Kisah perjalanan pernikahan Kaluna dan Nathan yang harus kandas karena sebuah kesalahpahaman yang di sebabkan oleh adik Nathan yang tidak menyukai Kaluna menjadi bagian keluarga mereka.
Tiga tahun kemudian saat Kaluna mendapat pekerjaan saat itu ia harus berurusan kembali dengan keluarga mantan suaminya.
Bagaimana lanjutan kisah Kaluna dan Nathan apakah mereka akan rujuk kembali ataukah mereka menemukan tambatan hati yang lain. Jangan lupa ikuti kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itz_zara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Tiga
Tengah malam yang begitu dingin ini membuat semua orang tidur dengan nyenyaknya, tapi tak dengan Nathan yang sama sekali belum memejamkan mata. Ia masih memikirkan perkataan Kaluna tadi tentang dirinya yang akan pergi dari rumah. Nathan memandang langit-langit kamarnya dengan mata yang terbuka lebar, pikirannya melayang ke arah Kaluna dan perkataannya yang membuatnya merasa khawatir. Dia tidak ingin Kaluna pergi dari rumah, karena dia tak ingin Athan kehilangan ibu nya lagi walaupun sampai sekarang Athan belum mengetahuinya. Nathan juga merasa bahwa dia sendiri akan merasa kehilangan, karena dia masih mencintainya. Dia berusaha untuk memahami alasan Kaluna ingin pergi, tapi dia tidak bisa menghilangkan perasaan khawatir yang menghantui hatinya. Nathan mengambil napas dalam-dalam dan berusaha untuk memejamkan mata, tapi pikirannya terus melayang ke arah Kaluna dan masa depan mereka.
Nathan merasa bahwa hatinya masih terikat dengan Kaluna, dan dia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk memperbaiki hubungan mereka. Dia berpikir tentang cara untuk membuat Kaluna tetap di rumah, tapi dia tidak ingin memaksa atau mengontrolnya. Nathan ingin Kaluna tetap di rumah karena cinta dan keinginan hatinya sendiri, bukan karena kewajiban atau paksaan. Dengan pikiran yang masih berputar, Nathan akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan Kaluna lagi, untuk memahami alasan sebenarnya di balik keputusannya untuk pergi.
Nathan melemparkan selimutnya dan bangun dari tempat tidurnya. Dia berjalan menuju kamar Kaluna dengan hati yang berdebar. Dia berharap bahwa Kaluna masih terjaga dan bersedia untuk berbicara dengannya. Ketika dia mencapai kamar Kaluna, dia mengetuk pintu dengan pelan dan memanggil namanya.
Tok...tok...tok...
"Kaluna, kamu masih bangun?" tanya Nathan dengan suara yang lembut.
Kaluna yang sudah tertidur kemudian membuka matanya, ia merasa kaget mendengar suara pintu yang diketuk.
"Iya sebentar," kata Kaluna sambil menuju pintu kamarnya.
Kaluna tak menyangka bahwa Nathan akan datang ke kamarnya tengah malam ini.
"Ada apa ya tuan?" Tanya Kaluna ketika berhasil membuka pintu kamarnya.
Nathan memandang Kaluna dengan lembut entah kemana wajah datarnya ketika berhadapan dengan Kaluna kali ini.
"Saya ingin berbicara denganmu Kaluna. Bolehkan saya masuk?" Tanya Nathan dengan sopan.
Kaluna terkejut dengan permintaan Nathan, ia ingin menolaknya tapi karena Nathan sekarang suami sekaligus bos nya jadi dia tak bisa menolaknya. Kaluna mengangguk dan membiarkan Nathan masuk ke dalam kamarnya.
Nathan masuk ke dalam kamar Kaluna, kemudian dia menutup pintunya supaya keluarganya tidak ada yang tahu kalau dia pergi ke kamar Kaluna. Dia memandang Kaluna dengan begitu dalam.
"Saya ingin bertanya padamu kenapa kamu berkata pada papah kalau kamu mau Athan memanggilmu bunda ketika kamu sudah pergi dari rumah. Apa kamu berniat meninggalkan rumah ini?" Tanya Nathan dengan begitu panjang.
Nathan terkejut atas penjelasan Kaluna tadi, ia tak menyangka bahwa Kaluna akan mengingat perjanjian itu. Ia berfikir Kaluna akan melupakan nya.
"Aku tidak berfikir kamu akan pergi dari rumah ini setelah dua tahun nantinya," kata Nathan yang entah kenapa merubah cara bicaranya.
"Memang apa yang akan aku lakukan setelah itu tuan, bukankah benar jika saya harus pergi saja,"
"Tapi aku tidak mau kamu pergi. Memang apa yang akan kamu lakukan setelah pergi dari sini,"
"Saya akan mencari pekerjaan yang lain dan kenapa saya tak boleh pergi tuan?" Tanya Kaluna penasaran kenapa dirinya tak boleh pergi.
"Karena aku masih mencintai kamu Kaluna," teriak Nathan tanpa sadar. Untung saja setiap kamar di rumah ini kedap suara.
Kaluna terkejut mendengar pengakuan Nathan, dia tidak menyangka bahwa Nathan masih mencintainya. Dia memandang Nathan dengan mata yang lebar dan terkejut, tidak tahu apa yang harus dikatakan. Suasana di kamar menjadi sangat tegang dan sunyi, hanya terdengar napas mereka berdua. Kaluna merasa bahwa hatinya berdegup kencang, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia hanya bisa memandang Nathan dengan mata yang penuh pertanyaan.
Nathan juga memandang Kaluna dengan mata yang penuh harapan, dia berharap bahwa Kaluna juga masih memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Dia tidak bergerak, hanya memandang Kaluna dengan mata yang penuh perhatian, menunggu reaksi Kaluna atas pengakuan hatinya. Suasana di kamar menjadi semakin tegang, hanya terdengar napas mereka berdua yang berdegup kencang. Nathan merasa bahwa hatinya berada di ujung tanduk, menunggu jawaban Kaluna yang akan menentukan nasib cintanya.
Kaluna mengambil nafas dalam-dalam, dan kemudian memandang Nathan.
"Mas....maksudmu," kata Kaluna dengan gugup.
"Iya aku masih cinta sama kamu, tapi aku juga benci kamu," kata Nathan lagi.
Kaluna terkejut mendengar kata-kata Nathan, dia tidak menyangka bahwa Nathan akan mengungkapkan perasaannya dengan begitu jujur. Dia memandang Nathan dengan mata yang penuh keheranan, tidak tahu apa yang harus dikatakan.
"Aku... aku tidak mengerti," kata Kaluna dengan gugup
"Bagaimana kamu bisa mencintai dan membenci aku pada saat yang sama?"
Nathan mengambil napas dalam-dalam, kemudian berbicara dengan suara yang lembut tapi penuh emosi.
"Aku mencintai kamu karena kamu adalah satu-satunya orang yang pernah membuat aku merasa hidup, yang pernah membuat aku merasa bahwa aku tidak sendirian, kamu juga orang yang membuatku bahagia. Tapi aku membenci kamu karena kamu berselingkuh dibelakangku, kamu juga pergi meninggalkan aku, karena kamu pernah membuat aku merasa bahwa aku tidak cukup baik untuk kamu."
Nathan berhenti sejenak, kemudian melanjutkan, "Tapi sekarang, aku menyadari bahwa aku tidak bisa hidup tanpamu, Kaluna. Aku ingin kamu tetap di sini, bersama aku."
Kaluna mendengarkan kata-kata Nathan dengan mata yang tergenang air mata. Dia merasa bahwa hatinya terluka kembali ketika Nathan menyebutkan tentang perselingkuhannya. Tapi dia juga merasa bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam kata-kata Nathan kali ini. Ada sesuatu yang lebih tulus dan lebih jujur. Kaluna mengambil napas dalam-dalam, kemudian berbicara dengan suara yang lembut.
"Mas, aku... aku tidak tahu apa yang harus kukatakan. Aku juga tidak tahu apa yang harus kulakukan."
Kaluna berhenti sejenak, kemudian melanjutkan, "Tapi aku tahu satu hal, aku juga masih mencintai kamu mas, dan satu hal lagi aku tak pernah menduakan kamu mas, itu semua fitnah dari adik kamu.
"Apa maksudmu Kaluna, kenapa kamu mengatakan Alea yang menuduhmu?" Tanya Nathan penasaran.
Kaluna mengambil napas dalam-dalam, kemudian berbicara dengan suara yang lembut dan penuh emosi.
"Aku tidak pernah selingkuh dengan siapa pun, Mas. Aku selalu setia pada kamu. Tapi Alea, adik kamu, dia tidak suka aku dan ingin aku menjauh dari kamu. Jadi, dia membuat fitnah tentang aku dan menyebarkannya pada kamu dan keluargamu."
Kaluna berhenti sejenak, kemudian melanjutkan, "Aku tidak pernah membicarakan hal ini pada kamu karena aku tidak ingin membuat kamu bersedih atau merasa bersalah. Tapi sekarang, aku ingin kamu tahu kebenaran, Mas."
Nathan mendengarkan penjelasan Kaluna dengan mata berkaca-kaca, ia tak pernah menyangka bahwa adiknya tega membuat rumah tangganya hancur. Ia paham Alea dari dulu tak pernah menyukai Kaluna tapi ia tak tahu bahwa Alea akan berbuat senekat ini.