Liu Bai, dianggap sebagai pemuda tak berguna oleh semua orang karena dia tidak memiliki kemampuan apapun dibandingkan dengan pemuda se generasi nya, tingkah lakunya yang terkadang konyol serta selalu membuat marah orang lain membuatnya semakin di kucilkan.
Suatu hari Liu Bai tidak sengaja bertemu dengan kultivator yang terluka parah, sebelum kultivator itu meninggal, dia sempat memberikan seluruh kekuatan dan keahliannya kepada Liu Bai, dengan mendapatkan warisan besar serta metode dan keahlian dari sosok tersebut, akhirnya Liu Bai memiliki kemampuan untuk bersaing dengan para pemuda se generasi nya, namun perjalanan Liu Bai terus berlanjut demi memberantas kekuatan jahat, apakah perjalanan Liu Bai akan berhasil, mari kita ikuti bersama petualangan Liu Bai yang berjudul, Penguasa Angin Benua Timur, selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak memiliki jalan lain
***
Liu Bai yang terus berlari sesekali akan menoleh ke belakang, ketika dia mendengar suara dentuman dari arah rumahnya yang sudah jauh, Liu Bai berhenti berlari. Terlintas di pikirannya untuk kembali karena khawatir akan kondisi pamannya, namun saat mengingat pesan dan kepercayaan pamannya, Liu Bai akhirnya melanjutkan pelariannya.
“Paman, tetaplah bertahan, aku pasti akan berlatih seperti yang paman inginkan!” gumam Liu Bai kemudian dia berbalik dan kembali melanjutkan pelariannya.
Baru saja dia berlari sejauh lima puluh meter, tiba-tiba saja dia melihat sekelompok orang dari belakang, Liu Bai memperhatikan mereka yang jumlahnya belasan, setelah di amati, ternyata kelompok tersebut mengejar dirinya.
Tanpa pikir panjang lagi, Liu Bai langsung berlari secepat yang dia bisa, sedangkan para kelompok anggota Hantu itu memiliki kecepatan lari yang lebih cepat dari Liu Bai, tidak peduli secepat apa Liu Bai berlari, nyatanya mereka dapat dengan mudah menyusulnya.
“Tangkap dia!”
Seru salah satu dari kelompok Hantu, dan beberapa anggotanya yang melompat di atap-atap rumah warga dengan gesit bergerak untuk menangkap Liu Bai, hal itu membuat Liu Bai panik, namun dia tidak memiliki keahlian apapun untuk bisa menghindar.
“Cambuk Akar Lotus.”
Ketika para kelompok itu hampir menangkap Liu Bai, tiba-tiba saja Mei Yin muncul dan melepaskan cambukan nya ke arah orang-orang yang hampir menangkap Liu Bai.
Cambuk Mei Yin yang di lepaskan mengeluarkan sejumlah akar menyerang ke arah kelompok Hantu yang hampir menangkap Liu Bai, dan dengan cepat, mereka mundur menghindari serangan Mei Yin.
“Mei Yin? Kenapa kamu berada disini?” tanya Liu Bai yang terkejut dengan kemunculan Mei Yin.
“Kami sudah lama memantau mu, dan kami tidak akan membiarkan kamu ditangkap oleh mereka!” kata Mei Yin.
“Kami?” Liu Bai mengerutkan sebelah alisnya sebelum akhirnya kedua temannya juga muncul.
“Yo, bagaimana mungkin kami hanya diam saja ketika melihat teman kami dalam kesulitan?”
“Kalian berdua?”
Liu Bai benar-benar tidak menduga ketiga sahabatnya datang membantu dirinya, hal ini membuat Liu Bai semakin terharu atas kesetiaan teman-temannya.
“Liu Bai, kamu harus segera pergi, kami bertiga tidak akan mungkin mampu menahan mereka semua!” kata Xiu Lei.
Liu Bai melihat beberapa luka di tubuh Li Hang dan Xiu Lei, dia yakin luka itu didapatkan saat keduanya menghadapi bayangan Hantu ketujuh belas.
“Cepat, kami akan membuat celah!” kata Mei Yin yang langsung maju menyerang belasan anggota Hantu dan disusul oleh kedua lainnya.
Walau ini bukan untuk yang pertama kali Liu Bai sering dilindungi oleh teman-temannya, namun Liu Bai masih merasa berhutang Budi, hal ini membuat keinginan Liu Bai semakin kuat untuk mempelajari kemampuan Spiritual.
“Kalian bertiga, aku akan selalu mengingat bantuan kalian!” kata Liu Bai yang kemudian melanjutkan pelariannya.
Untuk sesaat, tidak ada yang mengejar Liu Bai, karena itu Liu Bai berusaha lari hingga nanti bisa keluar dari Kota Yan, dan saat ini dia sudah memasuki hutan yang masih berada di wilayah kota Yan, hutan tersebut masih cukup aman karena tidak ada Silumannya, dan Liu Bai sangat hafal setiap jalan di dalam hutan tersebut.
Selama pelariannya, Liu Bai sering menoleh ke belakang, namun dia sudah tidak melihat tanda-tanda orang yang mengejarnya. Namun Liu Bai tidak berani beristirahat karena salah satu dari mereka bisa menyusul kapan saja.
“Aku akan mencari tempat bersembunyi sementara untuk bermalam!” kata Liu Bai lalu dia menuju ke sebuah pohon besar.
Liu Bai tahu, pohon besar itu memiliki lubang yang cukup besar, dia menggunakan lubang itu untuk bersembunyi sekaligus beristirahat karena matahari sudah tenggelam.
“Paman, teman-teman, maafkan aku. Karena aku, kalian semuanya harus menghadapi masalah besar!”
Liu Bai menggenggam erat cincin hitam yang menjadi biang masalah sehingga dirinya di kejar-kejar seperti binatang yang di buru, dalam kesedihannya, Liu Bai merasa lapar, namun dia tidak tahu harus makan apa.
Saat ini Liu Bai benar-benar sangat menyedihkan, dia tidak hanya tidak memiliki keterampilan apapun agar bisa berburu, bahkan uang pun hanya beberapa keping perak saja yang dia miliki, walau itu masih bisa untuk membeli makanan, namun saat ini dia berada di dalam hutan, mau tidak mau Liu Bai harus menahan rasa lapar itu hingga malam berlalu.
Mata Liu Bai sedikit cekung kedalam, wajahnya terlihat pucat karena dia hampir tidak bisa tidur karena lapar dan juga kedinginan, sebagai manusia biasa, itu wajar dialami oleh semua orang, terutama orang yang tidak memiliki kemampuan sebagai seorang Kultivator.
Sebelum melanjutkan perjalanannya, Liu Bai lebih dulu mencari buah hutan yang bisa di makan serta pergi ke sungai untuk mengambil air minum. Beberapa macam jenis buah yang bisa dimakan sudah Liu Bai kumpulkan untuk kebutuhan dalam perjalanannya, dan air minum juga dia siapkan, setelah semuanya sudah terkumpul, Liu Bai kembali melanjutkan perjalanannya.
Siang harinya, akhirnya Liu Bai berhasil keluar dari Wilayah Kota Yan, dia berdiri di pinggiran tebing gunung dan menatap hamparan hutan hijau yang terbentang luas di hadapannya.
“Wosss!”
Saat Liu Bai masih berdiri menatap ke arah lainnya, dia mendengar suara deruan angin kencang aneh di belakang, belum lagi seluruh pepohonan bergoyang kencang seolah-olah ada badai angin di dalam hutan.
Hanya butuh waktu beberapa saat sebelum akhirnya banyak pisau yang berterbangan ke luar dari dalam hutan, pisau-pisau itu berwarna hitam seperti bayangan, dan tentunya mengarah ke arah Liu Bai.
Liu Bai jelas terkejut dengan kemunculan pisau-pisau bayangan yang datang, dia yakin pisau-pisau tersebut adalah Pisau bayangan milik Hantu ketujuh belas.
Liu Bai segera lari menghindari serangan pisau yang terus berdatangan, setiap pisau yang meleset terbang bebas melewati tebing, sedangkan Liu Bai berusaha lari di pinggiran tebing dengan melompati bebatuan di tebing, walau demikian, Liu Bai berusaha menyeimbangkan tubuhnya agar tidak jatuh ke bawah.
“Untuk orang yang tidak memiliki kemampuan, kamu cukup gesit menghindari semua serangan ku anak muda!”
Hantu ketujuh belas muncul dengan bentuk bayangannya, dia menghampiri Liu Bai yang tersudut karena tidak memiliki jalan untuk melarikan diri karena terjepit di pinggiran tebing.
“Jika dia berada disini, itu artinya Paman Liu Cheng..?”
Tubuh Liu Bai gemetar membayangkan pamannya yang di duga telah di kalahkan, sedangkan Hantu ketujuh belas dalam bentuk bayangannya tidak memperdulikan ekspresi wajah Liu Bai yang terlihat putus asa.
“Serahkan barang itu agar kamu tidak mati dalam penderitaan, aku janji jika kamu memberikannya, aku akan membunuhmu tanpa merasakan sakit!” kata Hantu ketujuh belas yang semakin mendekati Liu Bai.
Liu Bai yang sudah tidak memiliki jalan lain untuk melarikan diri melirik tebing di belakangnya, tebing itu sangat tinggi serta dasarannya yang terlihat sangat jauh di bawah sangatlah curam, banyak batu-batu runcing serta beberapa akar dan pohon-pohon kecil di sana.
“Kamu menginginkan Cincin ini? Jangan bermimpi!” kata Liu Bai dan kemudian tanpa pikir panjang lagi, dia berbalik dan langsung melompat dari atas tebing.
Bayangan Hantu ketujuh belas jelas terkejut atas keputusan Liu Bai yang nekat melompat, andai dia menggunakan kekuatan Ahli, dia pasti bisa mengejar Liu Bai dengan cara terbang menunggangi Pisau nya, namun saat ini kekuatan yang dia bagikan pada tubuh bayangannya hanya berada di tahap Petarung, hal itu membuatnya tidak bisa menangkap tubuh Liu Bai yang meluncur bebas ke dasar tebing.
“Sangat ceroboh! Tapi tidak masalah, nanti aku akan mengambilnya dari mayat mu,” kata Hantu ketujuh belas.
Liu Bai yang sudah pasrah dan siap untuk mati menutup matanya, dia tidak tahu rasa sakit seperti apa nantinya ketika tubuhnya menghantam dasar tebing yang curam, itu sebabnya dia menutup mata dan siap untuk mati.
“Ayah, ibu, paman, dan para pendahulu keluarga Liu! Maafkan aku karena tidak berguna dan mengecewakan kalian,” gumam Liu Bai dengan air mata yang keluar dari mata terpejam nya.
“Anak muda, bukankah kamu menyia-nyiakan kehidupan dan masa depanmu?”
Sebuah suara pria sepuh seperti angin lewat di telinga Liu Bai, namun Liu Bai sama sekali tidak menghiraukan suara tersebut, dia berpikir jika suara itu adalah suara leluhurnya dari alam lain yang menegurnya.
“Leluhur, aku datang!” batin Liu Bai.
Tebing itu terlalu tinggi sehingga ada tekanan angin serta daya tarik gravitasi yang sangat kuat membuat Liu Bai tidak sadarkan diri, tentu saja berlarian dengan perut yang hanya di isi dengan beberapa buah-buah hutan juga menjadi pengaruh atas kelelahan dan hilangnya kesadaran Liu Bai.
Tanpa Liu Bai ketahui, sebuah kekuatan dalam wujud elemen angin berputar melilit tubuhnya, dan kemudian tubuh Liu Bai yang sudah tidak sadarkan diri melayang ke arah sisi lain tebing, lalu sebuah batu di pinggiran tebing tiba-tiba saja terbuka, dan tubuh Liu Bai dibawa oleh angin aneh itu ke dalam goa, lalu goa itu kembali menutup seolah-olah tidak ada goa di tempat itu.
Tubuh Liu Bai secara perlahan di letakkan di sebuah batu lebar, dan sesosok pria paruh baya mengenakan jubah hijau tua dengan rambut panjang menatap tubuh Liu Bai yang terbaring, pria paruh baya itu menghela nafas panjang seraya bergumam, “Tidak kuduga masih ada keluarga Liu yang tersisa!” gumamnya dan kemudian pria itu batuk keras beberapa kali.
Di luar, tubuh bayangan Hantu ketujuh belas berusaha mencari mayat Liu Bai di dasar tebing, sudah cukup lama Hantu ketujuh belas mencari jazad Liu Bai, namun dia tidak menemukan apapun, jangankan jazad, bahkan tidak ada bekas darah sedikitpun.
“Jika memang tubuhnya di makan siluman, tidak mungkin untuk tidak meninggalkan jejak bekas seperti darah, ini benar-benar aneh, apa mungkin dia berhasil selamat?” kata Hantu ketujuh belas seraya menatap ke atas tebing.
Mengingat Liu Bai tidak memiliki kemampuan apapun, tidak mungkin dia akan bisa selamat jika jatuh dari ketinggian tebing yang memiliki ukuran lebih dari dua ratus meter, jangankan Liu Bai yang tidak memiliki kemampuan apapun, bahkan seseorang yang memiliki tingkat petarung juga akan mati jika jatuh dari ketinggian tersebut, belum lagi kondisi dasar tebing yang curam.
Hantu ketujuh belas terpaksa membuat beberapa tubuh bayangan lainnya dan menyebarkan semua bayangannya itu untuk mencari keberadaan Liu Bai, bahkan ada yang memasuki hutan. Jika memang Liu Bai masih hidup, pastinya keberadaannya tidak akan jauh, namun itu sepertinya mustahil.
Hantu ketujuh belas terus melacak keberadaan Liu Bai, namun apapun usaha yang dia lakukan, dia tetap tidak menemukan jejak atau petunjuk apapun, seolah-olah Liu Bai hilang tertelan bumi.
"Arghh! Anak sialan, bersembunyi di mana kamu?"
Hantu ketujuh belas yang semakin frustasi karena gagal menemukan Liu Bai berteriak kesal, andai Liu Bai memiliki Qi, Hantu ketujuh belas yakin bisa melacaknya, namun Liu Bai bukanlah seorang Kultivator, hal itu membuatnya tidak bisa melacak keberadaan Liu Bai.
Setelah matahari hampir terbenam, Hantu ketujuh belas akhirnya menyerah dan memilih untuk pergi dari perbatasan tersebut, dia akhirnya kembali dengan tangan kosong, tentunya dia akan di marahi oleh para Tetua Hantu lainnya karena gagal mendapatkan Cincin dari tangan Liu Bai yang tidak memiliki kemampuan.
makasih thor