Seorang wanita muda, Luna, menikah kontrak dengan teman masa kecilnya, Kaid, untuk memenuhi permintaan orang tua. Namun, pernikahan kontrak itu berubah menjadi cinta sejati ketika Kaid mulai menunjukkan perasaan yang tidak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rahasia yang Terungkap
Pagi yang cerah di kediaman Luna dan Kaid terasa berbeda. Meski ancaman dari Reza masih membayangi, ada ketenangan aneh yang menyelimuti rumah mereka. Kaid duduk di ruang kerja, memeriksa dokumen hasil penggerebekan malam sebelumnya. Sementara itu, Luna duduk di dapur bersama Karina, mencoba mencerna semua yang terjadi.
“Kau baik-baik saja, Lun?” tanya Karina, menyeruput kopi hitamnya.
Luna mengangguk pelan. “Aku baik, tapi semua ini terasa terlalu cepat. Ancaman dari Reza, penggerebekan itu, dan… aku mulai merasa pernikahan ini bukan sekadar kontrak.”
Karina tersenyum, tetapi matanya penuh perhatian. “Kaid peduli padamu. Aku bisa melihat itu. Bahkan kalau dia tidak mau mengakuinya, tindakannya sudah lebih dari cukup membuktikannya.”
Luna terdiam, pikirannya berputar pada bagaimana Kaid melindunginya dengan sepenuh hati. Namun, sebelum ia bisa menjawab, Kaid masuk ke dapur dengan ekspresi serius.
“Luna, Karina, kita harus bicara,” kata Kaid sambil meletakkan dokumen di meja.
Karina segera berdiri. “Aku rasa ini pembicaraan untuk kalian berdua. Aku akan pergi ke luar sebentar.”
Setelah Karina pergi, Kaid duduk di depan Luna, menggenggam tangannya dengan erat. “Aku menemukan sesuatu di dokumen itu. Reza tidak hanya ingin menghancurkan kita. Dia juga memiliki hubungan dengan keluargaku.”
Luna menatap Kaid dengan bingung. “Apa maksudmu? Hubungan seperti apa?”
Kaid menghela napas panjang sebelum menjawab. “Ayahku pernah melakukan kerja sama bisnis dengan keluarga Reza bertahun-tahun lalu. Tapi kesepakatan itu berakhir buruk, dan keluarganya kehilangan segalanya. Reza percaya keluargaku bertanggung jawab atas kehancuran mereka.”
Luna tertegun. “Jadi, semua ini adalah balas dendam atas sesuatu yang terjadi di masa lalu?”
“Ya,” jawab Kaid dengan suara rendah. “Dan dia berpikir bahwa menghancurkan kita adalah cara untuk membalas dendamnya.”
Sementara itu, di tempat lain, Reza duduk di ruangan gelap, mengamati layar komputer yang menampilkan foto-foto Luna dan Kaid. Salah satu anak buahnya masuk membawa laporan.
“Kita kehilangan dokumen-dokumen itu, Tuan,” katanya dengan nada takut-takut.
Reza menatapnya tajam. “Aku tahu. Tapi itu tidak akan menghentikanku. Mereka mungkin punya bukti, tapi aku punya senjata yang lebih kuat: rahasia yang mereka coba sembunyikan.”
Anak buahnya tampak bingung. “Rahasia apa, Tuan?”
Reza tersenyum dingin. “Rahasia tentang pernikahan mereka. Dunia harus tahu bahwa pernikahan mereka hanya pura-pura. Dan begitu itu terjadi, mereka akan kehilangan segalanya.”
Malam harinya, Luna dan Kaid memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama di ruang tamu, mencoba melupakan kekacauan yang mereka hadapi. Luna duduk di sofa, membaca buku, sementara Kaid sibuk dengan laptopnya.
“Kaid,” panggil Luna tiba-tiba.
Kaid menoleh. “Ada apa?”
“Apa yang akan kita lakukan jika Reza benar-benar mengungkap pernikahan kita ke publik?” tanya Luna, suaranya penuh kekhawatiran.
Kaid menutup laptopnya dan duduk di sebelah Luna. “Kalau itu terjadi, kita akan menghadapi semuanya bersama. Aku tidak peduli apa yang orang lain pikirkan. Yang penting adalah apa yang kita rasakan.”
Luna terdiam, merasakan detak jantungnya semakin cepat. “Kaid, aku…”
Namun, sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya, ponsel Kaid berdering. Ia menjawab panggilan itu dengan ekspresi serius, lalu menutupnya beberapa detik kemudian.
“Kita punya masalah,” katanya singkat. “Reza sudah bergerak.”
Pagi berikutnya, berita tentang pernikahan Luna dan Kaid mulai tersebar di media. Artikel-artikel online menyebutkan bahwa pernikahan mereka hanyalah kontrak untuk tujuan bisnis, dan hal ini langsung menjadi skandal besar.
Karina segera datang ke rumah mereka dengan membawa beberapa koran dan tablet. “Kalian sudah lihat ini?” tanyanya panik.
Luna membaca salah satu artikel itu, wajahnya pucat. “Ini buruk, Kaid. Semua orang sekarang tahu.”
“Tapi dari mana mereka mendapatkan informasi ini?” tanya Kaid dengan nada tajam.
Karina menggeleng. “Aku tidak tahu, tapi kita harus menemukan cara untuk mengatasinya.”
Kaid segera menghubungi tim hukumnya untuk mengatur konferensi pers, sementara Luna mencoba menenangkan dirinya di kamar.
Ketika waktu konferensi pers tiba, Luna berdiri di samping Kaid di depan puluhan kamera dan wartawan. Kaid membuka konferensi dengan tegas.
“Kami ingin mengklarifikasi bahwa apa yang diberitakan media adalah tidak sepenuhnya benar,” kata Kaid. “Memang benar bahwa pernikahan kami dimulai sebagai perjanjian, tetapi hubungan kami sekarang adalah hal yang nyata. Kami saling mencintai, dan kami tidak akan membiarkan siapa pun menghancurkan itu.”
Luna menatap Kaid dengan mata berkaca-kaca. Meski situasi ini sulit, ia merasa lega bahwa Kaid berdiri di sisinya dengan penuh keyakinan.
Namun, di tengah konferensi, salah satu wartawan berdiri dan bertanya, “Bagaimana Anda bisa membuktikan bahwa pernikahan ini bukan sekadar kontrak? Apakah Anda memiliki bukti cinta sejati Anda?”
Luna merasakan jantungnya berdegup kencang. Ia tahu bahwa pertanyaan ini adalah puncak dari semuanya. Dengan tangan yang sedikit gemetar, ia menggenggam tangan Kaid dan berkata, “Bukti cinta sejati kami adalah bahwa kami tetap di sini, berdiri bersama, meskipun dunia mencoba memisahkan kami.”
Jawaban itu membuat ruangan menjadi hening. Beberapa wartawan mulai mencatat, sementara yang lain terlihat terkesan.
Ketika konferensi selesai, Luna dan Kaid kembali ke rumah dengan perasaan campur aduk. Mereka tahu bahwa ini baru awal dari pertarungan yang lebih besar, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka tidak sendiri.
“Kaid,” kata Luna, memecah keheningan di mobil. “Terima kasih sudah bersamaku.”
Kaid menatapnya dengan lembut. “Aku tidak akan ke mana-mana, Luna. Kita akan melalui ini bersama, apa pun yang terjadi.”