu sampaikan sama aku...? Kalau nggak ada hal penting, aku matikan saja telponnya..." sahut Risma.

"Iya...iya sayang, duh nggak sabaran banget deh...." ucap Aryo kembali tertawa. Risma pun dibuat kesal.

"Ada hal penting apa mas...? Cepat katakan aku nggak bisa lama- lama, masih banyak kerjaan di rumah..." tanya Risma.

"Mau aku bantuin kerjaannya...?" tanya Aryo.

Risma menghela nafas kasar mencoba buat sabar menghadapi kekonyolan Aryo.

"Heheee... Oke oke sayang. Jadi aku telpon kamu itu ada sesuatu yang sangat penting yang ingin aku kasih tahu sama kamu, sayangku..." ucap Aryo.

"Ya udah cepetan ngomong..." Risma sudah tidak sabar dan juga kesal pada Aryo.

"Ini tentang suamimu si Radit. Aku sudah tahu siapa selingkuhan suamimu..." ucap Aryo.

"Apa..? Mas Aryo tahu siapa selingkuhan mas Radit...? Siapa mas..? Cepat kasih tahu aku..." sahut Risma.

"Eh...eh.. Tunggu dulu... Kalau aku kasih tahu kamu, trus kamu mau ngasih aku apa sebagai imbalannya...?' tanya Aryo.

"Ya ampun mas, memangnya kamu mau minta apa dari aku...?"

"Aku minta hati kamu Ris..."

"Jangan gila deh kamu mas..."

"Aku memang sudah gila Risma, kamu yang udah buat aku tergila- gila..."

"Mas Aryo... Tolong jangan bercanda, aku lagi serius mas..."

"Aku juga lagi serius sayangku..."

Risma kembali menghela nafas dengan kasar.

"Sayang , kamu tahu nggak, aku sudah lama suka sama kamu. Senyuman kamu itu manis sayang..."

"Mas Aryo, tolong jangan seperti itu, aku ini kakak ipar kamu, tolong hargai aku sedikit dong mas..." kali ini Risma marah.

"Iya aku tahu itu, tapi aku kan hanya sedang mengungkapkan apa yang sedang aku rasakan sama kamu sayang. Memangnya salah...?''

"Ya jelas salah dong mas, kamu nggak seharusnya ngomong kayak gitu sama aku. Aku suami kakak ipar kamu dan kamu juga suami adik ipar aku. Tolong jaga sikap kamu dong mas, aku nggak mau kalau sampai Anggi tahu sikap mas Aryo sama aku trus Anggi salah paham , kamu harus jaga perasaan istri kamu dong mas..."

"Ngapain aku jaga perasaan Anggi, Anggi saja nggak pernah jaga perasaan aku sebagai suaminya. Nasib kita tuh sama Sayang, kamu tidak dihargai sama suamimu dan aku juga tidak dihargai sama istriku. Anggi itu istri yang menyebalkan, dia suka seenaknya sama aku. Maunya diratukan tapi tidak mau menghormati suami...."

"Mas , aku nggak mau tahu urusan kamu sama Anggi. Kalau memang kamu tahu selingkuhan mas Radit, katakan padaku sekarang..."

"Oke oke... Jadi kita mau ketemuan di mana...?"

"Kok ketemuan di mana sih...? Mas Aryo tinggal sebutkan saja siapa selingkuhan mas Radit...."

"Iya sih, tapi aku nggak mau ngomong lewat telpon, aku maunya ketemu langsung sama kamu sayang..."

"Mas , aku capek ngomong sama kamu, kalau kamu nggak mau ngasih tahu aku, ya udah aku matikan saja telponnya...."

"Eh tunggu...tunggu...memangnya kamu nggak penasaran siapa selingkuhan suamimu itu...?"

"Aku penasaran mas, makanya tolong sebutkan namanya..."

Aryo malah tertawa mendengar Risma emosi. Risma bertambah kesal, lalu dia mematikan sambungan telponnya.

"Nggak jelas nih orang, bikin orang emosi saja..." Risma geram setelah mematikan sambungan telponnya.

Tak lama kemudian ponselnya berdering lagi. Aryo nelpon lagi, tapi kerena kesal, Risma mengabaikan telpon dari Aryo. Kemudian Aryo mengirimi Risma pesan.

"Aku punya Video Radit dan selingkuhannya sedang ciuman panas..."

"Setelah berciuman mereka masuk ke dalam kamar.. "

"Selain video itu, aku juga punya beberapa foto hubungan Radit dan perempuan itu, dan jika kamu melihatnya kamu bakalan pingsan Risma..."

Begitulah isi pesan yang dikirim oleh Aryo. Risma pun semakin penasaran. Lalu dia membalas pesan Aryo.

"Cepat kirim foto dan Video itu ke nomorku...'

"Nggak bisa, kita harus ketemuan dulu...' balas Aryo.

Risma lagi- lagi menghela nafas.

"Kenapa sih mas Aryo menyebalkan sekali, tinggal kirim saja apa susahnya sih, kenapa harus ketemuan segala. Apa aku temui saja dia ya..." ucap Risma.

Setelah berfikir beberapa saat akhirnya Risma setuju untuk bertemu dengan Aryo.

"Baiklah mas, kita mau ketemuan di mana...? Tapi aku nggak bisa lama- lama ya, nanti siang aku harus menjemput anak- anak..." risma mengirim pesan pada Aryo.

"Baiklah sayang, nanti aku jemput kamu ke rumah ya..." Aryo membalas pesan Risma.

"Ngak usah.. Kita langsung ketemuan saja di tempat..." jawab Risma.

"Tempatnya jauh sayang, kita harus pake mobil ke sana. Kamu siap- siap saja aku segera jemput kamu ke rumah...' ucap Aryo.

Sepuluh menit kemudian mobil Aryo sudah ada di depan rumah Risma. Risma lalu keluar dari rumah, mengunci pintu kemudian naik ke mobil Aryo.

"Mas, kita mau ke mana...?" tanya Risma setelah duduk di samping Aryo.

"Kita akan pergi ke tempat yang indah yang enak buat ngobrol..." jawab Aryo.

"Kalau bukan karena foto dan Video yang kamu janjikan aku nggak bakal mau pergi sama kamu mas..." ucap Risma. Aryo pun tertawa.

"Kamu tambah manis aja deh Ris, aku makin suka deh sama kamu..." ucap Aryo sambil melihat ke arah Risma.

"Tolong jangan bicara seperti itu mas, udah ayo jalan..."

"Iya sayang, kamu ini nggak sabaran banget sih sayang, aku jadi gemes deh sama kamu..." ucap Aryo lalu menjalankan mobilnya.

"Mas, kita sebenarnya mau ke mana sih, kok sudah tiga puluh menit belum sampai juga...?" Risma mulai gelisah.

"Sebentar lagi sampai kok sayang..." jawab Aryo sambil tersenyum.

"Mas, kamu nggak bohongi aku kan ...?" tanya Risma takut Aryo akan berbuat yang tidak baik padanya.

"Nggak sayang, aku cuma mau nyari tempat yang nyaman untuk kita berdua, nanti aku akan ceritakan semuanya tentang Radit dan selingkuhannya itu..." jawab Aryo.

Bersambung....