Jelita Putri Maharani adalah seorang perempuan cantik berumur 27 tahun yang menjadi piatu sejak dia masih duduk di kelas V SD.
Suatu ketika, papa Jelita sakit keras dan sebelum meninggal dia meminta putri kesayangannya itu untuk menikah dengan Rico Putra Permana, pria tampan berumur 30 tahun anak dari sahabat papanya dengan maksud agar Jelita ada yang menjaga.
Namun siapa sangka, 2 bulanan setelah pernikahan, Jelita mulai melihat sifat asli suami, mertua dan adik iparnya yang membuat emosi Jelita makin lama makin naik.
Bagaimanakah kisah selengkapnya? Yuk simak novel ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19 Uang Kompensasi Dikembalikan
"Ya sudah Ta, trimakasih banyak ya," ujar Baskoro basa-basi karena sebenarnya dia sendiri sudah sangat berharap jika Jelita menolak pemberian uang itu.
"Kalau boleh Bapak tanya, kamu tahu gak dimana Elvira sekarang tinggal? Bapak mau minta maaf sama ngomong sesuatu ke dia," imbuh pria berumur 51 tahun itu.
"Sayang banget Pak, Elvira gak aku ijinin ketemu sama kalian. Memangnya Bapak mau ngomong soal apa ke dia? Soal uang kompensasi? Kalian suruh dia balikin gitu?" cecar Jelita dengan mengandalkan instingnya.
"Bapak gak bisa beritahu ke kamu Ta, ini masalah pribadi antara Elvira dengan kita, kalau Bapak nitip omongan ke kamu rasanya kok kurang pas," Baskoro berkilah karena sebenarnya dia pingin bahas soal uang kompensasi seperti yang diprediksi oleh Jelita.
"Maaf Pak, Jelita tetep gak bisa ijinin Elvira ketemu sama kalian. Sudah siang nih Pak, Jelita harus berangkat ke toko sekarang," kata perempuan berumur 27 tahun itu yang langsung meninggalkan Baskoro dalam keadaan diam tergugu.
"Bener kan Pak firasat Ibuk, Jelita gak ijinin Bapak ketemu sama Elvira. Jangan-jangan anak yang dikandung Elvira bukan anaknya Rico, tapi milik laki-laki lain. Elvira sengaja bilang ke Rico kalau janinnya milik Rico biar dapat duit kompensasi," ucap Dewi sekeluarnya dari kamar yang membuat Baskoro mulai goyah pemikirannya.
"Duit Ibuk mana Pak? Kan Jelita gak mau nrima," imbuh wanita itu seraya menadahkan tangannya namun tidak digubris oleh suaminya malah langsung ditinggal berangkat kerja yang membuat Dewi kumat ngomelnya.
*
"Pak Baskoro pingin ketemu sama kamu lo El, tapi aku gak kasih tahu kamunya tinggal dimana," kata Jelita.
"Bapaknya Mas Rico mau ketemu sama aku untuk apa ya Mbak? Jangan-jangan dia mau memarahi aku," Elvira mulai merasa was-was.
"Menurut firasatku, Pak Baskoro mau ketemu sama kamu karena dia pingin kamu balikin duit kompensasi yang kamu trima dari Rico untuk bayar sewa rumah, El. Beda halnya kalau Dewi yang pingin ketemu sama kamu. Dia bukan hanya minta uangnya Rico dikembalikan, tapi dia juga pasti bakal maki-maki kamu," lanjut perempuan berumur 27 tahun itu.
"Mending kamu balikin duit kompensasi dari Rico separonya, El. Kalau keberadaanmu sampai diketahui sama Dewi, bisa bahaya. Wanita itu kalau urusan perduitan alotnya minta ampun, kemarin saja dia ribut dengan suaminya gegara uangnya diambil. Ngereognya beh amit-amit," imbuh Jelita.
"Setelah aku pikir-pikir, lebih baik uangnya aku kembalikan semuanya saja Mbak, perasaanku kok gak enak setelah bawa duit itu. Sekalipun aku punya hak karena merasa dirugikan, takutnya duit itu malah menimbulkan masalah berkepanjangan," timpal Elvira terus terang.
"Gak kamu ambil 5 jutanan gitu, El? Rugi lo kalau kamu kembalikan semua," sela Ratih.
"Gak Mbak, aku pilih hidup tenang saja, daripada bawa duit gak seberapa tapi berbuntut panjang. Aku nitip sama Mbak Jelita saja ya uangnya?" perempuan berumur 25 tahun itu sudah bulat keputusannya.
"Iya, El."
Tak berapa lama, Elvira pun bangkit dari tempat duduknya untuk mengambil uang 25 juta dari Rico yang belum dia pakai sama sekali karena perempuan itu masih punya tabungan 3 juta lebih di rekeningnya. Sekalipun Elvira berasal dari daerah pegunungan, tapi bapaknya punya beberapa petak sawah yang penghasilannya lumayan.
"Trimakasih banyak ya Mbak, maaf sudah ngrepoti," ucap Elvira sambil menyerahkan amplop coklat panjang yang lumayan tebal.
"Gak apa-apa El. Lagipula yang nahan kamu agar tetap tinggal di kota ini kan aku. Selama aku butuh kamu untuk proses perceraianku, biar aku yang tanggung semua biaya hidupmu."
Percakapan Jelita tiba-tiba terhenti karena mereka mendengar langkah orang yang mendekat. Dengan segera, Jelita pun menyuruh Elvira untuk masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya.
Tok tok tok.
Terdengar suara ketukan pintu, yang setelah dibuka oleh Jelita ternyata tamunya adalah Rico, persis seperti yang diprediksi oleh perempuan itu.
"Kamu gercep juga ya, Ric," sindir Jelita.
"Ngapain kamu ke sini, buaya buntung?" sela Ratih setelah berdiri di samping sahabatnya yang membuat wajah Rico jadi agak pias karena malu.
"Kamu nyembunyikan Elvira dimana, Ta?" tanya Rico pelan.
"Kita sembunyikan dia di Pluto," jawab Ratih sembarangan karena sengaja ingin mengerjai pemuda itu.
"Kebetulan kamu ada di sini. Nih ada titipan duit dari Elvira. Dia ngembalikan semua uang kompensasi yang kamu berikan karena dia takut nanti bakal dimaki-maki sama Ibukmu yang mata duitan itu," kata Jelita seraya menyerahkan amplop coklat panjang berisi uang yang langsung diterima oleh Rico.
"Aku pingin ngomong sama Elvira, Ta," lanjut pemuda tersebut.
"Kamu pingin ngomong soal apa lagi ke dia? Mending kamu dan keluargamu gak usah ganggu-ganggu hidupnya lagi deh. Lagian uang 25 jutanya kan sudah dikembalikan semua ke kamu. Awas ya kalau kamu atau keluargamu sampai ganggu hidupnya Elvira lagi, bakal aku laporin beneran kamu ke polisi. Cepet pergi sana gih," sergah Jelita yang langsung dituruti Rico dengan menahan rasa malu.
"Bye bye buaya buntuung," ledek Ratih sambil melambaikan tangannya.
"Jangan gitu lah Tih, nanti kalau dia ngadu ke Ibuknya kamu bisa dilabrak dan dimaki-maki lo," canda Jelita sambil menutup pintu dan menguncinya lagi dari dalam.
"Siapa takut. Ya gantian aku maki-maki lah. Kalau perlu aku ajak dia berantem sekalian," sahut Ratih sekenanya yang dibalas gelengan kepala dari sahabatnya.
"Perutku sudah laper nih, masak mie instan yuk," ajak Jelita yang langsung disambut Ratih dengan antusias, tak lupa mereka juga mengajak Elvira masak bersama-sama.
*
Tok tok tok.
Rico mengetuk pintu kamar kedua orang tuanya yang beberapa detik kemudian dibuka oleh Dewi.
"Bapak mana, Buk?" tanya pemuda itu.
"Ada apa, Ric?" sahut Baskoro dari dalam kamar yang tak berapa lama muncul sosoknya di ambang pintu.
"Elvira ngembalikan semua uang kompensasinya, Pak," kata Rico sambil menyodorkan amplop coklat panjang lumayan tebal yang langsung diterima oleh bapaknya.