Kehidupan seorang perempuan berubah drastis saat dirinya mengalami sebuah keajaiban di mana ia mendapatkan kesempatan hidup untuk kedua kalinya.
Mungkinkah kesempatan itu ia gunakan untuk membalas semua sakit hati yang ia rasakan di kehidupan sebelumnya?
Selamat datang di kehaluan Mak othor yang sedikit keluar dari eum....genre biasanya 🤭.
Semoga bisa di nikmati y reader's 🙏. Seperti biasa, please jangan kasih rate bintang 1 ya. kalo ngga suka, skip aja. Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Ana sedang bersama putranya dengan Gatan. Sandy yang berusia empat tahun kini sudah memasuki paud. Meski ada baby sitternya, Ana tetap menemani Sandy di sekolah yang cukup elit tersebut.
Jika baby sitter duduk dengan sesama rekan sejawatnya, Ana pun sama, duduk dengan ibu-ibu dari kalangan atas.
"Jeng, turut berduka cita ya. Kami ngga dengar kalo anaknya jeng Ana meninggal."
"Huum, kami tahu soal kasus pembunuhan anak SMA itu. Tapi kami ngga nyangka kalo ternyata korbannya anak jeng Ana."
Ana tersenyum tipis.
"Iya jeng!", Ana memasang wajah sendu.
"Pantas saja Sandy lama ngga masuk ya jeng, pasti dia juga kehilangan kakaknya!"
Ana mengangguk pelan sambil sok-sokan menghapus air matanya yang mengembun.
Padahal sebenarnya Sandy emang lagi mogok sekolah, bukan gara-gara kehilangan Asha! Batin Ana.
"Iya, pasti susah ya kasih tahu Sandy kalau kakaknya udah ngga ada ya jeng!"
Ana lagi-lagi menganggukkan kepalanya. Aktingnya benar-benar mumpuni seperti seorang ibu yang kehilangan putranya.
Belajar Sandy pun usai. Bocah itu tampak lelah. Ya, Sandy memang agak susah bergaul dengan teman-temannya.
Sandy menghampiri Ana di temani baby sitter.
"Ayo pulang, Ma!", ajak Sandy.
"Iya sayang. Duluan ya jeng!", pamit Ana. Anak-anak mereka terbiasa bermain di sekolah sampai bosan baru lah mau di ajak pulang.
"Eh, tahu ngga sih! Yang meninggal kan cuma anak tirinya jeng Ana. Bisa aja tuh ya mukanya pasang wajah memelas gitu, di kira kita ngga tahu dia kaya apa!", cibir salah satu ibu-ibu.
"Iya ya! Gosipnya sih jeng Ana itu nikah sama suaminya yang sekarang gara-gara main serong!", lanjut yang lain.
"Udah deh ibu-ibu! Tadi aja ada orangnya pada belaga baik, giliran orangnya nggak ada di omongin! Hati-hati, kalau salah satu dari kota ngga ada seperti posisi sekarang biasanya dia yang bakal jadi bahan omongan!"
Ibu-ibu itu saling berpandangan satu sama lain. Rasanya kesal saja kalau hal seperti itu terjadi.
Ana langsung mengajak Sandy pulang. Ana sendiri yang membawa mobil itu menuju ke kantor suaminya.
"Ke kantor papa dulu ya sayang!", kata Ana. Sandy dan baby sitter duduk di belakang. Tak ada reaksi apa pun dari balita berusia empat tahun itu.
Baiklah sayang, kita coba bujuk papa mu. Kamu satu-satunya senjata yang bisa mama gunakan untuk tetap menikmati harta papa mu!
Ana tersenyum sinis sambil terus mengendarai mobilnya.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Jam istirahat ,Aisha ke kantin seorang diri. Mungkin memang tidak ada yang mau dekat dengannya. Dulu, Asha pun hanya bersama ketiga sahabatnya. Sisanya hanya sekedar teman sekolah, tak lebih.
Gadis itu memesan baso ayam dan juga est manis. Kebiasaan Asha memang seperti itu. Pesanan Aisha pun tiba. Kuah panas mengepul di atas mangkok.
Ia menuangkan beberapa sendok sambal. Yang melihatnya saja sudah merasa mulas duluan.
Saat akan menyuapkan ke mulutnya, tiba-tiba ada siswi yang tadi pagi mencegatnya menabrak meja yang Aisha pakai.
Alhasil, baso dan es itu pun tumpah. Kuah panas itu mengenai tangan Aisha.
"Awshhhhh!", pekik Aisha. Semua mata tertuju pada kejadian itu.
"Oopss ...sorry ...kita ngga sengaja, iya kan say???"
"Yups, sorry banget ya anak baru!", katanya sambil meninggalkan meja Aisha yang berantakan.
"Awshhh...cewek sialan!", pekik Aisha. Pengunjung kantin hanya menatap iba pada gadis itu.
Tiba-tiba seseorang menarik Aisha ke wastafel. Aisha terseok-seok mengikuti langkah sosok itu yang ternyata laki-laki.
Setelah tiba di wastafel, ia mengulurkan tangan Aisha di bawah kucuran air. Kedua pasang mata itu saling berpandangan.
"Sepertinya luka sebelumnya juga baru sembuh!"
"Heum!", gumam Aisha. Setelah di rasa sudah cukup membaik, aliran air pun di hentikan. Meja yang tadi berantakan pun sudah di bereskan oleh pihak kantin.
Tidak gratis, Visnu membayar kerugian yang di akibatkan insiden tadi.
"Ke UKS, obati luka nya!", kata Dion langsung meninggalkan Aisha.
Gadis itu menatap Dion dan dua sahabatnya yang sedang melihat ke arahnya. Setelah Dion menghampiri mereka, barulah ketiganya meninggalkan kantin.
Hah! Setidaknya kalian masih punya empati terhadap cewek lain, ngga cuma tertuju pada Asha! Tapi....Asha kan gue, Aisha???
Aisha menunjuk mukanya sendiri.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
terimakasih 🙏