Ini adalah kisah perjalanan seorang mafia italia yang bernama Ken dari keluarga Gatto salah satu keluarga mafia kelas kakap yang ada di italia,lika liku kehidupan gelap mafia ia jalani menjadi mesin pembunuh terbaik di keluarga Gatto,awal mula ketika ia diculik oleh sindikat perdagangan manusia di korea dan ia dibawa ke italia untuk dijadikan pekerja paksa namun siapa sangka ketika ia mencoba kabur dari sindikat tersebut ia bertemu dengan bos mafia di sana.Ken pun menjadi anak angkat bos mafia yang bernama Emilio itu.ia disekolahkan dan didik menjadi mesin pembunuh yang kejam hingga tidak ada satupun di dunia mereka yang tidak mengenal seorang Ken,orang yang kejam,berdarah dingin,diskriminatif dan berani itu menjadi pembunuh nomor satu di italia,bahkan namanya tidak hanya terkenal di keluarga mafia yang ada di italia saja,keluarga keluarga mafia dari berbagai belahan dunia mengenal baik nama seorang Ken
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gatto Pieno, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
“apa kau masih mau melawanku” pendeta Gabriel telah berdiri dibelakang Argus sambil melingkarkan pisau dileher Argus.
Melihat nyawanya sudah terancam ia mengangkat tangan menyerah dihadapan pendeta itu
“apa kau tau anak muda,keluarga Costra di Sisilia” Tanya pendeta itu
“keluarga mafia yang pertama kali berdiri di italia”jawab Argus
“kau benar,dan kau tau siapa yang kau hadapi sekarang” tanyanya sekali lagi
Argus hanya terdiam..
“dulu saat masa kejayaan keluaraga itu ada seorang tukang pukul terkuat yang membantai hampir seratus orang dengan tangnnya sendiri” jelas pendeta itu
“kenapa kaU tiba tiba menceritakan itu,atau jangan jangan kau….” Kalimat Argus terhenti
“benar,aku adalah orangnya” jawab pendeta Gabriel
‘bagaimana mungkin,bukannya seluruh angota keluarga Costra tidak ada yang selamat setelah kejadian berdarah waktu itu” Jawab Argus
“saat masa masa kritisku,aku ditolong oleh seseorang,kira kira umurnya tak jauh beda dengan Fabio,perawakannya tegas namun memiliki hati yang bersahaja,ia merawatku di tempatnya hingga aku sembuh total.” Jelas pendeta Gabriel
“dan baru baru ini aku mendengar keluarga dia telah menjadi penguasa didaratan Italia ini” pendeta Gabriel menjelaskan sambil mengajak Argus untuk duduk di kursi jamaah.
“apa kau tau Argus,pria yang menolong aku itu juga mengirim pemuda kesini jauh sebelum kau datang” mereka berdua menatap patung salib yang terpampang besar di depan kursi jamaah gereja tua itu.
“siapa yang dikirimnya kemari” tanya Argus penasaran
“aku tidak tau namanya,ketika disini ia hanya diam dan mengerjakan seluruh perintahku tanpa bicara sedikitpun akan tetapi ia adalah pemuda yang luar biasa,baru pertama kali aku melihat tatapan mata seseorang yang mengintimidasi seperti miliknya,dan ia adalah orang pertama yang berhasil mematahkan seluruh pergerakan ku”jelas pendeta Gabriel kembali.
Argus sulit mempercayai cerita pendeta Gabriel,bagaimana seorang yang begitu legendaris sepertinya dapat dikalahkan oleh pemuda seumurannya.
“jika aku boleh tau,pemuda itu dari keluarga mana” Argus bertanya
“Keluarga Gatto di Milan” jawab pendeta Gabriel.jika kalian tau pendeta Gabriel lah yang menyuruh Fabio meminta pertolong kepada Emilio saat ada masalah dengan keluarga Martinez waktu itu.
Argus sangat penasaran dengan pemuda itu,seberapa kuat ia hingga bisa mengalahkan pendeta Gabriel.
“karena kau kalah dariku tadi,mulai besok latihanmu akan ku perkeras lagi,kau bersihkan seluruh gereja ini dan menimba air dari sumur untuk diberikan ke panti asuhan yang ada di sebelah gereja ini,apa kau paham” Pendeta Gabriel memberikan perintah lalu pergi menuju kamarnya
Argus hanya mengangguk pelan memahami perintah,ia tak berani lagi macam macam dengan pendeta Gabriel
Keesokan harinya Argus menjalankan perintah dari pendeta Gabriel tanpa protes sedikitpun,ia mulai membersihkan gereja semenjak matahari terbit,setelah di rasa semua telah dibersihkannya,ia mulai menimba air untuk diberikan kepada panti asuhan yang ada disebelah Gereja itu.ia melihat para anak kecil bermain,dan berlari kesana kemari,mengingatkannya pada masa lalunya yang hidup dipanti asuhan juga,akan tetapi nasibnya dan anak anak di panti itu berbanding terbalik,jangankan untuk bermain ia bahkan takpernah sekalipun tidur denan nyenyak takut akan hari esok.
“permisi….” Argus mengetuk pintu panti asuhan itu.
Selang beberapa menit keluarlah seorang suster berparas cantik dari dalam panti asuhan tersebut,
“maaf ada apa anda datang kemari” Tanya suster itu dengan ramah
“saya disuruh pendeta Gabriel untuk memberikan air kepada panti asuhan ini,tapi saya sedikit kesulitan membawanya jadi sebagian saya tinggal didekat sumur Gereja” jawab Argus sambil memberikan beberapa derigen yang telah di isinya tadi
“ooh..terima kasih,semoga kebaikanmu dibalas oleh Tuhan,nanti saya kan memerintahkan anak anak remaja mengambil sisanya nanti” suster itu berterima kasih sambil menundukkan kepalnya
“tapi sepertinya aku belum pernah melihatmu disini,apa kau pendeta baru di gereja” tanya suster itu kembali
“saya bukan pendeta,saya hanya berlatih dengan pendeta Gabriel di gereja” jawab Argus
“berlatih??” suster itu kebingungan
“maksud saya,saya berlatih untuk mengontrol emosi dengan pendeta Gabriel” jelas Argus
“dulu juga ada pemuda seperti dirimu,yang sering mengantarkan air karena di perintah dnegan pendeta Gabriel,tapi sudah lama kau tidak melihatnya kembali semenjak kejadian waktu itu” suster itu menetap Argus,seperti mengenang sesuatu
“jika saya boleh tau,bagaimana kehidupannya disini dulu” tanya Argus penasaran
“sebelum aku menjawab pertanyaan,silahkan masuk dan duduk terlebih dahulu,akan ku ambilkan the dan camilan sebentar” Suster itu mempersilahkan Argus masuk kedalam.
Argus masuk kedalam panti asuhan itu dan duduk di kursi ruang tengah yang ada disana.selang beberapa menit suster itu kembali memabawa the dan camilan ditangannya.
“pemuda itu dulu tidak banyak bicara dan tergolong sangat dingin dengan seseorang” suster itu mulai bercerita
“ia bahkan tidak memberi tau namanya dengan kami,tapi aku tau jika hatinya baik,walaupun aku agak terkejut ketika mendengar jika ia dari keluarga mafia terbesar di daratan Italia,pendeta Gabriel sendiri yang memberi tau ku pasal itu” terang suster itu
Argus menyimak dengan serius cerita suster itu
“anak anak panti memanggilnya kakak misterius yang baik hati,tidak hanya memberi air,ia bahkan membawa pasokan makanan untuk anak anak dipanti ini,jika melihat wajahnya ia bukan asli dari negara ini,entah dari belahan dunia mana tuhan mengantarkan malaikat seperti dirinya.” Suster itu bercerita sambil mempersilahkan Argus unutk memakan camilan yang dibawanya.
“hingga malam itu,para gangster setempat sekita sepuluh orang mencoba mengusir kami dari panti ini,mereka bilang jika sang pemilik tanah ingin mengambil tanahnya kembali,padahal tanah ini milik yayasan Gereja yang telah lama disumbangkan kekami” sambung suster itu
“seluruh anak anak di panti ini menangis ketakutan,dan tiba tiba saja pemuda itu datang menhalangi mereka,menyuruhku untuk menutup pintu,dan mengunci pintu,selang lima menit tiba tiba saja ada yang mengentuk pintu,dan aku melihat dari balik jendela pemuda itu yang mengetuknnya,aku langsung memuka pintu dan sangat terkejut ketika melihat para gangster itu telah terkapar dengan badan babak belur” cerita suster itu
“lalu apa yang terjadi selanjutnya”tanya Argus penasaran
“ia lalu memberi beberapa kantong makanan kepada ku,lalu pergi kembali ke gereja,semenjak saat itu aku tidak pernah lagi melihatnya kembali” suster mengakhiri ceritanya
Ia masih penasaran dengan pemuda yang disebut sebut oleh pendeta Gabriel dan suster itu,dua minggu berlalu,Argus sudah bisa mengendalikan emosi dan kepribadian gandanya itu,alih alih untuk menghilangkan kepribadiannya itu,pendeta Gabriel melatihnya seakan kepribadiannya itu menyatu kembali,kini kekuatan Argus telah sempurna ia bagai harimau yang telah siap dilepas untuk membela keluarga Cenzo.
namun siapa yang tau akhirnya rasa penasaran Argus terbayarkan,sejak pertemuan pertamnya dalam misi bersama Ken melawan keluarga Martinez waktu itu,semenjak pertemuan pertamnya itu,ia menjadi sahabat seorang Ken.
Saran, lanjut thor, semangatt