Terlahir dari keluarga broken home membuat Nirmala yang kerap dipanggil dengan Mala, sangat susah diatur oleh sang ibu sampai akhirnya dia di masukkan ke pesantren dengan harapan bisa membuatnya dapat berubah. Tetapi saat di dalam pesantren bukannya berubah, tetapi tingkahnya menjadi-jadi membuat guru-guru sampai gusnya pun pusing akan tingkahnya. Sampai suatu hari terjadi tragedi diantara keduanya, mereka terpaksa dinikahkan takut terjadi fitnah. Akankah Mala berubah sikap setelah menikah dengan gusnya atau malah semakin Badung ?. Yuk ! Baca Selengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Kembar Fraternal Dan Perayaan Rasa Syukur
Hari ini jadwal pemeriksaan rutin ke dokter Arum, Mala ditemani oleh suami, kedua orang tuanya, serta kedua mertuanya. Janin di perut Mala sudah tumbuh makin besar dan bahkan sudah aktif bergerak. Hari ini Mala berharap bisa mengetahui jenis kelamin calon anaknya itu.
“Deg deg deg deg deg deg ….” Ultrasond sedang diperdengarkan dan dokter Arum tersenyum lebar. Detak jantung si jabang bayi begitu lantang terdengar dan membuat orang yang mendengarkannya antusias ingin merekam suara itu untuk di jadikan kenang-kenangan saat si jabang bayi bertumbuh besar.
“Mengejutkan sekali ya, bu. Ada dua detak jantung yang terdeteksi” Ucap dokter
“Duaa ???” Tanya semua orang
Mereka yang mendengar terkejut mendengarnya. Apa itu artinya ada dua bayi dalam kandungan Mala ?
“Iya ada dua bayi dan bunda akan memiliki anak kembar yang dihasilkan dari pembuahan dizigot. Ada 2 sel telur yang dibuahi saat proses reproduksi berlangsung. Sudah bisa dilihat juga di sini, kalau jenis kelaminnya berjenis kelamin laki-laki dan perempuan kembar fraternal Namanya bun. Selamat ya …” Ucap dokter
Mendengar penjelasan dokter Arum, mereka tidak bisa berkata-kata sampai-sampai abah Rais sujud syukur atas apa yang ia dengar dan tak terasa air matanya menetes.
“Uma kita akan memiliki cucu kembar” Ucap Abah Rais
“Selamat untuk kita” Ujar Ayah Ridwan
“Iya pak, alhamdulillah semoga anak-anak kita bisa menjaga amanah yang telah di berikan kepada mereka” Jawab Abah Rais dan di jawab oleh semua yang ada di sana
“T-tapi dok. Keduanya tumbuh sehat dan baikkan ?” Tanya Mala semakin antusias
“Terpantau baik dan sehat, detak jantung ada pada angka yang normal dan pertumbuhannya juga stabil” Jawab dokter
“Alhamdulillah….” Jawab semua yang ada di sana
Entah kata apa lagi yang bisa Mala panjatkan selain kata syukur. Sungguh ia sangat bahagia saat ini. Sudah terbayang di kepalanya bagaimana nanti akan lahit dua anak kembar laki-laki dan perempuan meramaikan rumahnya
Sepulang dari chek up, Mala tidak bisa berhenti tersenyum. Di simpannya baik-baik foto hasil USG dan sepanjang perjalanan dia juga tak berhenti mengelus perutnya membelai calon bayi yang kini masih terjaga di dalam rahimnya.
Setelah melakukan pemeriksaan rutin, Mala dan keluarganya pulang ke pesantren dan akan melakukan syukuran kecil-kecilan ning Hani dan teman-teman Mala yang lainnya pun ikut dalam membantu mempersiapkan acara syukuran tersebut.
“Alhamdulillah kita langsung di kasih keponkan sekaligus 2” Ucap Ririn
“Gak sia-sia, aku dan yang lainnya mencari durian yang tidak ada durinya” Jawab gus Manaf
“Kamu itu dek, masih saja inget ngidamnya teh Mala” Ucap ning Hani
“Ya jelas akan selalu aku ingit, karena ngidamnya sangat unik tahu gak” Jawab gus Manaf
“Lah aku di suruh beli bakpia langsung dari jogjanya” Ucap gus Zayan ikut menimbrung di sana
“Lumayan gus sekalian jalan-jalan” Jawab Ustad Dani
“Iya juga sih tapi pulang-pulang saya jadi kecapean, tapi itu demi keponakan kesayangan tidak papa aku ikhlas” Ucap gus Ahtar
\*\*\*\*\*
Mala memakai liptin di bibirnya, lalu memastikan penampilannya sudah bagus sekarang. Senyumannya tampak terbit dengan indah di bibirnya, dia sudah siap hari ini untuk melakukan syukuran dan berbagi makanan dengan anak-anak pondok. Berjalan keluar dari kamar mandi, bertepatan dengan Ahtar yang memasuki kamar.
“Sayang, sudah siap ?” Tanya Ahtar seraya berjalan mendekati Mala yang sudah tersenyum
“Sudah, a. Semuanya sudah di bawa turun” Jawab Mala
Ahtar tersenyum dan mengangguk pelan ketika Mala menatapnya.
“Sudah berapa anak-anak pondok juga sudah mulai di panggil. Kita keluar sekarang” Ajak Ahtar membuat Mala tersenyum
Acara itu dimulai dengan baik, berdoa yang di pimpin oleh abah Rais dan juga beberapa ucapan yang dikatakan oleh Ahtar. Usai melakukan semuanya, makanan itu di bagikan kepada para santri. Mala dan Ahtar tersenyum melihat para santri itu bahagia mendapatkan makanan enak. Interaksi tak luput dari pandangan ning Putri dan diam-diam suaminya mendekatinya.
“Kamu sedang apa disini ?” Tanya gus Miftah
“Mereka sangat bahagia ya bang” Jawab ning Putri
“Iya alhamdulillah, mereka akhirnya merasakan bahagia setelah apa yang mereka lewati” Ucap gus Miftah
“Kita kapan ya bang merasakan kebahgiaan seperti mereka, memiliki anak yang ada dalam rahimku ini ?” Tanya ning Putri merasa sedih karena belum kunjung mendapatkan kabar baik
“Mungkin allah ingin kita pacarana dulu, kamu tahu kan mereka menikah karena terpaksa mungkin dengan ini mereka tidak jadi berpisah. Kita berencana tetapi Allah yang menentukan” Jawab gus Miftah
“Iya bang, makasih ya selalu ada di sampingku mau sedih atau pun susah” Ucap ning Putri
“Sama-sama itu kan sudah menjadi kewajiban abang sayang” Jawab gus Miftah
“Sayang abang banya-banyak” Ucap ning Hani dan ning Hani juga merasa beruntung memiliki mertua yang tidak memaksanya cepat-cepat untu memiliki anak
“Harus itu” Jawab gus Miftah
*****
Setelah acara selesai Mala kembali ke kamarnya untuk beristrirahat tetapi gus Ahtar memintanya mandi terlebih dahulu.
“Aa lelah sekali, mandilah aa lebih dulu sebelum menjelang magrib” Mala berkata sambil membuka hijabnya
“Kamu apakah akan mandi ?” Tanya gus Ahtar
Mala mengangguk, lalu mendongkak menatap wajah gus Ahtar hingga jarak keduanya hanya sejengkal. Bahkan Mala tersenyum manatap wajah gus Ahtar yang menatapnya hangat.
“Aku akan mandi setelah aa, mandilah lebih dulu baru kita istirahat sebentar sebelum magrib” Ucap Mala membuat gus Ahtar mendekat dan mencium bibir Mala dengan cepat
“Isshhh, gak izin dulu kalau mau cium” Ucap Mala
“Emang kalau izin emang di izinin ?” Tanya gus Ahtar
“Gak juga sih” Jawab Mala
“Tuh kan” Ucap Gus Ahtar
“Ayo kita mandi bersama, aku siap kan air hangatnya ya” Ajak gus Ahtar
“Baiklah” Jawab Mala
Dan mereka pun mandi bersama sebelum menjelang magrib tiba. Setelah magrib tiba, mereka pergi ke masjid bersama-sama untuk melakukan sholat magrib berjamaah dan dilanjutkan dengan bertadarus dan sholat isya berjama’ah.
SEMANGAT YAA, ditunggu karya yang kayak gini
💪