Cerita Novel Penjaga Kuil Naga.
Selamat Datang kepada Para Pembaca.. Kali ini saya menulis Cerita tentang seorang anak yang sangat Miskin, Kuliah disalah satu Universitas ternama dikota Gowe, Namun dia selalu diremehkan dan tidak dianggap oleh Mahasiswa lain anak-anak orang kaya. Pemuda Miskin dan kurus yang diperankan oleh Pemeran utama adalah Lemon. Ada banyak Wanita yang mengagumi Lemon keprinadiannya, karna dia memiliki kemampuan yang luar biasa.
Dewi merupakan salah satu pengagum Lemon, bahkan bukan hanya Dewi. Tiwi Song dan beberapa gadis cantik yang lain, mengagumi keprinadian Lemon.
Penasaran dengan Alur Ceritanya...??
Silahkan ikuti terus Ceritanya...!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeprism4n Laia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Awal Pertemuan
Vina berasal dari keluarga sederhana, sehingga dia menginginkan lelaki yang tampan dan lebih khususnya, anak orang kaya yang bisa dia andalkan untuk masa depannya dan Keluarganya.
Menurut Vina, Marko adalah lelaki yang cocok untuknya. Sesaat setelah Proses perkuliahan selesai, Vina langsung mencari keberadaan Marko dikantin sekolah.
Sesampainya di Kantin, Vina melihat seluruh tempat sudah dipenuhi oleh Mahasiswa yang lain, namun dia tidak melihat Marko.
Karna dia tidak menemukan keberadaan Marko, Vina langsung berbalik dan pergi, dia langsung menuju Taman Kampus, karna tempat itu adalah tempat dia dan teman-temannya selalu berkumpul.
Disisi lain, Marko dan Yoel sudah menunggu begitu lama, sehingga mereka hanya bisa menggoda setiap gadis kampus, yang lewati di depan mereka.
Yoel berkata kepada Marko: "Marko, kenapa kamu begitu ingin makan siang dengan Vina? Bukanya kamu sedang mendekati Dewi?".
Mendengar hal itu, Marko menatap Yoel dengan perasaan menghina dan berkata: "Memangnya apa yang kamu tahu soal Wanita, kamu sendiri sampai sekarang masih Jomblo Abadi".
Setelah berkata Marko tertawa bahagia. "Ini bukan soal Jomblo Marko, cuman saja, kamu jangan sampai kehilangan kesempatan untuk mengejar Dewi".
"Apa Maksudmu?" Marko menatap Yoel dengan Serius.
"Begini Marko, kalau sampai Dewi melihat kamu mendekati Vina, apakah dia mau lagi sama kamu?" Yoel berkata dengan jujur.
"Uuhukk, Idemu Betul juga ya" Marko mengangguk.
"Tumben Kamu Punya Pendapat Jitu, biasanya kamu hanya tau mengeong".
"Ya iyalah Marko, saya hanya bisa mengingatkanmu, terserah kalau kamu ikuti kalau tidak" Yoel berkata pasrah.
Tiba-tiba Marko berkata bahagia "Selagi Dewi tidak tau, kan tidak ada Masalah, Aman kan?".
Yoel mengangkat bahu sambil berkata "Terserah Tuan Marko saja".
Setelah selesai berkata Yoel langsung bangkit berdiri dan hendak pergi.
Namun sebelum dia pergi, dia dihentikan oleh Marko sambil bertanya. " Yoel menurutmu, Vina itu cantik tidak? apakaha dia lebih cantik dari pada Dewi".
"Hem, Lebih Cantik bunda Corla, ya sudah, saya pergi duluan ya" selesai bicara Yoel langsung meninggalkan Marko sendirian. Marko hanya menghela nafas kecewa, melihat Yoel pergi semakin jauh.
Disisi lain diujung taman, Marko melihat Vina yang lagi berdiri sedang melihat sekeliling, ketika mata Vina menyapu Keberadaan Marko, gadis tersebut melemparkan senyum menggoda.
Marko melambaikan tanganya, seketika Vina langsung menghampirinya.
"Maaf ya sudah menunggu lama" Vina berkata dengan wajah sedikit bersalah.
"Aahh.. Tidak masalah, saya kebetulan lagi ada waktu luang hari ini" Marko menjawab dengan rasa bahagia terpancar diwajahnya.
"Oh iya, kalau kamu tidak mata kuliah lagi, bagaimana kalau kita makan siang".
"Boleh, kalau kamu yang mentraktirku" Vina berkata dengan suara menggoda.
"Suatu keberuntungan jika makan bersama, Untuk wanita secantik kamu".
Setelah berkata, Marko membawa Vina pergi dengan Mobil Mewahnya, BMW keluaran terbaru.
Marko membawa Vina di Rumah Makan Soechi, dimana Rumah Makan Soechi merupakan salah satu rumah makan terMewah dikota Gowe.
Setelah selesai makan siang, Marko mengajak Vina ke Mall untuk Shooping.
Sekitar pukul 5 sore, diperpustakaan Lemon baru saja selesai belajar, karna jika ada waktu kosong, Lemon hanya menghabiskan waktunya untuk belajar.
Lemon berjalan ke Halte, menunggu Bus Angkutan Umum yang membawanya keasrama.
2 Hari telah berlalu, Lemon bertanya-tanya kenapa dalam waktu 2 hari ini, Vina tidak pernah menelponnya, sementara sms Lemon tidak pernah dibalas, nomornya juga tidak bisa dihubungi.
Dikantin Kampus, Lemon berjalan dengan santai menghampiri meja kosong, dia melihat Vina bersama Marko, sedang Makan bersama teman-temannya Vina.
Lemon yang mengetahui keberadaan Marko, Lemon tidak berani mendekati Vina, dia lebih memilih duduk di meja kosong, yang berseberangan dengan Meja tempat duduknya Marko.
Teman Vina, 'Adel' yang melihat Keberadaan Lemon di Meja sebelah, seketika dia berkata "Hei Vina, itu Pacarmu disana, kenapa kamu tidak menemaninya".
Adel adalah teman Vina yang membuat taruhan dengannya, untuk mendekati Lemon dan menjadikannya Pacar.
Vina yang mendengar perkataan Adel, seketika tercengang.
Vina takut kalau Marko salah paham dengan ucapan Adel barusan.
Marko yang mendengar perkataan Adel, langsung menoleh kebelakang, dan melihat Lemon yang sedang duduk disebelah mereka.
Marko terkejut dan berkata "Maksudmu? Vina pacarnya Pecundang itu, si Miskin kurus".
"Ya ialah, masa kita bohong" Adel menjawab dengan rasa bangga.
"Dasar si Adel Wanita ******" Vina membantin dalam hatinya.
Dengan Ekspresi wajah masam, Vina buru-buru menjawab "Marko, ini hanya salah paham, sebenarnya Lemon itu hanya sekedar Pacar taruhan, saya tidak menyukainya".
Mendengar hal itu Marko hanya mengerutkan keningnya.
"Pacar Taruhan? Apa Maksudnya ini, saya tidak mengerti".
Setelah Marko selesai bertanya, Adel langsung menjawab, dia menceritakan seluruh alur ceritanya, hingga Vina dan Lemon Jadian.
"Ceritanya seperti itu, tapi kenyataannya, mereka selalu bersama dalam waktu 2 minggu terakhir, saya takut mereka berdua sudah melakukan hal-hal yang tidak baik" Adel berkata dengan menggertakan giginya, dia dipenuhi rasa cemburu, karna Adel juga menargetkan Marko sebagai Pasangannya, tidak disangka Vina malah dipilih oleh Marko.
Mendengar kata- katanya Adel, Vina seketika menjadi Murka.
"Bruuk..!". Vina memukul meja.
"Dasar kamu wanita ******, beraninya kamu memfitnahku seperti itu, Asal kamu tahu, jangan melakukan hal yang tidak baik dengannya, memegang tangannya saja saya sangat jijik".
Vina terlihat Marah, teman-teman mereka yang lain juga buka suara untuk menghibur Vina.
tp yg gratis.. dijakarta g ada susah nyarinya?
ko kalo naek ke langit terus kalo d tempat terbuka boleh lah kalo naek ke atas langit 😂😂😂
tanpa mengotori tanGAN mc
kadang2 author ini