Tahu masa lalunya yang sangat menyakitkan hati satu minggu sebelum hari pernikahan. Sayang, Zoya tetap tidak bisa mundur dari pernikahan tersebut walau batinnya menolak dengan keras.
"Tapi dia sudah punya anak dengan wanita lain walau tidak menikah, papa." Zoyana berucap sambil terisak.
"Apa salahnya, Aya! Masa lalu adalah masa lalu. Dan lagi, masih banyak gadis yang menikah dengan duda."
Zoya hanya ingin dimengerti apa yang saat ini hatinya sedang rasa, dan apa pula yang sedang ia takutkan. Tapi keluarganya, sama sekali tidak berpikiran yang sama. Akankah pernikahan itu bisa bertahan? Atau, pernikahan ini malahan akan hancur karena masa lalu sang suami? Yuk! Baca sampai akhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
*Episode 20
"Kak Arya."
Suara khas wanita yang tentunya langsung Arya kenali siapa si pemiliknya. Sementara Zoya, karena yang di panggil Arya, tentu saja membuatnya merasa sedikit terusik akan suara tersebut.
Dan, benar saja. Wanita yang baru saja memanggil nama Arya adalah wanita yang paling tidak ingin Zoya lihat. Wanita yang datang dari masa lalunya Arya. Wanita yang sudah membuat perasaannya untuk Arya jadi rusak. Wanita yang, hampir membuat dia melarikan diri dari pernikahan yang sebelumnya sangat dia impikan.
"Kinan."
Deg. Jantung Zoya langsung terasa tidak baik-baik saja. Sementara Arya, wajahnya langsung berubah karena kehadiran Kinan yang pastinya akan merusak suasana.
Sebaliknya, si Kinan ini dengan wajah yang tidak tahu malunya malah terus berjalan mendekat. Tidak pula hanya mendekat saja, sebaliknya, tanpa rasa bersalah juga tidak punya sedikitpun rasa malu, Kinan malah langsung meraih tangan Arya dengan cepat.
"Kak Arya. Akhirnya aku temui kamu, kak. Tolong, Beby masuk rumah sakit sekarang."
Arya dengan perasaan tak nyaman langsung menepis tangan Kinan. "Apa-apaan ini, Kinan? Aku sudah bilang, jangan datang padaku lagi. Jangan temui aku."
"Bagaimana aku tidak datang padamu, kak? Bagaimana aku tidak menemui kamu? Kau putuskan kontak denganku, aku tidak bisa menghubungi kamu lewat apapun."
"Kinan! Aku sudah bilang, kita tidak ada hubungannya lagi. Kenapa kamu tidak mengerti?"
"Kamu tidak bisa bilang gitu padaku, kak Arya. Aku punya anak bersama kamu. Aku punya anak darah dagingmu, kak. Beby anakmu. Bagaimana bisa kamu melupakan aku begitu saja."
Dan, inilah yang paling Zoya takutkan dari pernikahannya dengan Arya. Masa lalu Arya akan kembali dengan alasan anak. Inilah hal yang paling tidak Zoya inginkan.
Bergetar tubuh Zoya menahan perasaan. Hatinya sangat terluka. Air mata ingin jatuh, tapi sekuat tenaga ia tahan. Tidak. Jangan sampai dia menangis sekarang.
"Selesaikan urusan mu, Mas. Aku akan kembali ke mobil." Zoya berucap dengan nada pelan sambil beranjak.
Tapi tidak. Arya tidak membiarkan istrinya pergi. Dengan gerakan cepat, dia tahan tangan Zoya. Lalu, menariknya ke dalam pelukan.
"Bisakah kau mengerti apa yang aku katakan, Kinan? Aku sudah menikah. Tolong jangan ganggu kehidupanku lagi."
"Kamu juga sudah menikah dan punya suami sekarang. Urusan anak itu, tidak ada sangkut pautnya denganku."
Berkaca-kaca mata Kinan. Tak hanya itu saja, wajahnya terlihat sangat marah sekarang.
"Apa! Kenapa bisa begitu? Beby juga anak mu, Kak. Dia darah daging kamu. Bagaimana bisa kamu abaikan dia begitu saja?"
"Karena aku sudah menikah. Lalu kamu juga sudah menikah. Kau punya suami. Apa kamu tidak punya perasaan, Kinan? Kenapa kamu selalu datang padaku dengan alasan anak? Padahal, anak itu dibesarkan oleh suami kamu sebagai ayahnya."
"Tapi mas Gilang bukan ayah kandungnya Beby, kak."
"Tapi dialah yang melihat anak itu lahir, bukan? Dia-lah yang melihat anak itu tumbuh. Meski dia bukan ayah kandung dari anak itu, selama hampir lima tahun, anak itu paling akrab dengan suami kamu, Kinan."
Kata demi kata terus saja terucap. Baik Kinan maupun Arya, terus saja melepaskan apa yang ingin mereka bicarakan tanpa memikirkan di mana situasi mereka berada saat ini. Mereka abaikan diri mereka yang sekarang sedang jadi pusat perhatian. Mereka terus sibuk dengan perasaan mereka masing-masing terus terus berjawab kata.
"Kamu tetap tidak bisa mengabaikan Beby, kak!
Dia anak kamu! Dia darah daging kamu!" Kali ini, nada bicara Kinan semakin meninggi. Yang semakin mbuat pandangan orang jadi buruk pada Arya.
Tentu saja Arya tidak akan tinggal diam. Sejak awal, sejak kegagalan hubungannya dengan Kinan karena terhalang restu dari orang tua Kinan, Arya susah membunuh rasa cintanya untuk Kinan. Tidak ada yang tersisa sedikitpun.
"Jangan keterlaluan, Kinan. Aku tidak pernah berniat untuk meninggalkan kamu dan anak itu waktu itu. Tapi, kamu yang telah meninggalkan aku karena menikah dengan pria lain. Jadi, sekarang tolonglah sadar akan keadaan. Baik kamu maupun aku, kita sudah ada pada kehidupan kita masing-masing. Untuk anak, karena kamu yang bersikeras melahirkan anak itu, lalu membiarkan anak itu memanggil pria lain sebagai papa. Maka aku tidak lagi ada hubungannya dengan anak tersebut. Apapun yang kamu katakan, aku tidak lagi ingin mendengarkannya. Ku harap kamu memahami apa yang aku katakan, Kinan."
Panjang lebar Arya bicara dengan nada yang penuh dengan penekanan. Setelahnya, tanpa menunggu Kinan memberikan jawaban terlebih dahulu, dia longgarkan tangannya yang sedari tadi mengunci tubuh Zoya.
"Ayo pergi, sayang. Kita cari tempat lain untuk makan. Di sini tidak enak."
Zoya yang tidak tahu harus bicara apa hanya bisa terdiam. Lalu, beranjak mengikuti langkah kaki Arya yang terus mengandung tangannya. Mereka meninggalkan Kinan yang masih terdiam setelah mendengar ucapan Arya yang dipenuhi dengan amarah dan rasa kesal.
"Kak Arya."
Ternyata, masih bisa juga Kinan memanggil nama Arya lagi setelah ditinggalkan. Sepertinya, ucapan barusan itu sama sekali tidak mempengaruhi Kinan. Sungguh, sepertinya, Kinan ini sama sekali tidak mahami bahasa manusia.
Tapi, tentu saja Arya tidak akan menghiraukannya. Dia terus beranjak menuju mobil. Lalu, membukakan pintu mobil untuk si istri tercinta. Setelahnya, langsung menjalankan mobil untuk meninggalkan halaman restoran tersebut.
"Zoya."
Zoya tidak menjawab. Sepertinya, ada banyak hal yang sedang dia pikirkan. Dan dia tidak bisa mengalihkan pikiran dari apa yang sedang dia pikirkan saat ini.
Arya semakin merasa tidak nyaman. Dia tahu, wanita pujaan hatinya sedang tidak baik-baik saja sekarang. Hari yang harusnya berjalan mulus dengan berbagai acara menyenangkan. Eh, tapi malah menjadi bencana karena ulah wanita dari masa lalunya yang muncul secara tiba-tiba.
"Zoya. Maaf." Arya berucap sambil menyentuh tangan sang istri dengan lembut. Sebelumnya, mobil sudah dia hentikan terlebih dahulu.
Sontak, Zoya yang sedang sibuk dengan pikirannya langsung tersadar. Dia angkat tangannya agar tangan Arya tidak bisa menggenggam tangannya sekarang.
Deg. Jantung Arya jadi semakin yakin tenang. Begitu pula dengan wajahnya yang terlihat semakin tidak nyaman. Sepertinya, hati Arya sedang sangat gelisah untuk saat ini.
"Aya, jangan marah. Lihatlah, dia yang datang-- "
"Itulah yang tidak aku inginkan, Mas. Itulah yang sangat aku takutkan waktu aku tahu tentang masa lalu mu saat itu. Tapi sayang, aku tidak punya pilihan untuk menghindar. Aku hanya bisa menempuhnya."
"Kamu tahu, aku paling takut dengan kemunculan orang dari masa lalu. Karena mereka adalah bagian manis dari masa lalu yang pasti akan muncul membawa masalah dalam hubungan di masa depan."
"Aya, maafkan aku. Aku janji, tidak akan ada yang berubah dari hatiku. Hati ini tetap untuk kamu, Aya. Perhatian ini juga akan tetap jadi milikmu. Apapun yang terjadi aku tidak
akan-- "
lanjut kak...
semngat....
sdah mampir...
semoga seru alur critanya...
semngat kak ...