Azzam pergi ke sebuah desa pelosok untuk mengecek tempat yang mau di buat sebuah sekolah tanpa di duga dijalan dia diberhentikan beberapa preman yang memalaknya semuanya diambil bahkan Azzam sampai di tendang ke jurang hingga dia tidak sadarkan diri.
bagaimana nasib Azzam selanjutnya ikutin ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
Selama seminggu ini Azzam sangat sulit bertemu dengan Zahra terlihat jelas Nadia selalu menghalangi.
Karena hari ini Azzam tidak ke kantor dia menemani syila bermain sebuah ide terlintas dikepala Azzam dia menyuruh syila mengajak Zahra jalan-jalan.
Mau tak mau Zahra akhirnya ikut karena di paksa syila tapi saat mereka mau berangkat Shanum menghentikan mereka dan meminta agar Nadia ikut.
Dalam hati Azzam merasa kesal karena rencananya akan gagal.
"Kalau begitu aku nggak jadi ikut ya mas"Kata Zahra.
"Tante Zahra harus ikut kalau nggak ikut aku nggak mau pergi"Rengek syila.
"Bagus syila kamu memang ponakan yang paling pintar"Sanjung Azzam dalam hati.
"Ikutlah nggak apa-apa Zahra"Suruh Shanum.
"Kalau dia ikutkan aku bisa berduaan dengan Azzam,anak nyebelin itu bisa di jaga gadis kampung "Kata Nadia dalam hatinya.
"Iya Zahra kamu ikut saja"Kata Nadia.
Saat Nadia mau membuka pintu depan dia di halangi syila karena syila maunya didepan bersama Azzam.
akhirnya Nadia duduk di belakang bersama Zahra,di dalam mobil hanya ada suara syila yang bicara sekali-kali Azzam menjawab pertanyaan yang di lontarkan syila.
Azzam juga sesekali melihat Zahra dari kaca spion tengah tapi tanpa diduga Nadia merasa yang diperhatikan Azzam.
Kurang lebih tiga puluh menit mereka sampai di salah satu pusat perbelanjaan yang ada di jakarta.
Syila bergandengan tangan dengan Azzam beberapa kali Nadia mencoba mengandeng tangan syila yang satunya tapi di tepis.
Mereka memutuskan masuk ke toko boneka Nadia menawarkan pada syila untuk melihat-lihat boneka awalnya syila ragu tapi Azzam memberi kode agar syila mau.
Syila menarik tangan Nadia untuk lebih dalam masuk sedangkan Azzam dan Zahra masih diambang toko tersebut.
Dirasa Nadia sudah tidak terlihat Azzam menarik tangan Zahra untuk pergi dari sana.
"mas kita mau kemana?"Tanya Zahra.
"Membeli sesuatu"Jawab Azzam singkat.
"Tapi kalau nanti syila nyariin dan membutuhkan sesuatu gimana?".
"Tenang saja ada Nadia yang menjaganya".
Azzam mengajak Zahra masuk ke toko perhiasan.
"Ada yang bisa saya bantu tuan,nyonya?"Tanya penjaga toko itu.
"Aku mau mencari kalung yang terbaru di sini"Jawab Azzam.
"Kalau boleh tahu untuk istrinya ya tuan"Tebak penjaga toko itu.
"Iya".
Penjaga itu mengambilkan beberapa perhiasan koleksi terbaru di toko itu semuanya bagus dan sangat mewah.
"Kamu suka yang mana Zahra?"Tanya Azzam.
"Maksud mas Azzam gimana"Zahra balik bertanya.
"Dari awal kita menikah sampai sekarang aku belum pernah membelikan mu sesuatu maka dari itu pilihlah yang kamu suka"Jelas Azzam.
"Nggak usah mas Azzam ini terlalu mahal untuk aku sebaiknya mas Azzam belikan untuk Mbk Nadia saja"Tolak Zahra.
"Kenapa aku harus beliin dia apa urusannya sama aku,aku mau membelikan kamu bukan dia".
"Tapi mas ini terlalu mahal".
"aku nggak akan bangkrut hanya karena membelikan mu perhiasan"Kata Azzam.
Azzam mengambil salah satu kalung dan memakaikan ke leher Zahra kalung itu terlihat biasa tapi harganya bisa menguras kantong.
"Cantik dan pas kalau di pakai kamu Zahra"Bisik Azzam ditelinga Zahra setelah memakaikan nya.
Tanpa sadar pipi Zahra berubah merah seperti tomat matang Azzam yang melihat dari kaca tersenyum.
"Pakailah terus dan jangan di lepas"Pinta Azzam.
Azzam dan Zahra kemudian kembali ke tempat di mana Nadia dan syila berada Zahra takut kalau Nadia curiga.
Sedangkan Nadia kakinya terasa mau copot karena ulah syila karena syila terus memutari seluruh toko boneka tanpa ingin membelinya kalau di hitung sudah tiga kali mereka memutarinya.
Dalam hati Nadia ingin menelan hidup-hidup syila pada akhirnya syila hanya membeli boneka satu saja.
"nggak anak, nggak ibu sama saja nyebelin"Gerutu Nadia dalam hati.
Setelah itu mereka kembali ketempat Azzam dan Zahra berada dari keadaan nya Azzam tahu kalau syila sudah mengerjai Nadia.
Mereka mampir untuk makan setelah itu baru pulang lagi-lagi Nadia di buat geram syila karena syila meminta Zahra duduk di depan dan dia mau di pangku Zahra.
Dalam perjalanan pulang di dalam mobil tidak ada yang bersuara karena syila sudah tertidur di pangkuan Zahra.
Sampai di rumah Azzam mengambil syila dari pangkuan Zahra dan membawanya masuk ke dalam.
"ngapain kamu mau masuk lebih baik kamu pulang saja"Usir Azzam saat Nadia di belakangnya.
"Tapi aku mau pamit sama Tante Shanum zam".
"Nggak usah nati aku pamit kan sebaiknya kamu pulang saja"Usir Azzam.
Nadia akhirnya pulang sedangkan Azzam masuk tanpa rasa bersalah sama sekali telah mengusir Nadia.
lanjut ceritanya...
kalo boleh kasih masukan, nanti peran zahra di buat jadi perampuan yg tangguh ya thor/Pray//Smile/... jangan yg diam aja kalo di hujat apalagi di rendahkan....
samangat terus berkarya thor/Good/