Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang perempuan setelah berpisah dari orang yang dicintainya. Namun, takdir berkata lain karena ada kisah lain yang muncul setelah mereka berpisah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 24
6 tahun kemudian....
Senja baru saja keluar dari sebuah perusahaan dengan tersenyum. Dia senang karena akhirnya dia diterima bekerja di perusahaan tersebut.
"Ahh senangnya. Semoga ini menjadi langkah awal aku untuk bisa menjadi Senja yang lebih baik." Dia bergumam penuh syukur.
Dia singgah ke sebuah minimarket dan membeli sebuah ice cream. Hal tersebut dia lakukan karena hatinya sedang berbahagia.
Tidak lupa dia memberitahukan berita bahagia itu pada Ayah dan Ibunya bahwa dia telah diterima kerja.
Sejak kejadian 6 tahun lalu, Senja memutuskan untuk pindah sekolah ke salah satu daerah yang cukup jauh dari sekolahnya yang dulu. Dia memilih untuk tinggal sendiri dan melanjutkan kehidupannya di daerah itu. Senja benar-benar hilang dari daerah tersebut. Memutus kontak dan hubungan dengan semua orang yang ada di daerah yang dulu dan memulai hidupnya yang baru sendiri di daerah baru.
Setelah lulus SMA, dia melanjutkan kuliah di daerah yang sama dan berhasil wisuda tepat waktu dengan predikat kelulusan yang sangat memuaskan. Hal tersebut membuatnya mudah diterima di salah satu perusahaan yang cukup terkenal dan bergengsi di daerah tersebut.
"Aku sudah tinggal di sini selama 6 tahun. Rasanya baru kemarin aku masuk ke sekolah itu dan melewati kisah yang cukup tragis itu. Ahhhh rasanya masih saja menakutkan." Senja bergumam sendiri sembari berbaring.
.
.
Senja bersemangat karena pagi ini adalah hari pertama dia bekerja di Perusahaan Mistica. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang elektronik. Dia baru saja tiba di kantor.
"Hai. Kamu Senja kan? Apa kamu sudah menunggu lama?" Sapa Pak Roni yang merupakan salah satu HRD di perusahaan tersebut.
"Ah selamat pagi Pak. Saya juga baru saja tiba." Senja memberi salam.
"Hm baiklah. Hari ini, saya akan memperkenalkan kamu di divisi kamu. Sepertinya kamu sudah mendengar kemarin kan, kalau kamu akan berada di divisi pemasaran." Roni mengingatkan kembali.
"Iya Pak."
"Kalau begitu, mari ikut saya." Roni mengajak tanpa menunggu lama.
Senja mengikuti langkah kaki Roni dari belakang. Ada perasaan dag dig dug yang terus menemaninya. Mereka menuju sebuah ruangan yang cukup luas.
"Selamat pagi semua. Maaf saya mengganggu. Saya ingin menyampaikan suatu hal." Sapa pak Roni ketika masuk ke dalam ruangan tersebut.
Para karyawan yang sedang sibuk bekerja seketika membalas salam dan memperhatikan ke arah Pak Roni.
"Saya mengantar salah satu karyawan baru yang akan bergabung ke divisi pemasaran mulai hari ini. Senja, silahkan perkenalkan diri kamu." Pak Roni mempersilahkan.
"Hai semua. Selamat pagi. Nama saya Senja Suci Rayhan. Biasanya dipanggil Senja." Senja memberi salam.
"Silahkan memulai kerjanya ya. Pak Ruben, tolong dibimbing ya. Dan untuk persiapan hari ini saya harap semua dipersiapkan dengan baik." Pak Roni berbicara pada Pak Ruben, selaku kepala divisi pemasaran.
"Baik Pak. Semua sudah kami siapkan dengan baik." Ruben mengiyakan.
"Kalau begitu, selamat bekerja Senja. Saya berharap kamu bisa memberikan yang terbaik untuk perusahaan ini. Saya permisi." Ucap Roni dan melangkah keluar ruangan.
"Terimakasih Pak."
Setelah Pak Roni keluar, Pak Ruben segera menghampiri Senja.
"Selamat datang. Selamat bergabung Senja. Kamu bisa duduk di sebelah sana. Itu meja kamu." Pak Ruben mempersilahkan.
Senja menurut dan menuju ke tempat duduk yang terdapat sebuah laptop layaknya meja kerja kantor pada umumnya.
"Haii..." Seseorang menyapa.
"Haii." Senja berbalik dan balik menyapa.
"Aku Bintang." Bintang menyodorkan tangan.
"Senja." Bintang menerima jabatan tangan tanda perkenalan.
"Yang itu namanya Sam, dan yang pake kacamata itu namanya Dela, terus yang di sebelah Dela itu namanya Ibu Mirna, di sebelahnya Ibu Mirna itu Delon dan yang di sebelah kamu itu namanya Alex." Bintang memperkenalkan anggota divisi yang ada di ruangan itu pada Senja.
"Wah.. Makasih ya sudah dikenalkan." Senja sungkan.
"Bintang, kamu ajak Senja ya buat persiapkan rapat kita hari ini. Ini adalah hari penting bagi kita semua. Senja, kamu bisa mulai kerja kamu dengan melihat-lihat dulu. Anggap saja perkenalan.. Anggota divisi ini akan membantu." Pak Ruben memberi penjelasan.
"Oke Pak." Bintang bersemangat.
"Baik Pak." Senja juga bersemangat.
Keduanya kemudian melangkah menuju ke ruang rapat.
"Hari ini kita bakal kedatangan direktur baru. Jadi tim kita diminta buat persiapkan meeting. Kata orang-orang sih direkturnya ganteng. Cuma ya galak gitu. Makanya semua hari ini tuh sibuk banget." Bintang menjelaskan.
"Gitu ya?" Senja baru menyadari bahwa semua yang ada di kantor ini terlihat sangat sibuk.
"Iya. Ini hari pertama dia bekerja dan dia udah mau langsung adakan rapat. Gila ngga?" Bintang kesal.
"Iya sih. Jadi penasaran direkturnya kayak apa."
"Entahlah. Nih udah selesai semua persiapannya. Kita kasitau Pak Ruben yuk." Bintang mengajak Senja kembali ke ruangan setelah beberapa saat mereka sibuk di ruangan rapat.
.
.
Beberapa jam kemudian, mulai terdengar riuh karena direktur perusahaan yang baru akan segera tiba.
"Ayo semua. Kita harus memberikan presentasi yang baik hari ini. Kerahkan seluruh tenaga kita agar kesan pertama ini dapat berjalan baik." Pak Ruben memberi semangat.
Mereka semua bergegas menuju ke ruang rapat. Terkecuali Senja. Dia memilih untuk tidak masuk ke ruang rapat untuk mencegah tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Seisi kantor terlihat tegang. Bahkan Pak Roni juga terlihat tegang. Aku jadi penasaran gimana tampangnya direktur yang baru itu." Senja melihat kerepotan semua pegawai kantor yang terlihat lalu lalang dan sibuk.
"Eh.. Eh lihat. Itu direktur baru kita."
"Waahhh tampan ya. Tapi auranya menakutkan."
"Itukah direkturnya? Ternyata masih sangat muda ya."
Suara demi suara yang terdengar dari karyawan yang berada di sekitarnya, membuat Senja ikut penasaran. Dia kemudian mengarahkan pandangnya ke sosok yang disebut direktur baru yang jadi bahan pembicaraan karyawan lain.
Saat dia melihat tepat ke arah sosok tersebut, matanya terbelalak dan seketika jantungnya berdebar cepat.
"Dia..??" Senja tidak percaya dengan yang dia lihat.
Laki-laki yang memiliki postur tubuh yang tinggi dan terlihat mendominasi di antara beberapa orang yang menggunakan stelan jas, benar-benar memberitahukan pada semua orang bahwa dialah sang direktur.
"Tii... Tidak mungkin." Senja masih tidak percaya.
Dia menutup mulutnya karena terkejut.
"Selamat datang Pak Hazel Galasky." Sapa Pak Ruben yang sudah menunggu di depan dan memberi salam selamat datang.
Ya.. Dia adalah Hazel Galasky.
Senja merasa lututnya lemas. Setelah 6 tahun memilih untuk menghilang dari kehidupannya di masa lalu, tiba-tiba dia harus berhadapan dengan sosok Hazel yang kini menjadi direkturnya.
"Jadi direktur yang baru adalah Hazel? Tapi kenapa? " Gumam Senja masih menolak kenyataan.
Dia khawatir dengan apa yang akan terjadi di masa depannya.
Sosok Hazel yang dulunya adalah sosok yang selalu ada untuk Senja. Sosok yang pernah memberikan sebuah rasa aneh di dalam hatinya. Sosok yang masih dia ingat sampai hari ini. Bahkan dia terkadang tidak bisa menipu bahwa dia merindu pada sosok seorang Hazel Galasky.
Dan kini takdir kembali akan mempertemukan mereka lagi di tempat ini. Senja merasa bahwa satu babak kehidupan baru akan segera dimulai.
.
.
BERSAMBUNG...