"Hanya aku yang boleh menyiksa dan membuatmu menderita. Hanya aku yang boleh mencintai dan memilikimu."_Sean Aznand.
Sonia Elliezza, rumah tangga yang dia idam-idamkan selama ini menjadi mimpi buruk untuknya, walaupun Sonia menikah dengan pria yang sangat dia cintai dan juga mencintainya.
Hanya karena kesalahan di masa lalu, membuat rumah tangga Sonia bersama dengan Sean Aznand menjadi sangat dingin dan menegangkan serta penuh dendam dan amarah yang tak terbantahkan.
Sean memberikan pilihan pahit pada Sonia di awal pernikahan mereka yaitu pergi atau bertahan. Pilihan apakah yang Sonia ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Kenapa?
Anna menuju apartemen, dia menghubungi Endro dan memberitahu apa yang sudah Sean lakukan padanya.
Anna dan Sean kenal saat menjalani pendidikan S2 di luar negeri, mereka dulu cukup dekat karena sama-sama dari Indonesia dan saat itu Sean masih berusaha untuk move on dari Sonia, Sean berpikir kalau dekat dengan wanita lain akan mengurangi rasanya pada Sonia.
Setelah lulus kuliah, Sean dan Anna berbeda tujuan, Sean mengembangkan bisnisnya yang memang sudah dia dirikan semenjak lulus SMA sedangkan Anna memilih menetap di Belanda.
Saat datang ke Indonesia, dia mencari tahu keberadaan Sean dan mendapati alamat rumah orang tua Sean, dia berkunjung ke sana dan bertemu dengan Endro, di sanalah Anna dan Endro menjadi dekat, Endro dan Anna saling memanfaatkan satu sama lain untuk tujuan masing-masing, Endro ingin mendapatkan Sonia sedangkan Anna ingin Sean.
Bel apartemen Anna berbunyi, dia meminta pelayannya untuk membukakan pintu, Endro datang dan menemui Anna yang sedang duduk di balkon kamar.
"Gimana? Apa kau bisa mendekati Sean?" Tanya Endro.
"Apanya yang bisa, dia malah mengancam dan berbuat kasar padaku." Jawab Anna kesal.
"Aku sudah katakan padamu, tidak mudah untuk menaklukkan Sean, dia sudah dibutakan oleh cintanya pada Sonia. Gadis itu benar-benar membuat anakku tergila-gila padanya." Rutuk Endro.
"Bukankah kau juga sama ya, dia juga membuatmu tergila-gila kan, bahkan kau rela merusak rumah tangga anakmu sendiri." Balas Anna.
Pelayan datang membawakan minuman alkohol untuk Anna dan Endro, mereka duduk santai di balkon.
"Aku ada satu cara untuk memisahkan mereka." Kata Anna.
"Apa itu?"
"Aku akan terus mencuci otak Sean dengan mengungkit masa lalu mereka, aku sudah mengetahui semuanya dari Nila, Sonia meninggalkan Sean dan berselingkuh denganmu, apa kau masih memiliki foto-fotomu bersama Sonia?"
"Iya, aku masih menyimpan semuanya."
Endro memperlihatkan semua foto-foto dirinya bersama Sonia saat mereka sering pergi berdua, tidak ada foto yang menyimpang di sana, hanya ada foto mereka makan berdua, ke taman dan ke mall berdua.
"Foto begini? Aku pikir foto kau tidur dengannya."
"Aku tidak pernah menidurinya, jangankan untuk tidur, menyentuh dia saja aku tidak pernah bisa." Jawab Endro, Anna menertawakan pria tua yang tidak tau diri itu.
Memang terlihat jika di foto itu Sonia dan Endro hanya sekedar berduaan saja tanpa ada adegan mesra dan sentuhan apapun walau hanya sekedar pegangan tangan.
"Apa yang bisa aku perbuat dengan foto-foto ini? Apa Sean akan percaya jika aku memperlihatkan ini semua?"
"Kau coba saja, kau pasti bisa memanfaatkan keadaan dengan semua yang ada, kau bukan wanita bodoh." Anna yang tengah sibuk memandangi foto-foto biasa tersebut merasakan ada yang menge*lus punggungnya, Anna memejamkan mata saat tangan itu turun menye*ntuh area sen*sitifnya.
"Hhmm sshh jangan mulai pak tua, aku sedang tidak ingin berci*nta denganmu." Desah Anna lalu menepis tangan na*kal Endro.
"Sudahlah nikmati saja." Anna menikmati setiap sentuhan Endro, dia sesekali mende*sah saat Endro menye*ntuh da*danya.
Endro yang mulai semakin li*ar menge*cup leher Anna hingga wanita itu menyandarkan dirinya pada Endro.
"Kau sudah tua, tapi pesonamu luar biasa Endro mmm." Desis Anna disela kegiatan pa*nas mereka.
"Lanjut di dalam saja, lebih enak." Ajak Anna, mereka melakukan penya*tuan di atas ranjang, ade*gan-ade*gan pa*nas mereka lakukan tanpa berpikir bahwa usia mereka terpaut jauh, Anna sekarang sudah seperti seorang jal*ang di mata Endro, berbeda dengan Sonia yang sama sekali tidak bisa dia sentuh seperti ini.
...🕊🕊🕊...
Di rumah, Sonia memasakkan makan malam untuk suaminya, dia harus lebih baik lagi sebagai istri karena takut jika nanti suaminya akan direbut oleh wanita lain.
"Waw, banyak banget makanan nih, kesukaan aku semua lagi, pasti ada maunya ya kamu?" Tanya Sean dengan mata berbinar melihat masakan yang tersaji di meja makan.
"Iya, tau aja." Mereka duduk dan menyantap makanan yang tersaji, Sean berkali-kali memuji masakan istrinya yang memang sangat lezat.
Semenjak menikah, Sean hanya ingin memakan masakan Sonia saja. Setelah selesai makan Sonia mengemukakan uneg-uneg di hatinya, dia begitu resah dengan kehadiran Anna dalam hubungan mereka.
"Kamu tau nggak kalau Anna itu wanita yang sangat cantik dan menggoda, dari cara dia berpakaian, nyeritain tentang kamu sampai gimana effort dia nyariin kamu ke toko, aku jadi risih. Maaf ya kalo aku salah ngomong." Sonia yang tadinya menatap Sean sekarang malah menundukkan pandangannya, dia sangat takut jika Sean akan tersinggung.
Sean menangkup wajah Sonia dengan telapak tangannya dan mengecup kedua pipi Sonia dengan gemas.
"Dia memang cantik tapi tidak menggoda sama sekali bagiku, aku tidak peduli padanya Sonia. Jika dia dibandingkan denganmu ya sangat jauh, aku sangat tau kalau dia itu suka seks bebas, ngapain juga kamu cemburu dengan wanita begitu." Hati Sonia sangat senang mendengarkan ucapan Sean.
"Tapi risih aja, nggak tau kenapa."
"Ya wajar lah, perempuan kan emang begitu."
"Begitu gimana?"
"Ya jangankan sama perempuan lain, sama benda mati aja kalian bisa risih dan cemburu." Sonia tertawa mendengar jawaban suaminya.
Setelah selesai ngobrol dan bercanda, mereka kini memasuki kamar masing-masing, terkadang dalam hati Sonia selalu berpikir, kapan suaminya bisa menerima dia sepenuh hati dan satu kamar dengannya tanpa perlu alasan untuk bersama.
Sonia menatap punggung Sean yang sekarang sedang memasuki kamarnya hingga Sean menutup pintu kamar tersebut. Sonia menghela nafas dan akan memasuki kamar, saat di pintu, Sonia tiba-tiba ambruk tak sadarkan diri, darah keluar dari hidungnya, Sean keluar dari kamarnya dan berlari mendekati Sonia.
Sonia sedang ditangani oleh dokter, Sean menunggu Sonia dengan perasaan cemas luar biasa.
"Sebenarnya Sonia itu kenapa sih? Kalau kecapean nggak mungkin akan sesering ini pingsan dan mimisan." Sean bertanya pada dirinya sendiri. Sean mengacak rambutnya frustasi, dia sangat takut jika Sonia memiliki penyakit serius.
"Sebenarnya kamu kenapa sayang?" Lirih Sean.
Sorry aku langsung emo... geram perangai perempuan mcm nie.