Namaku Anastasya Latansya tapi nenek senang memanggilku dengan panggilan Tata katanya itu singkatan namaku biar gampang untuk di sebut dan di ingat,aku anak ke empat dari empat bersaudara ya artinya aku bungsu dong
setiap anak bungsu biasanya kan di manjakan tapi tidak denganku
sejak bayi mama dan papaku tidak begitu memperdulikanku
Bahkan sejak bayi nenek yang merawatku,kata nenek mama sering kelelahan merawat ketiga anaknya karena jarakku dengan kakak perempuanku hanya berjarak beberapa bulan saja
entah mengapa seperti itu aku juga tidak mengerti
tapi apakah ini salahku?! aku tidak pernah meminta di lahirkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 4 Tangisan pilu Tata
Karena mereka Tau hanya kakek dan neneknya yang sangat menyayanginya sedangkan kedua orangtuanya tidak menganggapnya ada
"Nenek kenapa nenek meninggalkan tata sendirian nek,katanya nenek mau menemani Tata sampai tata bisa jadi dokter tapi kenapa nenek sekarang ninggalin Tata hiks hiks hiks " yang mendengar tangisan pilu Tata gadis kecil berusia 7 tahun itu juga turut meneteskan air mata
"sudah nak,Tata yang sabar ya" ucap Bu Ayu mengusap punggung kecil Tata yang berguncang
"Bu sekarang Tata sama siapa !? Nenek dan Kakek pergi ninggalin Tata,Tata sekarang sendiri Bu" isak Tangis Tata begitu menyayat hati
"Tata tidak sendiri nak kan Ada ibu,ada bapak juga kak Andre jadi Tata nggak usah takut ya" ucap Bu ayu membawa Tata kedalam pelukannya
Bu Ayu terus memeluk tubuh kecil itu
mencoba memberikan kenyamanan dan ketenangan
"iya nak Tata,nak Tata tidak sendirian kami juga ada dan sayang pada Tata" ucap Bu Rt mengelus punggung Tata
Ya di lingkungan tempat tinggal Tata dan neneknya mereka terkenal sebagai orang yang Ramah
Tata yang didik oleh sang nenek dan kakek sedari kecil dengan sopan santun dan taat beribadah
Tata juga terkenal anak yang cerdas, ustadz ustazah tempatnya mengaji sangat menyayangi Tata karena Tata santriwati yang terkenal sangat cerdas dan kreatif
Tata di usia Lima tahun sudah khatam bacaan Al-Quran dan sekarang Tata di latih oleh ustazahnya lebih Fasih lagi untuk hafal 30 jus
entah bagaimana Tata kedepannya karena mau tidak mau Tata tinggal bersama kedua orang tuanya karena di kampung manggis tempat dia dan neneknya tinggal kini hanya sendirian
Sedangkan kedua orang tuanya tinggal di kampung Durian jarak kekampung manggis dan durian lumayan jauh
Semua orang kini bersiap untuk memandikan jenazah nenek
Setelah sholat ashar jenazah nek Asih sudah di kebumikan
para warga saling bahu membahu untuk acara tahlilan di rumah nek Asih mereka banyak yang menyumbang kue-kue untuk acara tahlilan
Bu Rt dan Warga yang lain membagi kelompok untuk membawa kue-kue selama tiga hari kedepan acara tahlilan dan doa bersama untuk nek asih
Bu ayu menyumbangkan nasi dos untuk seratus orang
Pak Ustad Rahman siap untuk memberikan Tausiah di acara Tahlilan itu
papa firman dan mama Rima enggan untuk mengeluarkan uang bahkan hanya untuk sedos air mineral saja dia tidak mau
Alasannya karena dia adalah anggota keluarga yang sedang berduka
Padahal mama rima sejak tadi saat jenazah nek asih masih ada kerjaannya hanya sibuk main ponselnya saja tidak sedikitpun bergerak untuk membantu para warga menyiapkan keperluan Tahlilan dan dia bersama
Malam hari pun tiba setelah sholat isya warga kampung manggis berdatangan untuk acara tahlilan dan doa bersama untuk nek asih
Bu Ayu sekeluarga pun datang untuk menemani Tata karena mereka Tau Kedua orang tua gadis kecil itu tidak akan pernah peduli padanya
"sayang makan dulu yok nak,sejak siang tadi kamu belum makan nanti kamu bisa sakit" bujuk Bu Ayu dengan lembutnya
"alah, biarkan saja bu ayu nggak usah dipedulikan dia itu memang keras kepala dasar pembawa sial
Lihat kakek dan nenek kamu saja yang katanya sayang sama kamu sudah pergi ninggalin kamu" ucap mama rima tanpa perasaan sedikitpun pada anak bungsunya itu
"Bu tolong jangan seperti itu, kasian Tata " jawab Bu Ayu merasa kesal pada mama Rima
"Bu apa benar Tata pembawa sial!? Lihatlah bu nenek meninggakan tata sendirian Hiks hiks hiks " tangis Tata kembali pecah rasa sakit menjalar kerelung hatinya yang terdalam mendengar ucapan ibu kandungnya
empat hari telah berlalu semenjak meninggalnya nek Asih,Tata bingung akan tinggal Dengan siapa
Tata tidak yakin jika kedua orang tuanya mau merawatnya
Bu ayu tiap Hari mengunjungi Tata, karena semakin Hari rasa sayang bu Ayu pada Tata
Ingin rasanya Bu Ayu mengadopsi Tata tapi tidak enak pada orang tuanya karena mereka masih satu kampung sama-sama warga kampung Durian
"pak apa Tata kita ajak tinggal bersama kita aja!?"tanya Bu Ayu pada suaminya
"Nanti aja bu kita liat aja kedepannya bagaimana
Kalau memang orang tuanya tidak mau merawat Tata kita akan mengurusnya dan mengadopsi anak itu " jawab pak Adam
"iya deh pak,tapi tidak apa-apa kan kalau ibu tiap hari kasi jajan sama Tata!?" tanya Bu Ayu
"iya bu, insya Allah Bapak ikhlas bu" jawab pak Adam
"makasih ya pak,makin sayang deh sama bapak" ucap Bu ayu memeluk suaminya itu
"iya Bu sama-sama, selama itu untuk kebaikan bapak akan selalu dukung " jawab pak Adam membalas pelukan istrinya
"Sekarang kita istirahat buk sudah malam,besok pagi ibu mau nengok Tata kan di kampung Manggis !?" tanya pak Adam
"iya pak,tadi ibu sudah buatkan puding coklat dan stroberi mudahan Tata suka" jawab bu Ayu
Ya sesayang itu bu ayu pada Tata
Sedangkan di kampung Manggis,Tata kembali menangis karena sang ayah ternyata sudah menjual rumah peninggalan kakeknya itu
keluarga pak firman sengaja nginap dirumahnya itu karena mengurus penjualan rumah milik kedua orang tuanya
Namun tanpa sepengetahuannya kebun milik kakek Kadir, nenek asih sudah amankan sertifikatnya dia menyimpannya pada pak Haji Ridwan sahabat baik kakek Kadir
Dengan alasan jika kakek dulu menjualnya pada haji Ridwan karena nek asih Tau putra semata wayangnya juga menantunya sangat serakah dan nek asih yakin jika Putranya itu tidak akan pernah adil pada ke empat anaknya terutama Tata anak bungsunya
Dulu saat mama rima hamil Tata dia ingin menggugurkannya padahal usia kandungannya sudah memasuki tiga bulan
Rima selama masa hamil Tata tidak berhenti sakit dan masuk kerumah sakit Hingga pekerjaan Firman sering terbengkalai bayinya pun sering di tinggalkannya pada nek asih padahal bayi itu baru berusia hampir sepuluh bulan tapi jarang bisa Rawat bayinya yaitu Aisyah
Hingga Aisyah berusia setahun lebih
Saat Rima ingin menggugurkan kandungannya kakek Kadir berkata jika bayi itu lahir maka dia yang akan merawatnya
Jadi setelah Tata lahir Rima benar-benar tidak mau merawat Tata
Semua warga kampung manggis tau jika rima dan firman menolak kehadiran putrinya
"mau enak-enaknya tapi hasilnya, nggak mau dasar orang tua kejam nggak punya akhlak " ucap seseibu tetangga nek asih kala itu
Tata tumbuh jadi anak yang ceria, sopan santun dan cerdas
"cepat kalian tidur besok kita harus kosongkan rumah ini,Tata kamu tidur di depan tivi saja "ucap papa firman pada Tata
"tapi pa itukan kamar Tata,diluar dingin dan banyak nyamuknya
Tata tidur bareng kak Aish aja ya" jawab Tata
"ogah tidur sama anak pembawa sial kayak kamu nanti sialnya nular ke aku ihkkk ogah-ogah
Aish nggak mau pa tidur bareng dia pa" ucap Aisyah menolak permintaan Tata
"kamu tetap tidur diluar kalau kamu tidak mau,papa akan suruh kamu tidur di teras " ucap firman mengancam Tata
Tata yang di ancam seperti itu tidak protes lagi
Tata akhirnya tidur di ruang tengah beralaskan karpet tipis yang di gelarnya tadi
Tata tidur memakai seprei tua milik nek asih karena selimutnya dipakai orang tua dan ketiga kakaknya
"nenek kakek Tata kangen"gumam tata menutup tubuhnya dengan seprai yang di gunakan sebagai selimutnya
.ngga pernah brfikir kah kluarga hancur karena ada anak yg tersakiti oleh mereka
..