Lucy adalah mata-mata yang tidak pernah gagal menjalankan misinya. Namun, kali ini misinya membawa dia menyamar sebagai pacar palsu miliarder muda, Evans Dawson , untuk memancing musuh keluar dari persembunyiannya.
Ketika Evans tanpa sadar menemukan petunjuk yang mengarah pada identitas asli Lucy, hubungan mereka yang semula hanya pura-pura mulai berubah menjadi sesuatu yang nyata.
Bisakah Lucy menyelesaikan misinya tanpa melibatkan perasaan, atau semuanya akan hancur saat identitasnya terbongkar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Evans Dawson
Sore itu, Lucy bangun dengan perasaan segar setelah tidur siang yang nyenyak. Ia meregangkan tubuh sejenak sebelum menuju dapur kecil di apartemennya. Hari ini ia memutuskan untuk memasak sesuatu yang sederhana, spaghetti aglio e olio dengan tambahan sayuran.
Setelah selesai makan, ia merapikan piring-piringnya, lalu mengambil ponselnya dan menghubungi organisasi rahasianya.
"Ini Lucy. Aku butuh data rinci tentang targetku, Evans Dawson," katanya dengan nada tegas.
Suara dari seberang telepon terdengar responsif. "Tunggu sebentar, data sedang diunggah ke sistemmu sekarang. Ini data terlengkap yang bisa kami dapatkan."
Tak lama kemudian, layar laptop Lucy menampilkan informasi tentang Evans Dawson. Matanya dengan cepat menelusuri data tersebut:
Data Diri Evans Dawson
Nama Lengkap: Evans Dawson
Usia: 30 tahun
Tanggal Lahir: 15 Juni
Tempat Lahir: Manhattan, New York
Tinggi/Berat: 185 cm / 78 kg
Golongan Darah: O
Pendidikan:
Sarjana Administrasi Bisnis, Harvard University
Master of Finance, London School of Economics
Pekerjaan:
CEO Dawson Corporation, perusahaan multinasional yang bergerak di bidang teknologi, investasi, dan real estate.
Kekayaan Bersih:
Diperkirakan $15 miliar.
Keluarga:
Ayah: William Dawson (almarhum), pendiri Dawson Corporation.
Ibu: Eleanor Dawson, filantropis terkenal.
Saudara Kandung: Tidak ada, anak tunggal.
Ciri Khas:
Memiliki tatapan tajam yang sering membuat orang di sekitarnya merasa terintimidasi.
Dikenal sangat perfeksionis dan dingin dalam lingkungan kerja.
Penyuka kopi hitam tanpa gula.
Kehidupan Pribadi:
Tidak pernah menikah dan jarang terlihat bersama wanita.
Rumor menyebutkan ia terlalu sibuk dengan pekerjaan untuk menjalin hubungan serius.
Hobinya termasuk membaca buku-buku strategi dan olahraga golf.
Hal Mencolok:
Koneksi Politik: Evans memiliki hubungan baik dengan beberapa pejabat tinggi di pemerintahan, terutama di bidang perdagangan dan teknologi.
Keamanan Tinggi: Ia dikelilingi oleh tim keamanan elit yang memastikan setiap langkahnya aman.
Donasi Rahasia: Evans sering memberikan sumbangan besar ke yayasan sosial tanpa mencantumkan namanya, menunjukkan sisi filantropisnya yang jarang diketahui publik.
Catatan Tambahan:
Insiden Keluarga: Ayahnya meninggal dalam kecelakaan mobil misterius 10 tahun lalu. Kasus ini sempat menarik perhatian media, namun akhirnya ditutup tanpa kesimpulan jelas.
Pesaing Bisnis: Beberapa rivalnya mencurigai Dawson Corporation terlibat dalam permainan curang, meskipun tidak ada bukti konkret.
Lucy membaca data itu dengan seksama, memperhatikan setiap detail, terutama bagian yang menyebutkan "koneksi politik" dan "insiden keluarga."
"Menarik," pikirnya sambil tersenyum kecil. "Sepertinya kau juga menyimpan banyak rahasia, Tuan Dawson."
Lucy segera menyalakan alat pencatatnya dan mulai menyusun strategi. Baginya, misi ini semakin menantang dan menarik dengan setiap informasi baru yang ia temukan.
...****************...
Lucy dan Misi Rahasianya
Setelah makan malam sederhana yang ia masak sendiri, Lucy mengambil laptop khusus yang hanya ia gunakan untuk berkomunikasi dengan organisasi rahasianya. Ia mengetikkan kata sandi yang rumit, lalu sebuah layar dengan logo organisasi The Shadows muncul.
Lucy menghubungi agen pendukungnya, Kode 712, melalui saluran aman. Beberapa detik kemudian, suara mekanis menyapa dari balik layar:
"Kode 986, apa yang kau butuhkan?"
"Aku sudah menerima detail tentang Evans Dawson," ucap Lucy dengan nada serius. "Sekarang beri aku informasi lebih lanjut tentang target misi ini. Siapa yang harus kutemukan? Dan kenapa Evans terlibat?"
📥Instruksi dari Organisasi
Beberapa menit kemudian, layar laptop Lucy mulai memuat dokumen rahasia. Kode 712 menjelaskan dengan rinci:
Target Misi:
Nama: Tidak diketahui.
Alias: The Shadow Ghost
Posisi terakhir: Bersembunyi di lingkaran elit bisnis, diyakini menyusup ke perusahaan besar sebagai anggota atau konsultan bayangan.
Keterlibatan Evans Dawson:
Evans Dawson adalah salah satu target utama yang kemungkinan besar menjadi sasaran infiltrasi oleh The Shadow Ghost.
Salah satu karyawannya diduga menjadi penyamaran target ini.
Lucy harus mengawasi setiap orang di sekitar Evans, terutama di lingkungan pekerjaannya, untuk mencari petunjuk.
Rincian Misi:
Menemukan identitas asli The Shadow Ghost dan jaringan rahasianya.
Mengungkap hubungan mereka dengan perdagangan data rahasia perusahaan global.
Melindungi Evans Dawson tanpa menarik perhatian langsung.
Catatan Khusus:
The Shadow Ghost sangat berbahaya dan memiliki jaringan luas di dunia bawah. Ia ahli menyembunyikan identitasnya dan menggunakan cara licik untuk mencapai tujuannya.
Jangan memicu kecurigaan. Hubungan dengan Evans harus terlihat alami.
Lucy membaca dokumen itu dengan seksama.
"Jadi, ini misi utamanya," gumamnya. "Tidak hanya pura-pura jadi kekasih, tapi aku juga harus mengungkap pengkhianat di lingkarannya. Ini tidak akan mudah."
Kode 712 kembali berbicara, "Pastikan kau menjaga hubunganmu dengan Evans tetap profesional. Dia adalah elemen kunci untuk membongkar target. Jangan sampai emosimu terlibat."
Lucy tersenyum kecil. "Kau tahu aku lebih baik dari itu. Emosi bukan bagian dari pekerjaanku."
Namun, dalam hati, Lucy merasa ada tantangan besar dalam misi ini. Bukan hanya karena musuhnya cerdas dan licik, tapi juga karena Evans Dawson, sosok yang sejauh ini terlihat seperti teka-teki lain yang harus ia pecahkan.
Lucy menutup laptopnya dan bersandar di kursi.
...****************...
Setelah menerima instruksi dari organisasinya, Lucy membuka buku catatan hitam yang biasa ia gunakan untuk menyusun strategi. Ia menarik napas panjang dan mulai mencatat langkah-langkah yang perlu dilakukan serta daftar barang yang harus disiapkan untuk menyempurnakan perannya.
Judul Catatan: Persiapan Minggu Depan
Sebagai Kekasih Palsu:
Penampilan:
Set pakaian formal dan kasual sesuai selera Evans.
Aksesori elegan namun sederhana untuk memperkuat peran.
Sepatu hak tinggi nyaman untuk acara sosial.
Sikap:
Latihan bahasa tubuh yang santai tetapi penuh percaya diri.
Hafalkan informasi tentang Evans: hobi, kebiasaan, dan preferensi makanan.
Kembangkan cara berbicara yang lembut namun tangguh, seperti yang diinginkan Evans.
Sebagai Sekretaris:
Barang yang Dibutuhkan:
Laptop baru dengan sistem keamanan tingkat tinggi.
Notebook untuk mencatat jadwal kerja dan informasi penting.
Pena favorit untuk tampilan profesional.
Persiapan Keahlian:
Pelajari kembali teknik manajemen waktu dan koordinasi agenda.
Siapkan strategi menghadapi kolega yang mungkin mencurigai peran ganda Lucy.
Untuk Misi Rahasia:
Barang yang Diperlukan:
Alat pengintai kecil yang bisa disembunyikan di tempat kerja Evans.
Ponsel khusus dengan enkripsi tinggi untuk melaporkan perkembangan misi.
Kamera mini untuk merekam aktivitas mencurigakan.
Langkah Penting:
Identifikasi siapa saja yang bekerja dekat dengan Evans.
Temukan pola kerja yang bisa menjadi celah bagi The Shadow Ghost.
Jangan terlalu mencolok, tetap blend in dengan lingkungan.
Lucy melirik catatannya dan merasa puas. Namun, ia menambahkan beberapa catatan tambahan:
Latihan berbicara dengan Evans tanpa ragu atau gugup.
Siapkan alasan jika Evans mulai menanyakan masa lalu.
Hafalkan rencana darurat jika misi terancam gagal.
Ia menutup buku catatannya, lalu memeriksa barang-barang yang sudah ia miliki. Sebagian besar sudah siap, tetapi ada beberapa item yang perlu ia beli atau ambil dari gudang organisasinya.
Lucy menghela napas dan berkata pada dirinya sendiri, "Minggu depan aku harus menjadi tiga orang sekaligus, kekasih palsu, sekretaris, dan mata-mata. Semuanya harus sempurna. Tidak ada ruang untuk kesalahan."
Dengan tekad yang bulat, Lucy menutup lampu mejanya dan berbaring. Meski tubuhnya sudah lelah, pikirannya masih berputar, merancang strategi untuk menghadapi apa yang akan datang.