Xu Ya, seorang gadis yang memiliki latar belakang yang sempurna dan memiliki seribu talenta sehingga ribuan orang memuja mujanya.
Tetapi, semuanya berubah drastis seluruh keluarganya mengalami pembantaian yang keji terkait dengan perebutan tahkta sehingga Xu Ya harus masuk ke dalam kemiliteran demi membalaskan dendam dan membersihkan nama keluarganya.
Namun perjalanan ini tidak mudah dan penuh dengan darah, dengan ditemani oleh seorang Jenderal hebat yang memiliki tujuan yang sama.
Keduanya saling bekerja sama satu sama lain sebelum akhirnya berubah menjadi saling mengandalkan.
Akankah Xu Ya berhasil membalaskan dendam keluarganya?
Tag : Strong Female lead, smart female lead, arrogant male lead, angst, violence, military
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25 - Pelarian
"Jadilah anak yang penurut, dengan begitu baru bisa menyelamatkan nyawamu. " Lanjut Xu Ya dan mengambil sapu tangan miliknya lalu menyempalkannya ke dalam mulut Wang Jiang sampai pemuda itu merasa ingin muntah sementara Xu Ya melihat bahwa Wang Jiang diam diam mengeluarkan pisau dari saku pakaiannya.
Xu Ya menyimpan pedang pendeknya lalu menendang tangan Wang Jiang , pisau Wang Jiang jatuh ke tanah dan Xu Ya memelintir tangan Wang Jiang sampai terdengar suara patahan tulang.
Wang Jiang langsung menjerit namun dengan sapu tangan di mulutnya membuat jeritan itu tampan tertahan yang membuat pelayan di luar salah paham dengan kondisi di dalam.
"Sudah aku bilang, jadilah anak baik jika ingin selamat. Karena kamu sangat ingin mati maka aku akan mengabulkannya juga. " Bisik Xu Ya sembari mendorong tubuh Wang Jiang.
Wang Jiang jatuh posisi telungkup dan berusaha merangkak, Xu Ya melirik dan tersenyum sinis di balik cadar nya.
Pemuda ini entah telah berapa banyak mencelakai gadis muda yang tidak berdosa hanya untuk nafsunya yang hina, maka dari itu Xu Ya akan memastikan bahwa dia tidak akan memiliki keberanian lagi di masa depan.
Xu Ya menginjak kedua kaki Wang Jiang sampai patah dan membuat Wang Jiang berharap akan kematian dibandingkan menderita seperti ini.
"Keluarga Wang kalian penuh dengan tindakan hina, benar benar menjijikkan sekali. " Ucap Xu Ya dengan nada merendahkan.
Pada saat ini terdengar sebuah keributan di luar sehingga dia memutuskan untuk tidak berlama lama lagi dengan Wang Jiang, dia menarik pedang pendeknya lalu menusukkan nya pada sesuatu yang berada di antara kaki Wang Jiang sehingga Wang Jiang menjerit secara tertahan karena kain yang ada di mulutnya.
Darah mengalir deras dari kedua kaki Wang Jiang, sekarang Keluarga Wang sudah sepenuhnya kehilangan kesempatan untuk mendapatkan anak laki laki yang bisa meneruskan marga Wang.
Masa depan Wang Jiang juga telah tamat, bahkan Wang Jiang yang sebelumnya ganas dan berniat untuk mencelakai nya juga tidak bisa menahan air matanya.
"Ini layak untuk dirimu. " Ucap Xu Ya dengan penuh penekanan.
Xu Ya pergi ke balik meja Wang Jiang lalu mencari puluhan berkas yang ada disana sebelum akhirnya menemukan sebuah buku kas, lalu dia melihat puluhan halaman secara sekilas sebelum akhirnya dia menemukan bahwa buku kas ini tidak lengkap karena beberapa bagian itu kosong.
Xu Ya pergi membongkar lagi di bagian bagian lain sebelum akhirnya dia tidak sengaja menyenggol kaki meja dan merasa bahwa kaki meja ini tidak beres dan benar saja bahwa ada ruang di dalam kaki meja itu.
Dia memotong secara paksa dengan pedang pendeknya lalu melihat sebuah buku usang dalam kondisi melengkung disana, dia langsung membaca dan mengetahui bahwa ini adalah sambungan dari buku kas yang dia cari.
Selain itu, tidak hanya berisikan buku kas karena juga ada bukti bukti transaksi antara Wang Jiang dengan pihak ketiga. Dia berlari ke pintu dan melihat Huo Xincheng melawan puluhan pembunuh bayaran.
"Jenderal, ayo pergi !" Seru Xu Ya.
"Kamu mundur terlebih dahulu !" Teriak Huo Xincheng sembari menahan pasukan.
Xu Ya mengerutkan dahinya dan merasa bahwa situasi ini tidak menguntungkan mereka, Kong Xue juga terlambat untuk membawa pasukan tepat waktu.
Sehingga mau tidak mau mereka harus mengandalkan diri sendiri untuk bisa bertahan dari bencana hari ini. Xu Ya enggan untuk meninggalkan Huo Xincheng sendirian .
"Aku tidak akan pergi !" Seru Xu Ya lalu maju dan ikut menyerang lawan.
"Ini adalah perintah dariku, kamu pergi terlebih dahulu !" Teriak Huo Xincheng dengan marah.
Xu Ya terkejut karena tidak pernah dia mendengarkan Huo Xincheng semarah ini sebelumnya namun dia juga memiliki pendiriannya.
"Tidak akan ! Dari balik jendela Wang Jiang ada sebuah danau yang terhubung dengan mata air, selama kita menyelam ke sana maka seharusnya akan bisa selamat. " Ucap Xu Ya.
Huo Xincheng menganggukkan kepalanya, Xu Ya melihat ke arah para pembunuh ini dengan tatapan tajam sebelum akhirnya mengambil tepung dari sakunya yang telah dia siapkan sebelumnya.
Xu Ya menarik tangan Huo Xincheng lalu berlari masuk ke dalam kamar Wang Jiang, meninggalkan Wang Jiang yang tergeletak lemah di tanah.
Xu Ya dan Huo Xincheng saling memandang satu sama lain sebelum akhirnya terjun ke dalam danau teratai milik Wang Jiang dan mulai berenang. Beruntungnya mereka bahwa keduanya bisa berenang dan danau ini cukup dalam sehingga mereka tidak terluka.
"Pastikan mereka tidak bisa kabur ! Kejar mereka !" Perintah pemimpin dari pembunuh bayaran itu.
Xu Ya dan Huo Xincheng langsung berenang sekuat tenaga sementara para pembunuh langsung mendekati sepanjang aliran danau menuju mata air itu dengan anak panah.
Puluhan anak panah dilepaskan ke dalam air, Xu Ya dan Huo Xincheng berusaha sekuat tenaga untuk menghindar dan demi menghindari ini, mereka menyelam lebih dalam ke dasar air.
Sebuah panah diluncurkan akurat sekali menuju mereka dan Huo Xincheng melihat ini terlebih dahulu sehingga berenang sembari memeluk Xu Ya dari belakang.
Panah itu menembus bahu Huo Xincheng yang membuat air yang semula jernih berubah menjadi merah darah.
Xu Ya baru menyadari hal ini dan langsung melihat kondisi Huo Xincheng namun Huo Xincheng memerintahkan untuk tetap melanjutkan perjalanan mereka dengan bahasa isyarat.
Xu Ya menarik tubuh Huo Xincheng bersama dengannya, puluhan anak panah lain diarahkan kepada mereka, karena darah Huo Xincheng membuat aliran air berubah menjadi merah dan sulit untuk melihat keberadaan mereka.
Xu Ya merasa bahwa dirinya hampir mencapai batasnya namun dia memaksakan diri untuk menahan nafas lebih lama lagi walaupun tubuhnya telah meronta ronta.
Huo Xincheng juga telah berubah menjadi lemah dan mulai kehilangan kesadarannya. Xu Ya menyadari bahwa mereka sudah cukup lama berenang di dasar air, mungkin hampir 5 menit, karena pelatihan di kamp militer yang sangat ketat.
Xu Ya menaikkan kepalanya sedikit untuk melihat situasi sebelum akhirnya menghirup nafas lega, lalu mengangkat Huo Xincheng untuk menghirup nafas juga. Bisa terlihat bahwa mereka telah keluar dari pekarangan Kediaman Wang.
Sungguh tidak sia sia pelatihan berenang di kamp militer yang kejam, karena tidak ada pengejar lagi maka tidak ada salahnya untuk berenang di bagian atas untuk memudahkan mengambil nafas.
"Jenderal, bertahanlah. Setelah kita menemukan hutan maka kita akan bisa menghangatkan diri. Kita harus bertahan agar bisa bertemu dengan tim penyelamat. " Ucap Xu Ya dengan cemas.
Huo Xincheng menganggukkan kepalanya tidak menjawabnya, hal ini bahkan membuat Xu Ya merasa jauh lebih cemas lagi dibandingkan dengan sebelumnya.
...----------------...
Jangan lupa like, komen dan vote ya 😁
kelemahan kebanyakan Tuan Muda adalah sombong,arogan,serakah dan menganggap dirinya terlalu tinggi membuatnya jadi tak tau diri,,,hancurkan segera nona Jianchou,,,,,
selalu saja itu yg jadi masalah,entah di dunia fiksi ataupun di dunia nyata,,,