NovelToon NovelToon
BETWEEN THE NUMBERS

BETWEEN THE NUMBERS

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / BTS / Cinta pada Pandangan Pertama / Office Romance
Popularitas:934
Nilai: 5
Nama Author: timio

Satu digit, dua, tiga, empat, lima, hingga sejuta digit pun tidak akan mampu menjelaskan berapa banyak cinta yang ku terima. Aku menemukanmu diantara angka-angka dan lembar kertas, kau menemukanku di sela kata dan paragraf, dua hal yang berbeda tapi cukup kuat untuk mengikat kita berdua.

Rachel...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Punya Rachel

"Kamu berani marahin direktur kamu sendiri?", tantang Vano mulai menunjukkan tatapan dinginnya.

"Iya, berani. Direkturnya gila."

Brakk... Rachel keluar ruangan membawa laptop, ipad, dan segala yang ia butuhkan untuk bekerja, lalu melarikan diri ke tempat paling menyenangkan dan tenang menurutnya, dimana lagi kalau bukan Gudang Work Sheet tercinta.

"Ahh... Anj! n9... "

Brakkk... Kesal Vano menggebrak mejanya ketika Rachel sudah menghilang di pintu. Ia kesal tapi juga bingung harus apa. Sepanjang hidupnya ia hanya diomeli ketika nilai sekolahnya menurun, atau IPK nya tidak sesuai harapan ibunya, atau di umpat habis-habisan ketika tidak membawa Numbers menjadi bimbel terbaik. Ia tidak pernah di omeli karena hal lain, seperti yang dilakukan Rachel sekarang.

Ia tidak paham di bagian mana salahnya ketika ia memarahi Khael habis-habisan. Bukannya memang yang salah harus dihukum se tua apapun dia?

Detik itu juga Vano keluar dengan kasar dari kantornya, wajahnya datar, langkahnya buru-buru sekali. Bahkan ia tidak memperdulikan karyawannya yang membungkuk hormat padanya. Hampir mencapai gudang Ws, Ia sudah melihat pintu merah gudang itu.

"Vano..."

"Revano...! ".

Teriakan syaland yang membuat Vano menghentikan langkahnya dan menatap tajam dan ternyata Margareth.

" Mama? ".

" Kamu mau kemana? Buru-buru banget."

"Ada perlu ke gudang Ws."

"Oh.. Kenalin ini anak temen mama, Bella."

"Isabella... ", seru gadis itu dengan senyum lebarnya.

Isabella

"Vano." Seru Vano datar bahkan tanpa senyum sedikit pun, karena ia hanya ingin kedua orang ini menyingkir dari hadapannya, ia harus segera bertemu kekasihnya yang membangkang itu.

"Sana, ajak Bella ngopi dulu. Sekalian keluar."

"Hah? Vano lagi sibuk mah."

"Ngga usah tante, Vanonya sibuk takut ganggu." Jawab gadis itu senyum-senyum malu.

"Ohh ngga Bel, sana ajak Bella ke cafe sebelah. Masalah Ws Rachel udah pro banget. Sana gih." Paksa Margareth.

"Tapi mah... "

"Udah, sana." Margareth mendorong Vano.

Vano bimbang, apa yang harus ia lakukan sekarang. Di satu sisi ia takut orang lain curiga akan hubungannya dengan Rachel jika ia memaksa masuk sekarang, terutama Margareth, tapi jika ia tidak masuk dan bicara sekarang, ia juga takut sekali besok pagi Rachel benar-benar mengundurkan diri.

"Harus sekarang mah? ". Tanya Vano lagi.

"Emang kamu sesibuk apa sih? Kalo masalahnya Ws, Rachel udah pro banget, malah dia lebih bagus dari kamu soal Ws sekarang. Alesan apa lagi kamu?".

Sementara Bella sudah diam, hanya sesekali malu-malu memperbaiki rambut di daun telinganya.

Klekk...

Terdengar suara pintu merah itu dibuka memperlihatkan Rachel mendorong troli yang biasa ia gunakan untuk membawa Ws yang berlebih ke ruangan kerjanya juga ponsel yang menempel ditelinganya yang ja jepit di bahu, sementara ipad nya menyala di tumpukan Ws yang ia bawa itu.

📞 Iya, yang mana aja yang mau diturunin, level tinggi aja. Okay. Oh iya tolong itu suruh tungguin aku ya Mikh. Iya aku sekalian turun. Okay thank you best.

Kemudian matanya sedikit terbuka lebih lebar menemukan presensi tiga orang yang berkumpul didepan pintu merah itu.

"Rachel, udah selesai?". Tanya Margareth dengan ramahnya.

"Oh, udah bu. Ini mau turun sekalian."

"Ngapain? ", tanya Vano dengan wajah tidak ramah.

"Ada siswa yang levelnya ketukar kak." Jawab Rachel seadanya, bahkan melihatnya hanya sekilas.

"Tuh, Ws udah selesai. Sana gih. Ajak Bella, biar dia ngga bosen nungguin mama. Mama mau cross check sebentar, kebetulan Samuel juga dateng tadi nganterin berkas, ini mama mau check. Sana, pergi kalian berdua." Margareth mengusir Bella dan Vano.

"Kamu mau turun kan? Ayo bareng." Ajak Vano.

"Duluan aja kak. Aku mau nganterin Ws ekstra dulu ke atas. Permisi kak, bu, mbak." Sapa Rachel menunduk ramah lalu pergi, dengan berat hati juga Vano pergi bersama gadis yang sama sekali tidak dikenalnya itu.

Meski sebenarnya Rachel bertanya-tanya siapa gadis itu, tapi ia berusaha abai. Seperti yang sudah ditegaskannya sejak awal, dia tahu diri, dia sudah membangun batasannya sendiri sejak lama, agar tidak lupa dari mana asalnya. Mungkin saja gadis tadi adalah gadis baik-baik yang sepadan dengan Vano, apalah dirinya.

Jreng...

"Ahhh... Ternyata sakit juga ya. Hehehe. " Lirih nya sendirian.

Sekarang Mikhaela sudah di kantin bersama Rachel, juga ada Jevon yang tadi katanya suruh tunggu, ketika ber telepon dengan Mikha ketika keluar dari pintu gudang.

"Kak, kenalin temen gua, Mikhaela."

"Mi-mikha... ". Mikha gugup sekali.

"Jevon." Jawab Jevon biasa saja.

"Lu dateng jauh-jauh kesini cuma buat nganterin ini?".

"Iya lah, kebetulan aja tadi, ngga sengaja liat di mall, gua beli. Oh iya.. Ini sogokan buat kamu, tolong jagain adik saya ya." Seru Jevon sambil memberikan sebuah gantungan kunci anjing melet warna kuning.

"Apaan sih lu, lu kira temen gua anak TK dikasih sogokan begituan. Yang modal dikit kek."

Sappp, Mikhaela langsung mengambilnya.

"Aku suka kok mas." Mikha cengengesan dan mereka saling senyum.

"Bajigur, gua jadi nyamuk beneran." Batin Rachel memandang malas kedua orang itu.

"Ahh elahh... Jep besok-besok kayanya lu ngga bakal laporan ke gua lagi deh kalo main kesini."

"Diem lu ah." Kini kedua orang itu malah asyik cengengesan satu sama lain.

Lalu tidak lama setelahnya Mikhaela pamit lebih dulu karena jam istirahatnya sudah habis dan kakak beradik itu tidak lama kemudian juga bubar. Rachel mengantarkan Kevin ke basement dengan menenteng sebuah paperbag besar berisikan bantal karakter biskuit alis miring sebelah yang sangat disukai Rachel.

"Effort banget lu baang."

"Gua kan sayang sama lu, heheh."

"Dih jiji... "

"Dek... Boleh minta nomer temen lu yang tadi gak?".

"Halah... Jep jep....".

" Cepetan.... " Paksa Jevon.

🍀🍀

"Van... Itu bukannya karyawan kamu yang tadi ya?".

"Hmm... "

Pria dan wanita yang tadi dipaksa Margareth untuk ngedate dadakan sudah kembali dari acara ngopi mereka, dan secepat itu. Mereka berdua masih berada didalam mobil melihat kelakuan Rachel dan Jevon yang asyik bercanda.

"Lucu ya mereka." Seru gadis yang bernama Bella itu.

Terlihat Jevon mengangkat tubuh kecil Rachel untuk duduk di bumper mobilnya sambil berebut ponsel Rachel. Ada sedikit rasa cemburu di hati Vano, meski ia sadar betul pria itu adalah kakak bagi Rachel tetap saja ia tidak nyaman melihat interaksi manis itu mengingat Rachel adalah pacarnya. Lalu ia menurunkan sedikit kaca mobilnya untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

"Cepetan sini... Lama amat."

"Sabar, sana jauhan jangan liat. Gua bacain aja nomernya."

"Curiga gua lu nyembunyiin apaan. Sini gak... ", paksa Vano.

"Dih... Jauhan gak lu, tahu konsep privasi ga si lu. Atau nomernya gak gua kasih. "

"Iya iya... Tuan putri... ".

Ketika Rachel lengah sedikit..

Sapp...

"Jepon.. Hape gua... Heh... Balikin gaa... Anak setan... Jepon... Jep... Gua komporin lu ya, itu temen gua ngga bakal mau ama lu. Liat aja... ".

Mau bagaimana pun cara Rachel mengambil ponselnya, ia akan tetap kesulitan. Dibanding dirinya yang dengan tinggi ala kadarnya, Jevon jauh lebih tinggi dan mengangkat ponsel itu setinggi yang ia bisa.

"Dih apaan nih. Ini cowo lo ya? Sedih amat nama kontaknya. BUKAN PUNYA RACHEL ... "

.

.

.

TBC... 💜

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!