NovelToon NovelToon
BECOME A MAFIA QUEEN

BECOME A MAFIA QUEEN

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Reinkarnasi / Identitas Tersembunyi / Pemain Terhebat / Roman-Angst Mafia / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

Seorang Jenderal perang yang gagah perkasa, seorang wanita yang berhasil di takuti banyak musuhnya itu harus menerima kenyataan pahit saat dirinya mati dalam menjalankan tugasnya.

Namun, kehidupan baru justru datang kepadanya dia kembali namun dengan tubuh yang tidak dia kenali. Dia hidup kembali dalam tubuh seorang wanita yang cantik namun penuh dengan misteri.

Banyak kejadian yang hampir merenggut dirinya dalam kematian, namun berkat kemampuannya yang mempuni dia berhasil melewatinya dan menemukan banyak informasi.

Bagaimana kisah selanjutnya dari sang Jenderal perang tangguh ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21.Rencana Licik Sang CEO

Setelah menyadari perasaannya terhadap Kirana, Kaelus tidak tinggal diam. Sebagai seseorang yang selalu mendapatkan apa yang diinginkannya, dia tidak akan membiarkan perasaan ini berlalu begitu saja.

Masalahnya, Kirana masih terlalu muda.

Dan yang lebih rumit lagi, Kirana tampak tidak sadar bahwa Kaelus memiliki ketertarikan padanya. Gadis itu polos dan lugu, terlalu baik untuk melihat niat tersembunyi dalam sikap seorang pria.

Namun, Kaelus bukan tipe pria yang menyerah.

Jadi, dia mulai menyusun strategi.

Langkah pertama: Mengunjungi sekolah Alice.

Sekolah tempat Alice dan Kirana belajar bukan sekolah biasa. Itu adalah sekolah elit yang dikelola oleh keluarga Moretti, dengan Kaelus sebagai pemegang saham utama.

Jadi, tidak ada yang bisa melarangnya datang kapan saja dia mau.

Pagi itu, Alice hampir tersedak sarapannya saat mendengar rencana Kaelus.

“K-Kau mau ke sekolahku? Untuk apa?” tanyanya curiga.

Kaelus dengan santai menyesap kopinya. “Tentu saja untuk mengecek operasional sekolah.”

Alice menatapnya dengan mata menyipit.

“Kau tidak pernah peduli dengan operasional sekolah sebelumnya.”

Kaelus tersenyum tipis. “Aku mulai peduli sekarang.”

Alice menghela napas. “Jujur saja, kau mau bertemu Kirana, kan?”

Kaelus tidak menjawab, tetapi ekspresi wajahnya cukup menjelaskan segalanya.

Alice memijit pelipisnya.

“Aku merasa ini tidak akan berakhir baik…” gumamnya.

Kaelus hanya tersenyum samar sebelum melanjutkan sarapannya.

Keesokan harinya, kedatangan Kaelus di sekolah menjadi kejutan besar.

Begitu mobil mewahnya berhenti di depan gerbang sekolah, hampir semua siswa perempuan menoleh dengan wajah penuh kekaguman.

Para guru dan staf langsung menyambutnya dengan penuh hormat, sementara para murid berbisik-bisik satu sama lain.

“Kaelus Moretti? CEO muda itu?”

“Dia benar-benar datang ke sini?”

“Dengar-dengar dia masih single!”

Sementara itu, Alice menatap pemandangan ini dengan lelah. Kael benar-benar menciptakan keributan.

Namun, orang yang dicarinya belum terlihat.

Kaelus mengedarkan pandangannya, mencari sosok gadis yang membuat pikirannya tidak tenang.

Dan akhirnya, dia menemukannya.

Di tengah keramaian, Kirana berdiri dengan ekspresi bingung. Gadis itu tampak berbeda dari murid lainnya—bukan karena dia tidak terpesona oleh kedatangan Kaelus, tetapi karena dia jelas tidak mengerti mengapa pria itu datang ke sini.

Saat mata mereka bertemu, jantung Kaelus berdegup lebih cepat.

Dia tersenyum tipis.

“Lama tak bertemu, Kirana,” katanya santai.

Kirana mengedipkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya tersenyum. “Eh? Kaelus? Kenapa kau di sini?”

Kaelus melirik Alice sekilas sebelum kembali menatap Kirana. “Aku hanya ingin melihat bagaimana sekolah ini berjalan.”

Alice melipat tangan di dadanya, menatap Kaelus dengan tatapan penuh arti. Ya, tentu saja.

Setelah acara penyambutan selesai, Kaelus akhirnya berhasil menemukan kesempatan untuk berbicara empat mata dengan Kirana.

Mereka berjalan-jalan di taman belakang sekolah, jauh dari keramaian.

“Kirana,” kata Kaelus lembut, “boleh aku bertanya sesuatu?”

Kirana menoleh padanya, lalu tersenyum manis. “Tentu saja.”

Kaelus menatap gadis itu dengan ekspresi lebih serius. “Aku ingin tahu lebih banyak tentangmu.”

Kirana tertawa kecil. “Kenapa? Aku bukan orang yang menarik, Kaelus.”

Kaelus tidak setuju dengan itu. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa dan malah mengamati ekspresi Kirana dengan lebih seksama.

Saat itulah dia melihatnya.

Kirana tersenyum, tetapi ada kesedihan di matanya.

Kaelus sudah menyelidiki latar belakang gadis itu sebelum datang ke sini. Dia tahu bahwa Kirana adalah anak yatim piatu yang tinggal bersama bibinya. Dan dari hasil penyelidikannya, dia juga menemukan fakta yang membuatnya marah.

Kirana sering disiksa di rumahnya.

Bibinya bukanlah wanita baik. Dia memperlakukan Kirana seperti pembantu, bahkan sering memukulnya jika ada sesuatu yang tidak sesuai keinginannya.

Mengetahui hal itu, Kaelus merasakan amarah mendidih dalam dirinya.

Dan melihat Kirana tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa membuatnya semakin geram.

“Bagaimana kehidupanmu di rumah?” tanyanya langsung.

Kirana terdiam.

Senyumnya sedikit meredup, tetapi dia tetap berusaha terlihat ceria. “Baik-baik saja.”

Kaelus menatapnya tajam. “Jangan berbohong padaku.”

Kirana mengerjapkan mata, jelas tidak menyangka Kaelus akan langsung menanyakan hal itu.

“Aku tidak berbohong…” katanya pelan.

Kaelus mendekat, menatapnya lebih dalam. “Aku tahu bibimu sering menyiksamu.”

Warna wajah Kirana langsung berubah.

“D-Dari mana kau tahu?” bisiknya, suaranya sedikit gemetar.

Kaelus tidak menjawab, tetapi ekspresi wajahnya cukup menjelaskan bahwa dia tahu segalanya.

Kirana menunduk, meremas tangannya sendiri. “Aku… aku tidak ingin orang lain ikut campur.”

Kaelus menghela napas. “Kenapa?”

Kirana menggigit bibirnya. “Karena kalau aku melawan, aku tidak tahu harus tinggal di mana…”

Kalimat itu membuat hati Kaelus mencelos.

Gadis ini benar-benar bertahan seorang diri tanpa siapa pun.

Dan itu semakin membuatnya ingin melindunginya.

Kaelus tidak tahu apakah ini cinta atau obsesi. Tapi satu hal yang pasti:

Dia tidak akan membiarkan Kirana terus hidup dalam penderitaan.

Dan Kaelus tidak pernah kalah dalam mendapatkan apa yang dia inginkan.

.

.

Malam itu, hujan turun deras di kota. Jalanan basah dan becek, menciptakan genangan di setiap sudut. Namun, semua itu tidak menghentikan langkah seorang pria dengan jas hitam mahal yang kini berdiri di ujung gang sempit yang kumuh.

Kaelus Moretti.

Matanya menyipit menatap rumah kecil yang hampir roboh di hadapannya. Itu adalah tempat tinggal Kirana—gadis yang entah bagaimana berhasil menarik perhatiannya.

Dan malam ini, dia berada di sana untuk mengambilnya.

Beberapa jam sebelumnya…

Kaelus sedang bekerja di kantornya ketika ponselnya berdering. Nama Alice muncul di layar.

“Ada apa?” tanyanya sambil tetap fokus pada laptopnya.

Suara Alice terdengar panik. “Kael, sesuatu terjadi pada Kirana!”

Jari-jarinya langsung berhenti mengetik.

“Apa maksudmu?”

Alice menarik napas dalam-dalam. “Aku meneleponnya tadi, dan suaranya lemah. Dia bilang dia baik-baik saja, tapi aku dengar suara teriakan bibinya di latar belakang. Aku yakin dia dipukul lagi.”

Kaelus mengepalkan tangannya.

Dia sudah tahu Kirana sering diperlakukan buruk, tetapi mendengarnya secara langsung membuat darahnya mendidih.

“Aku akan mengurus ini,” katanya tegas sebelum menutup telepon.

Dan itulah yang membawanya ke tempat ini.

Gang itu dipenuhi bau tidak sedap. Lampu jalan yang remang-remang hampir tidak bisa menerangi area tersebut.

Kaelus berjalan melewati lorong-lorong sempit, dan akhirnya berhenti di depan rumah kecil yang tampak bobrok.

Tanpa ragu, dia mengetuk pintu dengan keras.

Tok. Tok. Tok.

Tidak ada jawaban.

Kaelus mengetuk lagi, kali ini lebih keras.

Tiba-tiba, pintu terbuka dengan kasar, memperlihatkan seorang wanita paruh baya dengan wajah kusut dan ekspresi tidak ramah.

“Siapa kau?” bentaknya dengan kasar.

Kaelus tidak menjawab. Dia hanya menatapnya dengan dingin sebelum melangkah masuk ke dalam rumah tanpa diundang.

“Hey! Apa yang kau lakukan—”

Namun, sebelum wanita itu bisa menyelesaikan kalimatnya, tatapan tajam Kaelus langsung membuatnya terdiam.

Matanya menjelajahi ruangan yang sempit dan berantakan, dan akhirnya berhenti pada sosok yang meringkuk di sudut ruangan.

Kirana.

Gadis itu duduk di lantai, tubuhnya bergetar. Pipinya memerah seolah baru saja ditampar, dan matanya penuh ketakutan.

Kaelus menggeram dalam hati.

Dia melangkah mendekat. “Kirana,” panggilnya pelan.

Kirana mengangkat wajahnya dan matanya melebar saat melihatnya.

“Kaelus…?” suaranya bergetar.

Tanpa banyak bicara, Kaelus berlutut di hadapannya. “Kita pergi dari sini.”

Kirana tampak terkejut. “T-Tidak, aku…”

Namun, sebelum dia bisa menolak, wanita tua itu kembali berteriak. “Dia tidak akan pergi ke mana-mana! Anak ini tinggal di sini dan bekerja untukku!”

Kaelus menoleh dengan ekspresi dingin.

“Kau pikir aku akan membiarkanmu menyiksa gadis ini terus-menerus?” katanya tajam.

Wanita itu terkejut, tetapi tetap membalas dengan angkuh. “Dia bukan urusanmu! Dia adalah keponakanku, aku yang merawatnya!”

Kaelus tersenyum miring.

“Salah.”

Sebelum wanita itu bisa bereaksi, dia mengeluarkan ponselnya dan menekan sebuah tombol.

Beberapa detik kemudian, suara langkah kaki terdengar dari luar.

Pintu rumah terbuka, dan dua pria berbadan besar masuk.

Mereka adalah pengawal pribadi Kaelus.

Wanita itu pucat pasi. “Siapa mereka?!”

Kaelus berdiri perlahan, mendekati wanita itu hingga jarak mereka begitu dekat.

“Aku bisa menyeretmu ke pengadilan atas kasus kekerasan terhadap anak,” bisiknya dingin. “Atau… aku bisa memastikan kau menghilang dari dunia ini tanpa ada yang tahu.”

Wanita itu terdiam, wajahnya seketika kehilangan warna.

Kaelus menoleh ke arah Kirana.

“Ayo pergi.”

Kirana masih ragu. “Tapi…”

Kaelus tidak memberinya pilihan. Dia meraih tangannya dan menariknya berdiri.

Tanpa melihat ke belakang, dia berjalan keluar dari rumah itu sambil menggenggam tangan Kirana erat-erat.

Hujan masih turun saat mereka keluar.

Kirana menunduk, air matanya bercampur dengan tetesan hujan. “Kaelus… kenapa kau melakukan ini?”

Kaelus menatapnya sebentar sebelum menjawab.

“Karena aku tidak bisa melihatmu menderita lebih lama.”

Malam itu, Kirana dibawa ke apartemen pribadi Kaelus.

Begitu sampai di sana, Kaelus memberikan handuk dan pakaian bersih padanya.

“Ganti pakaianmu, lalu makan. Setelah itu, kita bicara,” katanya tegas.

Kirana hanya mengangguk pelan.

Kaelus memperhatikannya masuk ke kamar mandi, lalu menghela napas panjang.

Dia sudah mengambilnya dari neraka itu.

Dan sekarang, dia tidak akan pernah membiarkan Kirana pergi lagi.

1
Shai'er
tak kenal lelah 💪💪💪
Shai'er
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Shai'er
💪💪💪💪💪💪💪💪
Shai'er
💪💪💪💪💪
Shai'er
🤣🤣🤣🤣🤣
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰
Shai'er
👍👍👍👍👍👍
Shai'er
🤧🤧🤧🤧🤧🤧🤧🤧
Shai'er
😭😭😭😭😭
Shai'er
😮‍💨😮‍💨😮‍💨😮‍💨😮‍💨
Shai'er
🤧🤧🤧🤧🤧
Widayati Widayati
aduh knp imut bgini. 🥰
Shai'er
udah bisa jalan kah🤔🤔🤔
Shai'er
pandang pandangan 🤧🤧🤧
Shai'er
🥺🥺🥺🥺🥺
Shai'er
👍👍👍👍👍
Shai'er
memasang perangkap untuk menyatukan orang tua 💪💪💪💪💪
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Shai'er
saling melindungi tanpa saling tau 🥰🥰🥰
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!