Kisah seorang anak laki-laki yang beruntung menemukan sebuah batu misterius yang menuntunnya menuju takdir tertinggi.
Takdir yang akan menjadikannya yang terkuat dan takdir yang akan membuatnya menundukkan semua jenius yang ada.
Ini adalah takdir yang telah menghilang dari dunia, ini adalah takdir tertinggi...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lin Kay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekhawatiran Seorang Kakak
Ular besar yang telah berdarah di tengah tubuhnya kini mulai menegakkan kepalanya lagi dan menatap Xiao Yuan dengan marah.
Lidah panjangnya sesekali keluar sebelum akhirnya ia menggerakkan kepalanya untuk menerkam Xiao Yuan dengan taringnya.
"Takkan kubiarkan kau membunuh siapapun selagi aku masih hidup!."
Qin Li tampak berteriak dengan keras saat dirinya telah di penuhi dengan kobaran api emas di luar tubuhnya. Dirinya kemudian dengan ganas segera melesat dan melompat tinggi untuk menerjang bagian tubuh ular yang sebelumnya telah dilukai oleh Xiao Yuan.
"Tubuh Api Emas Kekaisaran!."
Srak!!
Qin Li dengan ganas menembus tubuh ular besar dan membuat lubang besar di tengah tubuh panjang ular tersebut.
Kini, ular tersebut akhirnya benar-benar tumbang dan mati bersama dengan anaknya.
Melihat pertarungan ini telah mencapai akhir, Xiao Yuan kemudian duduk bersila dan mulai bermeditasi untuk memulihkan keadaan tubuhnya.
Dengan ini juga, semuanya pun memutuskan untuk memulihkan diri terlebih dahulu, entah-entah bahaya apa lagi yang akan mengancam mereka.
Setelah cukup lama bermeditasi, Xiao Yuan mulai membuka matanya perlahan dan menyadari bahwa Qin Li telah duduk di sampingnya.
"Kau benar-benar hebat. Bahkan pengawalku yang berada di alam Mendalam tahap lanjutan tak bisa di bandingkan denganmu..." Qin Li berkata dengan pelan saat dirinya melihat Xiao Yuan yang mulai membuka matanya.
"Melihat Lin Dong, ku kira dia adalah pemilik bakat mengerikan dikota kita. Ternyata kau bahkan lebih mengerikan..." Qin Li kembali melanjutkan sebelum dirinya menoleh ke arah Xiao Yuan.
"Kau dapat mengambil empat dari tiga buah persik giok merah diatas pohon. Itu adalah bayaran karena telah memberikan kontribusi besar dan menyelamatkan semua orang..." Ucap Qin Li.
Menahan diri, Xiao Yuan tampak sedikit batuk untuk menghilangkan wajahnya yang bersemangat. "Apakah yang lain tidak keberatan dengan ini?..." Xiao Yuan berkata dengan mata terpejam.
Qin Li menggeleng. "Yang lain takkan keberatan dengan keputusanku. Sedangkan Lin Dong, satu buah saja sudah cukup untuknya menembus tahap selanjutnya..."
Mendengar ini, Xiao Yuan menahan senyuman lebarnya dan hanya menampakkan senyuman tipis. "Baiklah, jika itu keputusan dari kakak Qin, maka aku akan dengan senang hati menerimanya..."
Kemudian, setelah semua orang telah memulihkan dirinya masing-masing, Qin Li segera memimpin untuk mulai memetik buah Persik Giok Merah.
Setelah membagi buahnya sesuai dengan yang di katakan Qin Li pada Xiao Yuan sebelumnya, mereka akhirnya memutuskan untuk segera kembali untuk menghindari bahaya yang lain. Mengingat, langit telah menunjukkan cahaya jingga pertanda sore hari.
Di tempat pertemuan sebelumnya, Xiao Yuan dan kelompoknya Qin Li memutuskan untuk berpisah karena arah tujuan mereka memanglah berbeda.
Pada perjalanan ini, Xiao Yuan bahkan tidak menyebutkan apapun tentang keperluan klan yang ia sebutkan sebelumnya.
Membungkuk dengan kedua tangan yang menyatu di depan dada, Xiao Yuan memberikan hormatnya pada Qin Li dan yang lainnya sebagai tanda perpisahan.
"Kak Qin, aku akan kembali dari sini..."
"Berhati-hatilah..."
Setelah perpisahan singkat telah berlangsung, Xiao Yuan segera mengambil rute yang sama untuk kembali ke pertambangan.
Di dalam tambang di depan kediamannya dan Xiao Yuan, Xiao Yang tampak berdiri dengan khawatir sambil beberapa kali melihat ke arah langit yang sebentar lagi akan gelap.
"Adik kecil, kau sebenarnya kemana? Kenapa masih belum kembali?..." Xiao Yang bergumam pelan.
Ia tampaknya sangat mengkhawatirkan Xiao Yuan yang masih belum kembali semenjak kepergiannya tadi. Ia telah mencoba menyusuri area sekitar dan masih tidak bisa menemukan keberadaan Xiao Yuan.
Saat dirinya masih berdiri dengan kekhawatiran, beberapa pengawal dengan tombak di tangannya tampak berjalan ke arah Xiao Yang lalu berlutut.
"Bagaimana? Apakah kalian menemukannya?..." Xiao Yang bertanya dengan cepat.
Kedua pengawal yang berlutut di depan Xiao Yang tampak menggeleng perlahan dan membuat wajah Xiao Yang agak kecewa.
"Kami tidak dapat menemukan keberadaan siapapun di sekitar..." Ucap salah satu pengawal.
Xiao Yang menghela nafasnya. "Kalian boleh kembali..." Ucapnya dengan frustasi.
Beberapa saat setelah kedua pengawal itu pergi, seseorang tampak mendarat di atas sebuah pohon dekat dengan kediaman Xiao Yang.
"Kakak.."
Mendengar suara kecil yang familiar, Xiao Yang segera mengangkat wajahnya dan menatap ke arah atas pohon.
Disana, Xiao Yang dapat melihat Xiao Yuan yang tersenyum lembut sambil melambai pelan kepadanya.
Melihat adiknya yang bersikap seperti tak terjadi apa-apa, hidung Xiao Yang tampak berkedut dengan kesal.
"Kau bocah kecil..."
Merasakan kakaknya yang marah, Xiao Yuan mulai melompat turun dan tersenyum ke arah kakaknya. "Hehe, kakak janganlah marah. Aku ada hadiah untukmu..."
Saat Xiao Yuan telah mengeluarkan sesuatu dari kantung besar di pundaknya, mata Xiao Yang segera membelalak.
"Ini..."
"Buah Persik Giok Merah?..." Xiao Yang terpesona sebentar saat dirinya menyebutkan benda yang di pegang oleh Xiao Yuan saat ini.
"Kakak, kau dapat mengambil dua buah. Dengan ini kau harusnya dapat menerobos ke tahap puncak..." Ucap Xiao Yuan, dirinya tak memikirkan dirinya sendiri. Baginya, jika Xiao Yang mendapatkan peningkatan besar maka itu adalah kebahagian untuknya juga.
Menelan ludanya dengan tegang, Xiao Yang menatap Xiao Yuan dengan ragu. "Ini barang yang sangat berharga. Aku tak dapat menerimanya..."
Mendengar ini, Xiao Yuan segera meletakkan kedua buah persik giok merah ke tangan kakaknya. "Aku berhasil mendapatkan empat buah. Karena kakak lebih memerlukan untuk menerobos tahap selanjutnya, mengapa aku tak memberikannya?..."
Melihat adiknya yang bersikeras untuk memberikan itu padanya, Xiao Yang dengan malu mengambil kedua buah persik giok merah itu dan mulai mengajak Xiao Yuan masuk untuk menceritakan segala hal yang terjadi hari ini.
Xiao Yuan kemudian mulai bercerita tentang pertemuannya dengan kelompok Qin Li hingga akhirnya mereka menemukan pohon persik giok ungu di dalam jurang.
Xiao Yuan menghilangkan cerita tentang pertarungan mereka yang sengit agar Xiao Yang tidak memarahinya karena khawatir.
Di ruang tengah, ketika Xiao Yang telah selesai mendengarkan cerita dari adiknya, ia tampak mengelus dagunya sambil mengangguk pelan. "Jadi begitu..."
"Aku tak menyangka bahwa Qin Li akan memberikanmu bagian yang besar hanya karena kau ikut?..." Lanjut Xiao Yang.
"Mungkin karena kak Qin Li menyukaiku..." Ucap Xiao Yuan dengan senyum yang berseri.
Mendengar ini, hidung Xiao Yang kembali berkedut entah mengapa dirinya agak kesal ketika membayangkan bahwa adiknya menyebut nama Qin Li dengan senyum yang bersinar.
"Baiklah kak, karena sudah malam aku akan beristirahat di kamarku..." Saat Xiao Yang masih agak kesal yang keberadaan Qin Li, Xiao Yuan segera pamit dan beranjak dari tempat tersebut.
Dikamarnya, setelah selesai membersihkan diri dan mengganti bajunya, Xiao Yuan duduk diatas tempat tidurnya yang sederhana. Bahkan lebih sederhana dari tempat tidurnya di kediaman tengah hutan sebelumnya.
Ia mulai mengeluarkan dua buah persik giok ungu dan batu perak misterius dari kantungnya yang lain.
Xiao Yuan kemudian seperti biasanya mulai mengubah kedua buah persik giok merah menjadi tiga mutiara berwarna merah terang.
"Hehe, kita mendapatkan harta karun lagi. Ini sebenarnya setara dengan mutiara putih yang ada di rumahku..." Ucapnya dengan senang saat dirinya menatap ketiga mutiara di tangannya.
"Hari ini cukup melelahkan untukku. Jadi, ayo beristirahat lebih awal..." Ucap Xiao Yuan dan akhirnya ia menumbangkan tubuhnya di atas tempat tidur.