NovelToon NovelToon
QUENN OFF ASSASINS

QUENN OFF ASSASINS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Doni arda

Ariella, seorang wanita muda yang dipilih untuk menjadi pemimpin organisasi pembunuh terkemuka setelah kematian sang mentor. Kejadian tersebut memaksanya untuk mengambil alih tahta yang penuh darah dan kekuasaan.

Sebagai seorang wanita di dunia yang dipenuhi pria-pria berbahaya, Ariella harus berjuang mempertahankan kekuasaannya sambil menghadapi persaingan internal, pengkhianatan, dan ancaman dari musuh luar yang berusaha merebut takhta darinya. Dikenal sebagai "Queen of Assassins," ia memiliki reputasi sebagai sosok yang tak terkalahkan, namun dalam dirinya tersembunyi keraguan tentang apakah ia masih bisa mempertahankan kemanusiaannya di tengah dunia yang penuh manipulasi dan kekerasan.

Dalam perjalanannya, Ariella dipaksa untuk membuat pilihan sulit—antara kekuasaan yang sudah dipegangnya dan kesempatan untuk mencari kehidupan yang lebih baik, jauh dari bayang-bayang dunia pembunuh bayaran. Di saat yang sama, sebuah konspirasi besar mulai terungkap, yang mengancam tidak hanya ker

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20: Mata di Balik Kegelapan

Malam terasa lebih pekat dari biasanya saat tim Ariella berlindung di sebuah gua tersembunyi di pinggir gurun. Udara dingin menusuk, seolah mencerminkan situasi mereka yang semakin genting. Liana sedang memeriksa data yang berhasil mereka ambil dari markas Leonard, sementara Alex berjaga di pintu masuk. Rael duduk terpisah dari yang lain, wajahnya penuh bayangan penyesalan dan kecemasan.

Ariella berjalan mendekati Rael dengan langkah pelan namun penuh ketegasan. Di tangannya ada pisau kecil yang dia mainkan di antara jari-jarinya. Suara logam yang beradu satu sama lain cukup untuk membuat Rael mendongak.

“Kau punya satu kesempatan untuk menjelaskan semuanya, Rael,” ujar Ariella, suaranya dingin seperti angin malam. “Mulai dari sekarang. Jangan tinggalkan satu pun detail.”

Rael menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. “Leonard menangkap keluargaku tiga tahun lalu. Aku tidak tahu bagaimana dia menemukannya, tapi dia mengancam akan membunuh mereka jika aku tidak bekerja untuknya.”

Ariella tidak menunjukkan emosi apa pun. “Dan kau memilih mengkhianati kami?”

“Aku tidak punya pilihan!” Rael membela diri, suaranya sedikit meninggi. “Aku mencoba memperingatkanmu, memberikan petunjuk, tapi Leonard terus memantau setiap gerakanku. Dia tahu segalanya, Ariella. Bahkan malam ini, dia mungkin sudah tahu kita ada di sini.”

Alex yang mendengar percakapan itu dari kejauhan segera mendekat. “Apa maksudmu dia tahu kita ada di sini? Kau membocorkan lokasi kita lagi?”

Rael berdiri, matanya menatap Alex tajam. “Tidak! Aku tidak melakukan apa pun kali ini. Tapi Leonard memiliki cara. Dia selalu selangkah lebih maju.”

“Kita tidak bisa mempercayainya,” kata Alex dengan nada rendah namun penuh amarah.

Ariella mengangkat tangan, menghentikan Alex sebelum dia melanjutkan. “Cukup. Aku yang membuat keputusan di sini. Rael, jika kau benar-benar ingin menebus kesalahanmu, kau harus membuktikannya. Bantu kami memanfaatkan data ini untuk menghancurkan Leonard.”

Rael mengangguk pelan. “Aku akan lakukan apa pun.”

---

Liana memanggil Ariella dan Rael ke sudut gua di mana dia bekerja dengan laptopnya. Wajahnya tampak tegang, tetapi matanya berbinar penuh semangat.

“Aku menemukan sesuatu, Komandan,” katanya sambil menunjuk ke layar. “Data ini bukan hanya tentang operasi Leonard. Dia punya proyek besar yang disebut Project Dominion. Sepertinya ini adalah rencana untuk mengambil alih jaringan komunikasi global.”

Ariella menyipitkan mata, membaca rincian di layar. “Dia ingin mengendalikan informasi di seluruh dunia? Itu lebih besar dari yang kita duga.”

“Bukan hanya itu,” lanjut Liana. “Ada catatan tentang lokasi fasilitas di mana perangkat utama proyek ini disimpan. Lokasinya di sebuah pulau terpencil di tengah lautan.”

Rael memandang layar dengan wajah terkejut. “Pulau itu... aku pernah mendengar tentangnya. Leonard menyebutnya The Nexus. Itu tempat paling rahasia dalam jaringan operasinya. Jika kita bisa menghancurkannya, kita bisa melumpuhkan dia untuk selamanya.”

Alex yang berdiri di belakang mereka tampak skeptis. “Bagaimana kita tahu ini bukan jebakan lain? Bagaimana jika Leonard sengaja meninggalkan data ini untuk memancing kita?”

Ariella berpikir sejenak, lalu menatap timnya. “Kita tidak punya pilihan lain. Jika ini benar, maka ini adalah kesempatan terbaik kita. Tapi kita harus bergerak cepat. Leonard tidak akan tinggal diam setelah kehilangan data ini.”

---

Beberapa jam kemudian, saat tim sedang bersiap untuk bergerak, sebuah ledakan keras mengguncang gua. Batu-batu berjatuhan, dan debu tebal memenuhi udara.

“Musuh menyerang!” teriak Alex sambil menarik senjatanya.

Ariella segera memberikan instruksi. “Liana, lindungi data itu! Alex, pastikan semua orang keluar dari sini hidup-hidup!”

Rael membantu Liana membawa peralatan mereka, sementara Ariella dan Alex menghadapi musuh yang mulai masuk ke dalam gua. Pasukan Leonard telah menemukan mereka, dan jumlah mereka jauh lebih banyak.

“Komandan, kita tidak bisa bertahan di sini!” seru Alex sambil menembak salah satu musuh.

Ariella mengangguk. “Kita harus mundur. Cari jalur keluar!”

Dengan cepat, tim mulai bergerak menuju pintu keluar rahasia di sisi lain gua. Namun, perjalanan tidak mudah. Pasukan Leonard terus mengejar mereka, memaksa mereka untuk bertarung di setiap tikungan.

Rael, yang membawa laptop Liana, hampir tertangkap saat seorang musuh melompat ke arahnya. Dengan refleks cepat, dia menendang musuh itu dan melarikan diri.

“Ariella, kita tidak punya banyak waktu!” teriak Liana dari depan.

Ariella memberikan tembakan terakhir sebelum berlari mengikuti timnya.

---

Setelah berhasil keluar dari gua, tim segera menuju kendaraan yang telah mereka siapkan. Mereka melaju dengan cepat, meninggalkan musuh di belakang mereka.

Di dalam kendaraan, Liana memeriksa laptopnya untuk memastikan data masih utuh. “Data ini masih aman, tapi kita harus segera pergi ke pulau itu sebelum Leonard memperkuat pertahanannya.”

Ariella menatap timnya. “Kita akan bergerak malam ini. Semua orang bersiap. Ini mungkin menjadi misi terakhir kita, tapi ini juga kesempatan terbaik kita untuk mengakhiri semuanya.”

Rael menatap Ariella dengan serius. “Aku akan membantumu, apa pun yang terjadi.”

Ariella menatapnya sejenak sebelum menjawab. “Kita lihat saja nanti.”

Di kejauhan, cahaya matahari mulai terbit, tetapi bagi tim ini, hari baru hanya berarti satu hal: pertempuran yang lebih besar sedang menanti mereka.

---

Leonard duduk di ruang kontrolnya, menyaksikan layar yang menampilkan pelarian Ariella dan timnya. Senyum tipis muncul di wajahnya.

“Mereka menemukan data tentang Project Dominion. Persis seperti yang kuinginkan,” katanya sambil menyesap anggur.

Seorang ajudannya berdiri di sampingnya. “Apakah kita harus mengirim lebih banyak pasukan untuk menghentikan mereka?”

Leonard menggeleng. “Tidak. Biarkan mereka datang ke pulau. Aku ingin mereka melihat sendiri betapa kecilnya peluang mereka untuk menang.”

Dia menatap layar dengan mata penuh keyakinan. “Ariella, kau mungkin cerdas. Tapi kali ini, aku sudah menyiapkan segalanya. Selamat datang di perang yang tidak akan kau menangkan.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!