BETWEEN THE NUMBERS
"Satu digit, dua, tiga, empat, lima hingga sejuta digit pun tidak akan mampu menjelaskan berapa banyak hal yang ku terima. Aku menemukanmu diantara angka-angka dan lembar kertas, kau menemukanku di sela kata dan paragraf, dua hal yang berbeda tapi cukup kuat untuk mengikat kita berdua.
Tapi, aku minta maaf, aku tidak pamit dengan benar, aku tidak mau membuat kekacauan yang lebih besar lagi, pun kehadiranku sudah kesalahan dan membuat kekacauan di mana-mana. Dari awal aku sudah salah tidak berpikir panjang untuk mencintai pria baik-baik berwujud pangeran, tanpa melihat diriku baik-baik yang hanya seorang rendah. Satu hal yang harus ku akui dan kamu pun harus tahu itu bahwa aku, mencintaimu lebih dulu sebelum Numbers. "
Rachel Capistran💜
▪️
▪️
▪️
Deretan kata yang tertulis di secarik kertas di atas meja kerjanya yang membuat Vano keluar gedung dengan gusar, kalang kabut, hatinya sesak dan panik. Kenyataan bahwa Rachel telah menyerah dan bergegas menghilang.
"Berhenti...! ", teriak wanita paruh baya dengan tampilan sosialita berdiri di samping mobil mewahnya dan melangkah mendekati Vano.
Duar...
Tamparan keras mendarat di pipi putih mulus pria itu.
"Mama susah payah mendidik kamu bukan untuk jadi sebodoh ini, Vano! Mama sekolahin kamu jauh-jauh keluar negeri dan kembali sebagai penerus Numbers, taunya malah diem-diem pacaran sama orang yang levelnya jauh dibawah kita. Kamu bener-bener ya...!!! " bentak Margareth.
"Level? Level jenis apa yang mama maksud? Dia dan kita masih sama-sama makan pakai nasi, mandi masih pakai air, dah selama dua tahun ini kite bekerja, dan menghirup udara yang sama di satu atap. Dia bahkan jauh lebih hebat dari pada karyawan-karyawan mama yang katanya lulusan universitas terkenal itu. Bahkan mama juga ngakuin itu dulunya. Sekarang penilaian mama berubah hanya karena aku pacaran sama dia? ", tanya Vano tak habis pikir.
"Ingat Vano, dia pengemis dan kamu pewaris! ", bentak Margareth lagi.
"Dia ngga pernah ngemis apa-apa ke aku Mama!!!", Vano membentak balik.
"VANO....!!!".
"Dengar aku baik-baik, Ma. Untuk pertama kalinya dihidupku aku yang akan nentuin sendiri kali ini. Selama 28 tahun, aku udah cukup jadi anak baik, aku udah cukup mati-matian belajar di bidang yang sama sekali bukan minat ku.
Aku berusaha masuk universitas yang sama sekali bukan tujuanku, aku lupain mimpiku untuk jadi arsitek hanya untuk jadi pebisnis, semua itu demi mama. Tapi kali ini aku bener-bener ngga tahan lagi, Ma. Aku bener-bener ngga sanggup lagi.
Satu-satunya hal baik yang aku terima selama di Numbers adalah bertemu Rachel, jadi untuk yang satu ini aku ngga akan biarin, aku ngga boleh kehilangan, aku udah cukup berpura-puranya. Rachel itu milikku, jangan coba-coba sentuh dia! ", jelas Vano lalu pergi.
"VANO.... REVANO....!!! ", jerit Margareth.
Wajahhya sudah merah padam, bibirnya bergetar menahan emosinya. Tidak habis pikir ia, bisa-bisanya gadis rendahan seperti itu membuat putra semata wayangnya seperti ini. Bisa-bisanya gadis miskin seperti itu mengendalikan pikiran putranya yang sudah 28 tahun patuh, taat pada semua perkataan ibunya itu.
" Ini semua terjadi karena Rachel, gadis cerdas tapi hanya seorang pengemis, yang berharap derajatnya naik karena Revano, putraku yang berharga. Tidak akan ku biarkan Rachel... "
▪️
▪️
▪️
Hellaw yeorobun💜
Masih hidupkah?
Kalau masih jangan jadi silent reader please 😭
di like kek, apa kek 😑
🌼🌼
Btw visualnya otor spill di slide selanjutnya yaw 💜
ps : Seperti biasa, selama di TIMIO UNIVERSE ini, otor akan banyak menggunakan nama kota atau bangunan, ataupun yang lainnya dalam bentuk fiksi, seperti MITHNITE, ORION, SELESTE VILLE, TIMIO MEDICAL CENTRE, EMERY HOSPITAL, dll.
paham yee
Jangan cari di peta, mau dicari sampai Suga selesai wamil juga ngga akan ketemu.
Bhay...
See you next chapter 💜💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments