Rahmadhani gadis yang menikah setelah ia lama berpacaran dengan kakak kelas saat mereka SMA bernama Vino Subagyo Dua bulan pernikahan mereka Rahma tidak menemukan kebahagiaan dalam pernikahannya, mertuanya yang suka ikut ikutan dengan urusan pernikahan mereka berdua. Dan suami yang mulai berubah dari perangai dan sikapnya. Hingga akhirnya Rahma sering bertengkar dengan ibu mertuanya yang selalu memojokkan dirinya karena sang suami tidak pernah betah di rumah.
Rahma pun akhirnya memutuskan untuk mengambil peputusan dalam menyikapi polemik dalam rumah tangganya, sampai akhirnya Rahma menemukan kejangalan pada snag suami.
Lalu bagaimanakah kisah rumah tangga Rahma dan Fino? apakah Rahma akan mempertahankan rumah tangga nya atau ia akan menyerah dengan apa yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fazry Fazriyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Tahu Kamu Seperti Apa?
Rahma membalas pesan tersebut dari bawah dan beberapa pesan sudah ia jawab, lalu muncul sebuah pesan baru dari sebuah nomer yang tak ia kenal. Memberikan sebuah foto serta peringatan kepada Rahma, hingga ia tertuju pada pesan terakhir yang diberikan nomer tak di kenal yang menyatakan.
"Kalau loe pengen tau kenyataannya, lo boleh datengin kamar 201. Lo pasti akan tahu semuanya... dan gue pastiin kalau lo pasti menyesal karena udah menikah dengan seorang Vino Subagyo."
Pesan itu Rahma baca berkali kali, hingga ia merasa terkejut saat melihat foto yang orang itu kirimkan, membuat Rahma teringat akan foto yang saat ia akan pergi ia selipan di dalam tasnya. Foto yang orang itu kirim hampir sama dengan apa yang ia lihat tadi pagi, namun saat pagi tadi Rahma belum begitu jelas melihatnya.
Dan saat Rahma melihat kiriman foto dari orang tersebut, membuat Rahma tak berdaya tubuhnya menjadi lemas, ponsel yang ada di tangannya hampir saja jatuh ke lantai. Rahma menutup mulutnya yang hampir berteriak karena melihat foto tersebut yang membuatnya tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
Dengan tubuh yang serasa tak bertulang Rahma berusaha untuk berdiri dan mencari keberadaan tas yang menyimpan beberapa lembar foto yang ia selipkan tadi. Saat Rahma sudah menemukan tas miliknya ia langsung melihat tiga lembar foto yang ia temukan di dalam laci meja kerja sang suami, yang sepertinya sengaja Vino tumpuk dengan beberapa buku dan file di dalam laci agar tak terlihat oleh siapapun. Namun saat Rahma akan menyimpan berkas berkas Vino, Rahma tak sengaja melihat foto tersebut sehingga dirinya terusik untuk ingin tahu siapa yang ada dalam foto itu.
Apa yang Rahma lihat membuatnya sesak, seakan ada batu besar menindih bagian dadanya, sehingga ia tak bisa bernafas lega. Ia mencoba untuk memahami semuanya, mengapa kebagian yang baru ia rasakan sedikit saja kini berubah menjadi yang sedang menancap dalam kehidupannya.
"Apakah takdir sedang mempermainkan ku?" Lirihnya dalam tangis yang tak meneteskan air mata, dan itu serasa sakit bahkan lebih sakit.
Rahm membuka baju tidur yang ia gunakan. Tak pikir panjang lagi ia ingin membuktikan dengan apa yang orang itu katakan lewat pesan singkatnya kepadanya.
.
.
Rahma meninggalkan kamar, jam pun menunjukan tepat pukul satu dini hari. Nomer kamar yang orang itu berikan tak jauh dari kamar yang ia tempati hanya melewati tiga empat kamar dari seberang nya.
Rahma sudah berdiri tepat di depan pintu kamar 201, sejenak ia berfikir tak mungkin ia masuk dengan menunjukkan dirinya sendiri. Rahma melihat di sekeliling untuk mendapatkan petunjuk agar dirinya bisa masuk ke dalam, dan secara kebetulan seorang pelayan laki laki dengan membawa sebuah food serving trolley. Rahma menghentikan pelayan laki laki tersebut sebelum ia mengetuk pintu yang Rahma tuju.
"Mas, boleh saya minta tolong?" Tanya Rahma kepada laki laki berseragam putih dengan rompi berwarna merah.
"Ya kenapa, kak?" Tanyanya yang melihat ke arah Rahma.
Rahma memberi tahukan maksudnya kepada pelayan tersebut dengan meminta nomer rekening sang pelayan, lalu ia mengutarakan rencananya kepada sang pelayan.
"Tolong ya, mas... jangan sampai ke tahuan kalau bisa." pinta Rahma setelah ia memberikan sebuah benda kecil yang sepertinya untuk merekam suara atau sebuah camera.
"Baik, kak!" Jawab sang pelayan yang sudah bergegas untuk mengetuk pintu kamar 201 tersebut.
Tok... Tok... Tok.
Pelayan itu sudah mengetuk pintu kamar dimana orang tersebut katakan. Rahma sudah bersembunyi di balik dinding.
Pelayan itu mendengar suara yang berasal dari dalam lalu ia pun menjawabnya.
"Saya pelayan yang membawakan minuman yang tadi anda pinta, pak!" Jawab sang pelayanan.
Tak lama kemudian pintu itupun terbuka, dan Rahma sangat hafal benar dengan suara laki laki yang ia cintai.
"Masuk aja, mas!" Pinta Vino yang menggunakan kaos dalam dengan celana tidur.
Pelayan tersebut masuk dan meletakan dua botol minuman serta dua gelas kosong dan juga cemilan yang Vino pesan bersama teman di dalam kamar.
Saat Vino sedikit lengah pelayan tersebut meletakan benda yang tadi Rahma berikan kepada pelayan tersebut di dekat nakas dan ada sebuah lampu tidur persis di dekat kasur.
"Minumannya saya letakan di meja, pak... apa ada yang anda perlukan lagi?" Tanya sang pelayan saat melihat Vino bersama teman laki laki yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Sudah cukup, bila nanti ada saya langsung menelpon ke resepsionis." Jawab Vino.
Pelayan itu pun pergi setelah Vino memberikan selembar pecahan ratusan kepada sang pelayan.
.
.
Pelayan pun ke luar, saat itu pula Rahma mendekat dan menanyakan apakah benda tersebut sudah ia letakan. Sang pelayan menjawab pertanyaan Rahma dengan penuh keyakinan.
"Sudah, mba." Jawab nya singkat. Lalu Rahma meminta sang pelayan untuk mengecek ponselnya karena Rahma sudah mentransfer uang kepadanya. "Terimakasih, mba."
"Sama-sama, terima kasih juga sudah membantu saya!" Kata Rahma dan ke duanya pun berjalan saling membelakangi.
Rahma masuk ke dalam kamarnya. Ia membuka ponselnya dan mendengar kan apa yang sedang di bicarakan oleh mereka berdua di dalam.
Dalam rekaman itu Rahma mendengar suara Vino yang sedang berbicara dengan seorang laki laki. Hati Rahma hancur ketika mendengar apa yang Vino katakan pada laki laki yang Rahma tak tau suara siapa itu. Yang membuat hatinya hancur adalah saat Vino mengatakan bahwa Vino hanya menjadikan Rahma sebagai tameng dari status dirinya.
Lama Rahma meratapi nasib percintaannya yang ia nilai ia akan bahagia bila menikah dengan cinta pertamanya, namun nasib berkata lain, Rahma menangis dipojokan bawah tempat tidur dengan cukup lama, hingga akhirnya ia mendengar suara orang yang mendekati pintu kamarnya. Rahma dengan cepat beranjak ke atas kasur dan berpura pura tidur dengan menutupi sebagian kepalanya.
Saat Rahma sudah berbaring di atas kasur empuk dengan temaramnya lampu tidur, Vino masuk ke dalam kamar dan matanya tertuju pada seseorang yang sudah menutup rapat tubuhnya dengan selimut hangat.
"Syukurlah kalau dia sudah tidur, aku tidak cape cape cari alasan lagi." Ucap Vino saat dia menjatuhkan jas miliknya ke sebuah sofa yang ada di kamar.
Vino menuju kamar mandi, dan saat itu pula Rahma menyadari kalau Vino sudah pulang.
"Aku tahu sekarang alasan kamu, kak... jahat, kamu jahat banget sama aku kak Vino... aku mencintai kamu dengan tulus tapi kamu mengkhianati cinta ini dengan tipu dayamu selama ini." Lirih Rahma dalam hati dengan tangis yang ia sembunyikan.
Hati Rahma terasa sangat sakit dan perih saat ia tahu kalau laki laki yang ia cintai sejak lama itu hanya berpura pura mencintai dan menikahinya. Saat ini Rahma ingin tahu apa yang akan ia lakukan kepada dirinya bila ia akan berpura pura meminta hak nya sebagai seorang istri. Apakah Vino akan menolaknya atau apakah dia akan berpura pura dengan seribu alasan seperti biasanya.
Beberapa menit berlalu Vino sudah ke luar dari kamar mandi membersihkan diri. Saat itu pula Rahma berpura pura baru bangun tidur.
"Kak!" Panggil Rahma, yang membuat Vino terkejut akan panggilan Rahma karena Rahma memberanikan diri memeluk Vino dari belakang.
"Nia" Teriak Vino karena kaget.
"Maaf kalau Rahma tida tahu kakak sudah pulang!" Ucap Rahma berpura pura mesra. "Kak...!" Panggil Rahma dengan tingkah seperti wanita penggoda.
Hal ini Rahma lakukan untuk menguji sang suami, Rahma ingin tahu respon dari Vino bila Rahma bertingkah seperti wanita penggoda.
Vino mulai sedikit risih ketika melihat Rahma sedikit aneh tidak seperti biasanya. Saat ini Rahma berdiri persis di depan Vino, Raham mengalungkan tanggan nya di leher Vino. Membuat Vino mengerutkan keningnya.
"Ada apa, Nia... gak biasa biasanya kamu manja gini... pasti ada yang kamu mau ya?" Tanya Vino menghilangkan ketegangan dalam dirinya.
"Ia,... Nia mau sesuatu dari kakak, yang sudah lama ingin Nia katakan... kakak ingat sudah berapa lama kita menikah?" Tanya Rahma yang membuat Vino semakin tak karuan dibuatnya.
"I_i... i_ iya... lima bulan kan?" Jawab Vino dengan gugup namun ia berusaha untuk menghindari Rahma. "Ngapain sih kamu kaya gini?" Tanya Vino saat tangan Rahma mulai membuka kancing baju Vino.
"Kita kesini kan mau bulan madu,... usia pernikahan kita sudah enam bulan lebih, dan kakak belum memberikan hak kakak kepadaku... iya, kan?" Dengan berani Rahma menarik tengkuk Vino hingga kini mereka berdua begitu dekat.
Di dalam diri Rahma sebenarnya ia merasa jijik sendiri bertingkah seperti ini kepada laki laki yang sudah menghancurkan ras cinta di dalam hatinya, laki laki yang sudah menganggap pernikahan sebagi mainan saja. Rahma ingin melihat sejauh mana Vino akan menghindarinya. Di saat yang tepat ia pasti akan membongkar semua kebusukan Vino.
aku butuh dukungan kalian... tebarkan mawar indah kalian... terima kasih😘💕
lanjut thor 🙏💪😘
lanjut thor 🙏💪😘
lanjut thor 🙏💪😘
semangat terus thor /Determined/