NovelToon NovelToon
Hot Daddy & Rumput Liar

Hot Daddy & Rumput Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Mafia / Lari Saat Hamil / Cinta Paksa
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Pecahkan saja semua, dan ingat jangan ada yang tersisa."ucap seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan paras sempurna itu.

"Tidak tuan tolong jangan pecahkan semua ini saya mohon... saya minta maaf atas apa yang terjadi saya janji akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan oleh adik saya."

"Siapa anda berani-beraninya menindas orang kecil seperti dia, berapa hutang ibu ini hingga anda melakukan hal kejam seperti ini?"ucap seorang gadis yang baru saja tiba di toko perabotan langganannya.

Namun tidak ada jawaban sedikit pun dari pria yang kini tengah duduk dengan angkuhnya dikelilingi para bodyguard sambil menyaksikan anak buahnya yang tengah menghancurkan perabotan tersebut.

"Jawab aku berharap hutang nya hingga kalian semua menghancurkan semuanya ini!"ucapnya lagi kali ini dia berucap dengan nada tinggi.

Seketika suasana menjadi hening saat pria yang sedari tadi duduk dengan angkuhnya itu berdiri dan menghampiri gadis yang kini tengah menatap kesal pada mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Emilia tau Alex sedang sangat frustasi saat ini, tapi tujuannya belum tercapai untuk berperang melawan virus yang kini menguasai otak atuh seperti uji laboratorium yang dilakukan lewat darah dan rambut dari pria itu.

Erdogan dan Austin kini tengah merencanakan sesuatu untuk mencari tahu siapa orang yang berada dibalik Alex Dozer saat ini selain wanita mantan kekasih Edison itu karena Edison dan ibunya sudah tewas saat itu.

Sementara Alex sendiri kini tengah menatap langit-langit kamar nya, dia tidak bisa memejamkan mata sedikit pun hingga akhirnya dia bangkit dan bergegas pergi dengan mobilnya menuju apartement milik Emilia tidak peduli mendapatkan penolakan yang terpenting saat ini dia bisa menginap di rumah wanita yang sudah menghantui hati dan pikirannya itu.

Alex yang tiba lebih cepat karena jalanan kosong melompong pun langsung memarkirkan mobilnya di basement apartment tersebut.

Pria itu bahkan berjalan terburu-buru menuju hunian dimana Emilia dan kedua anaknya tinggal saat ini. sesampainya di sana dia langsung membunyikan bel pintu dan tidak lama Emilia membuka pintu dengan wajah kantuknya itu.

"Alex."ucap Emilia kaget.

Tapi lebih kaget lagi saat Alex tiba-tiba masuk dan mencium bibir Emilia dengan menahannya di dinding hingga Emilia kehilangan kekuatannya seperti biasanya.

Emilia memejamkan matanya karena rasanya masih sama seperti dulu saat mereka sedang bercumbu.

"Arthur."ucap Emilia yang kini tiba-tiba menghentikan pergerakan Alex yang hendak menggerayangi tubuh Emilia yang masih berdiri di hadapannya.

"Aku mencintaimu Emilia."ucap Alex yang kini menghentikan pergerakannya.

"Cinta kau bilang tuan Alex, sebaiknya pergi dari hadapanku karena aku bukan siapa-siapa bagimu dan kau harus dengar ini yang terakhir kalinya aku melihat mu disini."ucap Emilia tegas sambil mendorong dada bidang Alex dan meminta dia untuk keluar.

"Emilia aku mohon berikan aku kesempatan untuk bisa membuktikan bahwa aku tidak main-main aku mencintaimu."ucap Alex tegas.

"Tapi aku tidak mencintaimu, aku mencintai gembala mesum ku."ucap Emilia yang membuat Alex mematung di tempatnya kemudian pria itu memegang kepalanya seakan merasakan sesuatu saat ini.

"Silahkan keluar."ucap Emilia yang kini mengusir Alex keluar.

Tepat saat Alex keluar beberapa orang langsung membekuk pria itu dengan obat bius dan tidak lama Erdogan muncul di hadapan Emilia dan meminta dia untuk bersiap pergi karena musuh sedang mencari mereka.

Emilia tidak tahu jika saat ini Alex berada di dalam kapal yang sama bersama dengan dirinya dan Erdogan yang dikawal ketat oleh anak buahnya.

Mereka menggunakan jalur laut untuk tiba di sebuah pulau baru tidak berpenghuni selain rumah megah yang kosong melompong itu.

Pulau milik Erdogan dengan segala senjata yang ada di dalamnya itu setelah keluar dari dalam kapal tersebut Emilia melihat dengan mata kepalanya langsung kapal itu tenggelam begitu saja dan Erdogan seakan tak pernah merasa sayang dengan itu.

Emilia dan kedua anaknya beserta Alex dan anak buah Erdogan masuk kedalam sebuah ruang dimana Alex dibaringkan dengan beberapa suntikan yang diberikan oleh dokter spesialis otak yang tadi bergabung dan menyamar di antara anak buah Erdogan.

Sementara Erdogan menempatkan Emilia dan kedua anaknya di kamar yang begitu nyaman.

Kedua anak nya masih terlelap dalam tidurnya, sementara Emilia masih tidak habis pikir kenapa Erdogan bergerak sekarang padahal Arthur belum mengingat siapa dirinya.

Sampai saat Emilia diminta oleh Erdogan untuk tidak banyak bertanya, dan saat ini dia tengah mengirimkan bantuan terhadap Austin yang sedang menghindari serangan musuh yang kini menyerang di luar pulau pribadi milik Arthur yang ditempati oleh Austin dan Valeria.

Austin harus menahan diri dari rasa sakit karena peluru yang menembus bahunya karena tidak ingin membuat Valeria panik dalam depannya.

Mereka hampir saja mati jika saja anak buah Erdogan terlambat datang dan menyerang balik musuh-musuhnya yang kini berserakan di lantai dan pasir putih itu.

Bukan pasukan tempur biasa, tapi segerombol lalat pembunuh yang menyuntikkan racun pada mereka semua seperti layaknya nyamuk jahat.

Setelah memastikan semuanya selesai, mereka akan kembali ke angkasa dimana disana tempat mereka dirawat dan dibesarkan oleh bosnya itu.

Austin langsung meminta robot pembersih untuk membersihkan mayat yang berserakan di mana-mana dan di kuburkan di kolam hiu.

Dokter pun mengobati Austin saat itu juga hingga akhirnya Valeria tau bahwa suaminya itu tertembak dia pun menangis sambil memeluk suaminya yang sedang berada di tempat bedah terbuka.

"Kakak mu sudah kembali honey, dia tidak akan pernah membiarkan kita terluka sedikitpun nantinya."ucap Austin menenangkan Valeria.

Sementara Emilia kini tengah menatap lekat wajah tampan baru saja membuka mata itu."Rumput Liar."ucap pria itu yang membuat Emilia mematung di tempatnya dengan air mata yang kini meluncur deras di pipinya.

"Dia sudah menjadi Arthur kembali sekarang dia milikmu hajar dia sepuasnya."ucap Erdogan.

Tapi Emilia bukan mendekat tapi malah pergi begitu saja.

Arthur kaget melihat itu dia hendak mengejar Emilia tapi Erdogan menghalangi nya."Biarkan dia memenangkan diri, kamu tidak tau Don betapa berat perjuangannya selama ini."ucap Erdogan.

Arthur bangkit dari ranjang dia mengingat semua kejadian yang ia lalui selama dua tahun terakhir setelah dia bangun di ranjang rumah sakit pribadi milik Patrizia yang dibangun oleh Edison.

Tapi dia tidak ingat siapa dirinya meskipun gambaran wajah Emilia berada di otaknya hingga dia benar-benar lupa akan semuanya.

"Bagaimana dengan putriku Zabella"ucap Arthur.

"Kau tidak ingat bahwa kau juga sudah memiliki putra tampan darinya Don."ucap Erdogan yang membuat Arthur terdiam kemudian menatap kearah Erdogan.

"Dia putra kami?"ucap Arthur meyakinkan.

"Tentu saja, rumput liar mu tak pernah mencari gembala lain meskipun dia tau bahwa kau sudah mati. Dan dia sendiri yang membuat kami yakin bahwa kau masih hidup dia kembali menggali kuburan kosong itu."ucap Erdogan.

"Rumput liar."lirih Arthur yang kini terlihat sangat bahagia.

Sementara Emilia tengah menangis sesenggukan di tangga depan teras rumah megah itu.

Dia benar-benar merasa bahwa dunia telah mempermainkan hidup nya dia tidak tau harus bagaimana kedepannya nanti dengan pria yang kini telah kembali dalam hidupnya .

Sampai keesokan harinya Emilia tidak kunjung mau bertemu dengan Arthur, dia pun memasak di dapur yang luas itu untuk semua orang karena Erdogan bilang tidak ada koki atau pelayan di sana sehingga Emilia harus rela berbagi masakan tersebut dengan yang lainnya.

Setelah selesai memasak dia pun langsung kembali ke kamarnya, Emilia sudah memohon untuk kembali pulang pada Erdogan tapi pria itu bilang tempat tinggalnya telah dihancurkan oleh musuh.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Hari ke tujuh di pulau tersebut tanpa bertemu Arthur kecuali Erdogan dan kedua anaknya. Emilia tetap menjauh dari pria itu bukan karena dia membencinya tapi dia tidak ingin lagi menjalin hubungan rumit dengan pria itu.

Sampai saat Arthur datang menemui dia di dalam kamar setelah Emilia membacakan cerita dongeng untuk kedua anaknya sebelum mereka tidur.

"Rumput liar boleh aku masuk."ucap Arthur yang kini terlihat lebih bersabar dari sebelumnya.

"Hmm... siapa yang bisa melarang anda masuk tuan masuklah."ucap Emilia.

"Rumput liar maaf."ucap Arthur yang kini berdiri menatap lekat wajah Emilia yang mengalihkan pandangannya.

"Untuk?"ucap Emilia.

"Semua."ucap Arthur.

"Ya yang sudah terjadi sudah terlanjur terjadi sekarang saya hanya ingin hidup normal seperti dulu bersama dengan putra saya mungkin jika Zabella tidak diijinkan untuk pergi lagi dengan saya."ucap Emilia.

"Rumput liar apa hidup bersama dengan ku itu sangat buruk hingga kau selalu meminta pergi."ucap Arthur.

"Ini bukan hidup normal tuan, ada permusuhan dan darah yang harus tumpah sebagai balas dendam yang tidak kunjung berakhir saya tidak ingin putra saya mengenal dunia gelap ini."ucap Emilia.

"Tapi siap atau tidak siap dia tetap garis keturunan Arthur Edison rumput liar."ucap Arthur.

"Tapi didalam tubuhnya juga mengalir darah ku, tidak bisakah anda berbaik hati memberikan kebebasan untuk kami berdua?"ucap Emilia.

"Kau bisa pergi jika memang kau tidak mencintaiku, tapi jangan harap Gerald ikut bersama dengan mu."ucap Arthur tegas.

"Lalu apa arti kata maaf yang baru saja kau ucapkan tuan, kenapa kau datang jika hanya untuk mengatakan bahwa selamanya aku akan tetap bersama dengan mu!"ucap Emilia yang kini kembali menitikkan air mata tapi dia buru-buru menghapusnya.

"Dua tahun lamanya kau telah hidup bebas di luar sana Emilia lalu apa yang kamu dapatkan?"ucap Arthur yang kini menarik pinggang Emilia dengan mudahnya.

"Aku dapat banyak tuan, banyak! Aku dapat melihat dunia yang indah dengan anak-anak dan,

"Dan apalagi Emilia bergonta-ganti pasangan dengan pria hidung belang yang selama ini selalu datang mencari mu ia begitu."ucap Arthur tegas.

"Hais... benar-benar menyebalkan. Kau tidak pernah berubah kau selalu menuduhku tuan gembala menyebalkan."ucap Emilia yang kini menatap Arthur dengan jengkel.

"Lalu apa yang kau dapatkan heh."ucap Arthur.

Pria itu mengeratkan pelukannya."Aku dapat pergi berkencan dengan banyak pria yang selama ini selalu memberikan ku kebahagiaan."ucap Emilia.

Arthur langsung tertawa terbahak-bahak, dia bahkan tau bahwa wanitanya tidak pernah memiliki hubungan dengan pria manapun selama ini seperti yang dikatakan oleh Erdogan.

"Apa lagi selain itu."ucap Arthur dengan sengaja sambil menekan keningnya di kening Emilia yang kini menundukkan pandangannya.

"Lepaskan tanganmu tuan."ucap Emilia yang kini mencoba melepaskan tangan Arthur.

"Tidak akan sebelum kau mengatakan bahwa kau mencintaiku."ucap Arthur.

"Cinta?"ucap Emilia yang kini menatap lekat wajah Arthur untuk meyakinkan bahwa ia tidak pernah mencintai pria itu.

"Aku rasa anda bermimpi di siang bolong tuan, sejak dulu hingga sekarang aku tidak pernah mencintai pria manapun apalagi anda."ucap Emilia yang kini terlihat sangat serius.

"Baiklah kau boleh pergi dari tempat ini tapi jangan pernah berharap bahwa Gerald akan ikut dengan mu."ucap Arthur tegas sambil melepaskan rangkulannya di pinggang Emilia.

Emilia jelas tidak mungkin melakukan hal itu, Gerald adalah satu-satunya harta paling berharga di dunia ini yang ia miliki selama ini."Itu keterlaluan Arthur, aku yang mengandung dan melahirkannya bahkan aku berjuang sendiri untuk membesarkan nya."ucap Emilia tegas.

"Tapi itu adalah pilihan mu, kau ingin pergi dengan cara memisahkan anak dari daddy nya, jadi kau bisa pergi sendiri agar kau tau bagaimana rasanya hidup jauh dari orang yang kau cintai."ucap Arthur.

"Aku akan membawa dia pergi."ucap Emilia.

"Jangan pernah berharap itu akan terjadi."ucap Arthur tegas.

"Arthur!"teriak Emilia yang kini menatap kepergian Arthur dari dalam kamarnya.

Emilia langsung bergegas menggendong Gerald, apapun yang terjadi dia akan pergi bersama dengan putranya, tapi Emilia salah orang-orang Arthur sudah berada di depan pintu dan Erdogan meraih Gerald meskipun dia berkata maaf.

"Silahkan ikuti kami nyonya."ucap orang-orang itu.

"Arthur dia putraku aku yang mengandung dan melahirkannya kau berbuat tidak adil padaku aku bahkan sudah menjaga putri kesayangan mu selama ini tolong kembalikan putraku."ucap Emilia yang kini menggedor pintu dimana Erdogan membawa masuk Gerald yang kini terdengar menangis.

"Arthur jangan sampai aku mengutuk mu kembalikan putraku, kau bahkan sudah memiliki putri lainnya dari wanita mu itu."ucap Emilia yang terus menggedor pintu tersebut.

Sementara Arthur masih terdiam di tempatnya tanpa bergerak sedikitpun, dia tidak ingin ini terjadi tapi dia ingin Emilia menyadari kesalahannya.

Hingga akhirnya Emilia dibawa pergi oleh anak buah Arthur keluar dari pulau tersebut menggunakan helikopter transparan yang dirancang khusus seperti senja yang selama ini Erdogan ciptakan.

Pria itu masih berada di dalam kamar bersama dengan Gerald yang kini telah terlelap dalam tidurnya.

Arthur sendiri masih diam seribu bahasa setelah cintanya pergi menuju kehidupan normal seperti yang ia inginkan selama ini.

Wanita itu diturunkan di sebuah kota dengan dua koper besar miliknya, wajah Emilia masih dipenuhi oleh air mata sampai saat anak buah Arthur menunjuk sebuah rumah yang terlihat sepi.

Emilia pun meraih kunci rumah tersebut dan bergegas pergi memasuki area rumah tersebut, yang terletak di kompleks perumahan elit itu.

Rumah itu adalah rumah yang dipilihkan oleh Erdogan untuk Emilia seperti apartment nya dulu.

Pria itu sengaja melakukan hal itu agar tidak kesulitan untuk mencari Emilia saat Arthur berubah pikiran.

Dan benar saja Arthur sudah meminta Erdogan untuk melacak keberadaan wanita itu saat ini.

Entah apa maksud dan tujuannya yang jelas Erdogan hanya bisa mengikuti perintah Don nya itu.

Sementara pria itu sekarang tengah sibuk mengurus putra-putrinya sambil bekerja hingga membuat dia benar-benar kerepotan belum lagi saat Gerald meminta asi eksklusif yang tidak bisa Arthur berikan, alhasil anak itu kembali nangis kejer hingga Arthur mengutuk Emilia agar tidak betah tinggal di rumah itu dan ingin kembali ke pulau tersebut.

Tapi Arthur salah, Emilia tetap Emilia yang tangguh meskipun ada luka di hatinya saat ini karena terpisah dari putranya itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!