Seyra Adlina, wanita muda 23 tahun dengan paras cantik, menjalani kehidupan ganda yang menarik. Di siang hari dia bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe kecil dan di malam hari bertransformasi menjadi pelayan di sebuah club malam. Hubungannya dengan sang pacar harus berakhir karena pengkhianatan yang ia saksikan sendiri. Perasaan patah hati dan marah, membuatnya melakukan tindakan tidak masuk akal dalam keadaan mabuk
Takdir kemudian mempertemukannya dengan seorang CEO yang mengetahui identitas dan latar belakangnya yang selama ini disembunyikan. Situasi tak terduga memaksa mereka untuk menikah kontrak dengan tujuan masing-masing.
Mampukah benih-benih asmara tumbuh diantara mereka setelah melewati berbagai tantangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maisaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyangkut Orang Masa Lalu
Setelah beberapa saat berpacu dalam keheningan, Riven mengeluarkan laptop dari dalam ranselnya. Ia meletakkan laptopnya di atas meja, lalu mengaktifkannya. Membuat Seyra melirik ke arah Riven, karena penasaran.
"Rencana kita apa sih?" tanya Seyra penasaran, melirik tajam mereka bertiga
Namun, mereka tidak menjawab pertanyaan Seyra. Virsha dan Agung fokus memperhatikan Riven yang sedang mengotak-atik laptopnya.
Jari jemari Riven seperti sudah terlatih dengan papan ketik laptopnya, mengingat kalau dia juga seorang peretas, jelas saja dia ahli dalam bidang itu.
"Ketemu" tegas Riven, mengangkat sebelah sudut bibirnya, menyeringai
Perkataan Riven, membuat Virsha dan Agung mendekat untuk duduk di samping Riven. Sedangkan Seyra hanya menunggu hasilnya, ia sebenarnya juga penasaran dengan apa yang di kasih lihat oleh Riven, tapi dia menahan diri untuk tidak kepo.
"Jadi PT. Tama Anugerah itu didirikan oleh Nugra Tamara, orang terkaya ketiga di kota ini. Dan sekarang perusahaan itu jatuh ke tangan putra sulungnya yang bernama Arga Tamara" jelas Riven
"A...apa?" tanya Seyra dengan nada kaget
Seyra langsung membelalakkan matanya kaget mendengar nama itu. Setelah sekian lama tidak mendengar nama itu, dia merasa cukup terkejut. Seperti yang diketahui, kalau Arga Tamara adalah mantan kekasihnya.
"Lo kenal?" tanya Agung
Seyra terdiam sejenak, membuat ruangan itu hening tanpa ada suara. Seyra melihat satu persatu wajah mereka bertiga dengan mata cemas.
"Arga Tamara... Mantan gue" jelas Seyra, bola matanya terhenti di wajah Virsha
Virsha menatap dalam ke mata Seyra. Sedangkan Agung dan Riven melirik ke Virsha.
"Sha?" tanya Agung menepuk pundak Virsha di sampingnya
Virsha tersadar dari tatapan dalamnya kepada Seyra, langsung mengusap kasar wajahnya.
"Oke terus gimana Ven?" tanya Virsha, melihat ke arah Riven
"Dih, aneh banget si Virsha" batin Seyra, melihat tingkah Virsha yang tiba-tiba berubah setelah tahu kalau Arga adalah mantannya
"Sebelum memimpin PT. Tama Anugerah, Arga Tamara memiliki latar belakang pendidikan di luar negeri dan telah kembali ke Indonesia baru-baru ini" jelas Riven
Sebelum Riven melanjutkan penjelasannya, ia melirik ke arah Virsha dan Agung. Memastikan apakah mereka setuju untuk melanjutkan penjelasan darinya.
Virsha mengangguk dan mengedipkan matanya pelan, memberikan isyarat ke Riven untuk menjelaskan rencana yang sudah mereka bicarakan sebelumnya. Riven pun mengangguk, mengerti maksud isyarat dari Virsha.
"Karena PT. Wijaya Karya dan PT. Tama Anugerah pernah bekerja sama atas proyek pembangunan di pelabuhan barat daya, jadinya langkah yang paling mudah untuk mengetahui tentang proyek itu adalah dengan membuat hubungan kerja sama antara Andra Group dan PT. Tama Anugerah" jelas Riven
Seyra berusaha memahami apa yang dimaksud Riven, mengingat karena dia hanya lulusan SMA, jadinya dia tidak terlalu paham dengan dunia bisnis.
"Gue gak ngerti Ven, maksudnya?" tanya Seyra, mengerutkan dahinya
"Jadi gini Sey, untuk menggali semua bukti dengan mudah, perusahaan Andra Group harus melakukan hubungan kerja sama antar PT. Tama Anugerah" jelas Riven lagi
"Terus?" tanya Seyra lagi, masih kebingungan
"Kalau Andra Group ada hubungan kerja sama dengan PT itu, kemungkinan besar bakal memudahkan kalian untuk mendapat informasi mengenai kasus yang menimpa ayah lo" jelas Agung, langsung ke intinya
Seyra mengangguk perlahan mengerti dengan maksud rencana mereka itu.
"Jadi gue harus ngapain?" tanya Seyra lagi
"Kamu akan jadi asisten saya" tegas Virsha
Pupil mata Seyra kembali membesar, bagaimana bisa ia bisa jadi asistennya. Sedangkan mengerti cara menjadi asisten saja dia tidak tahu.
"Maksud lo?" tanya Seyra dengan suara keras namun pelan
"Tenang aja Sey, lo cuma bakalan jadi asisten bohongan doang" jelas Agung
"Iya Sey, soalnya nanti kalau Virsha datang ke Kantor Tama Agung, kamu bisa dengan mudah untuk ikut bergabung dalam percakapan mereka dan melihat-lihat apa saja keanehan disana" jelas Riven juga
Seyra berusaha menelaah semua rencana awal mereka itu. Dia masih ragu dengan kemampuannya untuk menjadi seorang asisten, ya walaupun asisten bohongan sih.
Setelah Seyra mulai mengerti dengan rencana itu, mereka melanjutkan diskusi tentang alur rencana selama 66 hari kedepan untuk mengungkap siapa dalang dari kasus yang menimpa ayah Seyra.
Jam sudah menunjukkan kurang lebih pukul 12 siang, diskusi mereka kini telah selesai. Riven dan Agung lebih dulu keluar dari ruangan itu, hanya menyisakan Virsha dan Seyra.
"Kamu siap?" tanya Virsha, melangkah ke arah meja kerjanya
Seyra melihat punggung Virsha yang berjalan dari belakang, menghampirinya. Ia menarik tangan Virsha yang berotot itu, membuat Virsha melihat ke arahnya.
"Lo yakin gue bisa?" tanya Seyra, menaikkan sebelah alisnya, mengerutkan dahi
Virsha tersenyum tipis mendengar pertanyaan dari Seyra itu, ia mengacak-acak pelan rambut Seyra dengan tangan kanannya, sedang tangan kirinya masih di pegang Seyra.
"Bisa kok, kan ada aku" ujar Virsha dengan nada gemasnya
Jantung Seyra seketika berdebar dengan perlakuan Virsha. Padahal baru saja ia terlihat tidak mempedulikannya karena merasa cemburu mendengar nama Arga Tamara, mantan kekasihnya.
"Dih apasi lo, sok asik" ketus Seyra, melepas keras tangan Virsha, berusaha menyembunyikan wajahnya yang mulai terlihat sedikit memerah karena salah tingkah.
"Gue mau pulang" Seyra pun langsung pergi dari hadapan Virsha, dan berjalan menuju pintu.
"Pulang kemana?" tanya Virsha, membuat Seyra menghentikan langkahnya
Virsha menghampiri Seyra yang masih berada di depan pintu, belum sempat membukanya. Sedangkan Seyra berhenti dan memikirkan pertanyaan Virsha itu.
"Kamu pulang ke apartemen saya.. Nanti Agung yang akan antar kamu" jelas Virsha ke Seyra
"Oke" ketus Seyra tanpa melihat ke arah Virsha, langsung membuka pintu dan pergi dari ruangan itu meninggalkan Virsha seorang diri