NovelToon NovelToon
Sakit Jiwa Kamu, Mas!

Sakit Jiwa Kamu, Mas!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Pengganti / Trauma masa lalu / Kekasih misterius
Popularitas:47.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mizzly

"Aku pikir, kamu malaikat baik hati yang akan membawa kebahagiaan di hidupku, ternyata kamu hanya orang sakit yang bersembunyi di balik kata cinta. Sakit jiwa kamu, Mas!"

Kana Adhisti tak menyangka telah menikah dengan lelaki sakit jiwa, terlihat baik-baik saja serta berwibawa namun ternyata di belakangnya ada yang disembunyikan. Akankah pernikahan ini tetap diteruskan meski hati Kana akan tergerus sakit setiap harinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menahan Air Mata

"Pagi, Nyonya Kana!" sapa Ibu Erin saat Kana turun dari kamarnya.

Melihat Ibu Erin membuat Kana teringat buku diary Rara. Betapa sayangnya Rara pada Ibu Erin, begitu pun sebaliknya. Saking sayangnya Ibu Erin pada Rara, ia juga sama seperti Adnan, sakit jiwa. Menganggap orang yang sudah tiada seakan masih hidup.

Kasihan.

Miris sekali.

"Pagi, Bu," jawab Kana seraya tersenyum ramah. Kana melirik piring berisi roti bakar yang dibawa Ibu Erin untuk Nyonya Besar. "Buat Nyonya yang di dalam, Bu?" tanya Kana pura-pura tidak tahu.

"Iya, Nyonya Kana. Nyonya Besar suka sekali dengan roti bakar dengan selai cokelat," jawab Ibu Erin sambil tersenyum.

"Oh ya? Sama dong. Aku juga suka. Kalau Nyonya Besar sedang tidak selera makan, buatku saja ya, Bu. Sayang kalau tidak termakan, buang-buang makanan, dosa. Lebih baik aku bawa ke lokasi syuting, lumayan buat teman ngemil kala menunggu take," sindir Kana sambil tetap tersenyum dan bersikap seolah tak tahu apa-apa.

Mendengar ucapan Kana, senyum di wajah Ibu Erin pun menghilang. Ia menatap Kana dengan tatapan menyelidik. "I-iya, Nyonya."

Kana duduk di meja makan menikmati sarapan yang Ibu Erin siapkan. Ibu Erin masuk ke dalam kamar utama namun 5 menit kemudian keluar lagi dengan membawa piring yang masih utuh. "Maaf, Nyonya Kana, Nyonya Besar sedang tidak mau makan roti. Nyonya Kana mau saya bungkus untuk dibawa ke lokasi syuting?" tanya Ibu Erin.

Kana kembali tersenyum. Rupanya kadar sakit jiwa Ibu Erin tidak terlalu parah. Ia masih bisa berpikir logis, meski hanya sedikit. "Tentu, Bu. Nanti sampaikan pada Nyonya Besar, terima kasih. Roti yang Bu Erin buat aku jamin tak akan mubazir, aku makan nanti ya!"

Ibu Erin membalas senyum Kana. "I-iya, Nyonya. Nanti akan saya sampaikan."

"Oh iya, Bu, nanti sore Mas Adnan pulang. Kalau Mas Adnan tanya, katakan saja aku mau menginap di rumah kedua orang tuaku ya. Aku kangen sama mereka," pesan Kana.

"Baik, Nyonya. Akan saya sampaikan."

.

.

.

Ada yang berbeda dengan kepergian Adnan kali ini ke luar kota. Biasanya, Adnan menyelesaikan pekerjaannya sampai tuntas bahkan sampai menambah waktu menginap. Adnan juga suka berjalan-jalan di kota tersebut sekedar membeli oleh-oleh. Namun perjalanan kali ini Adnan malah ingin segera pulang. Adnan terus terbayang wajah cantik Kana. Ia merindukan senyum manis Kana dan kehangatannya. Dengan hati yang sudah tak sabaran, Adnan bergegas pulang.

Sesampainya di rumah, Adnan bertanya pada Ibu Erin tentang keberadaan Kana. "Ibu Erin, dimana Kana? Apakah dia sudah pulang?" tanya Adnan dengan nada lembut. Adnan memang selalu memperlakukan Ibu Erin dengan hormat dan lembut karena sudah menganggapnya seperti orang tua kandungnya sendiri.

"Nyonya Kana tadi pagi berpesan kalau Nyonya mau menginap di rumah orang tuanya, Tuan," jawab Ibu Erin pelan.

Adnan terkejut. "Kana mau menginap? Tumben sekali. Kenapa dia tidak memberi tahu saya sebelumnya?" tanyanya lagi.

"Tadi pagi saat sarapan, Nyonya Kana titip pesan, katanya kalau Tuan pulang tolong sampaikan kalau Nyonya menginap di rumah orang tuanya, hanya itu saja yang Nyonya katakan, Tuan," jawab Ibu Erin.

Adnan mengernyitkan keningnya. "Aneh sekali. Biasanya Kana selalu ijin dulu padaku. Yang lebih aneh lagi, bukankah Kana kurang suka kalau aku ke luar kota? Kenapa kali ini seolah Kana senang menikmati hari-hari tanpa kehadiranku?" batin Adnan.

.

.

.

Adnan memutuskan untuk mengunjungi rumah orang tua Kana. Sesampainya di sana, ia disambut hangat oleh orang tua Kana. Namun, saat bertemu Kana, suasana menjadi canggung. Kana terlihat berbeda. Ia lebih pendiam dan dingin.

"Kana, apa kamu baik-baik saja?" tanya Adnan lembut, berusaha memecah keheningan.

Kana hanya mengangguk kecil. Ia tidak menatap mata Adnan. "Aku baik-baik saja," jawabnya singkat.

Adnan berusaha mendekati Kana, namun Kana selalu menghindar. Ia merasa ada jarak yang semakin lebar di antara mereka. Adnan mulai khawatir. Apa yang sebenarnya terjadi pada Kana?

Malam itu, Adnan mengajak Kana berbicara empat mata. Mereka duduk di dalam kamar kecil milik Kana seraya menonton TV bersama. Adnan mengeluarkan sebuah paper bag yang ia bawa. "Ini untukmu," ucapnya lembut, ia menyerahkan paper bag itu pada Kana.

Dengan ragu, Kana membuka bungkusan itu. Di dalamnya terdapat sebuah gaun batik yang sangat cantik. Motifnya sangat indah dan warnanya lembut. "Ini cantik sekali, Mas," ucap Kana. Hatinya senang karena Adnan masih mengingatnya.

"Tentu. Aku membayangkanmu saat memakainya. Pasti cocok. Kemarin saat berkunjung ke lokasi, aku melihat toko batik dan teringat kamu," jawab Adnan.

Seulas senyum terukir di wajah Kana. Sayangnya senyum tersebut segera pergi saat Kana mendengar apa yang Adnan ucapkan selanjutnya.

"Aku beli dua. Satu untukmu, satu lagi untuk istri pertamaku. Aku beli model yang sama, hanya beda saja. Kamu cocok dengan warna merah sementara dia cocok dengan warna kuning, senada dengan warna kulitnya. Kalian pasti cocok memakainya," kata Adnan tanpa merasa berdosa.

Kana tidak bisa menahan air matanya lagi. Ia merasa sangat sedih dan kesepian. Rara sudah meninggal, namun cinta Adnan untuknya sepertinya tidak akan pernah pudar.

"Mas, maaf, aku tidak bisa menerima ini," ucap Kana sambil mengembalikan dress batik itu pada Adnan. "Aku tidak ingin memakai sesuatu yang sama dengan dia."

"Kana, ada apa denganmu? Kenapa kamu bersikap seperti ini?" tanya Adnan dengan nada lembut. "Memang apa salahnya kalau kalian kubelikan yang sama? Kalian itu sama-sama istriku. Dengan membelikan sesuatu yang sama, itu artinya aku berusaha bersikap adil pada kalian. Aku tak mau membeda-bedakan kalian."

Kana tak menjawab ucapan Adnan. Kana hanya menghapus air mata yang terus menetes meski Kana sudah memerintahkan otaknya untuk menghentikan air mata yang keluar.

"Kamu ... marah? Cemburu?" tebak Adnan, masih tak sadar diri.

Kana masih tak mau menjawab. Ia diam saja bersama rasa kecewa dan amarah yang terus ia pendam.

"Sayang, kamu tahu sejak awal kalau aku punya istri dua. Aku harus berlaku adil pada kalian. Kalau dia kubelikan baju, maka kamu juga akan kubelikan yang sama. Kamu selama ini tak pernah protes, kenapa sekarang kamu menolak aku memperlakukan kalian yang sama? Apa ... kamu mau pilih sendiri di Mall?" Adnan berusaha membujuk Kana.

"Aku tak pernah protes karena aku selama ini merasa bersalah, Mas. Aku berpikir kalau aku merebut suami wanita lain. Aku tak tahu kalau wanita tersebut sudah meninggal. Aku tak tahu kalau selama ini sainganku bukan manusia namun daya khayalmu. Yang aku hadapi adalah kamu yang tak pernah bisa untuk menerima kenyataan kalau istrinya sudah tiada." Rasanya Kana ingin meneriakkan semua isi hatinya. Sayangnya, Kana memilih menahan diri. Ia tak mau ribut apalagi di rumah kedua orang tuanya. Ia tak mau mereka cemas. Kana sudah banyak membuat orang tuanya susah. Bagi Kana, kedua orang tuanya hanya cukup tahu kalau dirinya bahagia, tak perlu tahu kalau Kana istri kedua dan punya suami sakit jiwa.

"Yaudah kalau kamu mau dibelikan yang berbeda. Besok, kita ke Mall ya. Kamu bisa pilih sendiri mau dress yang mana. Kamu juga bisa pilih lebih dari satu tapi kamu jangan bilang-bilang ya pada siapapun kalau kamu kubelikan yang berbeda, termasuk sama Bu Erin, nanti Bu Erin mengadu padanya. Aku tak mau dia sampai cemburu karena aku memperlakukan kalian berbeda," kata Adnan membuat air mata Kana yang susah payah ia buat berhenti kembali menetes lagi.

Kana menatap Adnan dengan lekat. Kana memikirkan kata-kata yang akan ia ucapkan terlebih dahulu. "Aku tak mau beli di Mall, Mas. Bagaimana kalau kedua dress ini buatku, boleh?"

"Jangan dong, Sayang. Nanti dia marah," tolak Adnan.

"Kalau begitu, tolong pertemukan kami. Biar aku yang bujuk. Sudah sebulan lebih kita menikah namun kamu tak juga memperkenalkan kami berdua. Bukankah ini momen yang tepat untuk mempertemukan kami, Mas?"

****

1
BirVie💖🇵🇸
kau terlalu baik Kana terutama sama Awan Kinton itu 😤 tapi inget jangan sampe kau termakan rayuan buaya nya lagi yaaa Kana
makasih kak Mizzly up nya 🙏🏻❤️
BirVie💖🇵🇸
betul banget Naaa😤
BirVie💖🇵🇸
ahaaaaa lagaknya seorang penipu ulung
BirVie💖🇵🇸
hadeeehhhhh dia lagi
BirVie💖🇵🇸
nyesek yaaa Na
Risa Amanta
wes enak single wae Na..Ojo ngurus lanangan guendeeng kabeh
Yuliza Angriani
memang Awan termasuk spesies yg perlu di jauhi Kana, virus itu
yeni NurFitriah
Kayak nya omongan nya Desi tentang Adnan benar kalau Adnan menceraikan Kana karena ada alasan nya,apa mungkin Adnan trauma karena rasa cinta,seperti cinta nya ke Rara yg buat dia gila dan gak mau terulang gila nya ketika Adnan mulai mncintai Kana,hingga sebelum itu terjadi Adnan menghilang agar jauh dari Kana.
🥀HartiQueenn_Dee🥀
owalah...ternyata kana sempet mengandung anak awan,,,,pantes kana begitu benci dan marah
Dien Elvina
waduh ternyata Kana pernah hamidun dgn Awan ya 🤔 kasian Kana lepas dari laki² b* jingan malah dpt laki² gila kek si Adnan ..😥
Asih Ngadisih
wah rupanya Kana pernah sampai hamidun dg Awan ya,,,,, rupanya Awan juga jenis spesies pengecut tak bertanggungjawab atas perbuatan nya,,,,
hemmm,,, mungkin sih memaafkan bisa ya, karena bagaimanapun kesalahan itu di buat berdua, ga baik juga menyimpan dendam seumur hidup, lebih baik memaafkan drpd terus menyimpan dendam, tapi melupakan itu pasti sulit,,, apalagi kesalahan yg sampai fatal dan mengubah hidup Kana,,,,, ga mudah ya Awan kinton,,,,,,,,
eh tes manih
mungkin Kana bisa memaafkan, karena sesungguhnya tak ada manusia yg sempurna, manusia tempatnya salah dan khilaf, dan manusia harus saling mengasihi serta memaafkan
tapi dgn memaafkan tak semudah itu melupakan
apalagi utk pengalaman pahit, yg mungkin sdh mengubah hidupnya, mengubah pola pikirnya ttg sesuatu
apapun itu
Mawar Hitam: Kana kamu harus kuat. Tapinapakahbsekarang Adnan sudah sembuhbsan akan mencari Kana kembali.
total 1 replies
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
pasti Adnan, pasti ada persaingan baru
𝐙⃝🦜尺o
pilih orang lain aja yang lebih tulus Kana😅
Sari
asyik adnan pulang....
𝚙𝚒𝚞 𝚙𝚒𝚞🎐ᵇᵃˢᵉ
kira² penyebab retaknya hubungan awan dan Kana dulunya ?
panadolhit
kana,ingat rasa sakit,kecewa,di hianati, jamgan mudah goyah
BirVie💖🇵🇸
maaf yaaa Awan ak gak percaya sama kamu...lebih baik kau sangat berhati-hati sama Awan yaaa Kan gak tau kenapa ak gak respect sama Awan
hhmmm Adnan kah yg selalu memantau Kana
makasih kak Mizzly up nya 🙏🏻❤️
BirVie💖🇵🇸
Adnan kah
BirVie💖🇵🇸
kok ak gak percaya sama Awan yaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!