QUENN OFF ASSASINS

QUENN OFF ASSASINS

Bab 1: Takhta yang Terlupakan

Ariella berdiri di hadapan tubuh tak bernyawa Victor Blackthorn, pemimpin yang telah membesarkannya, yang telah mengajarinya cara bertahan hidup di dunia yang gelap dan penuh kekerasan ini. Darah masih mengalir, mengotori lantai marmer yang sebelumnya tampak elegan. Pisau kecil yang digunakan untuk mengakhiri hidup Victor tergeletak di samping tubuhnya, tercampur dengan darah yang mulai mengering.

Dengan langkah tenang, Ariella mendekat, memandang mayat sang mentor. Wajah pria itu, yang dulu begitu dihormati, kini tampak begitu rapuh. Di matanya yang terbuka lebar, Ariella seolah bisa melihat seluruh perjalanan hidup Victor—penuh dengan keputusan-keputusan yang keras dan penuh pengkhianatan, sebuah perjalanan yang akhirnya berujung pada titik ini. Puncak dari takdir yang tak terelakkan.

Tanpa ragu, Ariella menatapnya satu detik lagi sebelum menarik pisau dari tubuh Victor, darah yang tersisa menetes perlahan ke lantai. Seluruh tubuhnya terasa kaku, seakan ada sesuatu yang tidak bisa ia lepaskan. Kematian Victor bukan hanya sebuah akhir—ini adalah awal dari sebuah jalan baru, jalan yang harus ia tempuh sendirian. Untuk pertama kalinya, Ariella merasakan beban yang lebih berat dari sebelumnya. Tak hanya darah di tangannya, tetapi juga takhta yang kini harus ia duduki.

Dengan napas yang tertahan, ia menatap ruangan yang kini terasa semakin sempit. Kekuatan yang ia inginkan begitu lama, akhirnya berada dalam jangkauannya. Namun, dengan kekuatan itu datang pula tanggung jawab yang tak terbayangkan. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana ia bisa memastikan bahwa ia tak akan jatuh ke dalam jebakan yang sama seperti yang pernah menimpa Victor?

Rael, tangan kanan Victor yang setia, masuk ke dalam ruangan dengan langkah mantap. Wajahnya yang tegas dan penuh perhitungan memancarkan kewaspadaan. Ia tahu betul apa artinya kematian Victor—dan ia tahu, sesuatu yang lebih besar sedang dimulai.

"Dia sudah mati," kata Ariella tanpa menoleh. Suaranya terdengar datar, seolah-olah tidak ada yang luar biasa dengan kematian seorang pria yang telah menjadi mentornya.

Rael berhenti di pintu, tidak berkata apa-apa selama beberapa detik. Mata tajamnya menilai situasi. Ia telah lama mengetahui bahwa Victor semakin lemah, tetapi ini adalah langkah yang begitu mendalam dan tak terduga. Ariella kini harus menghadapi dunia yang lebih besar dari yang pernah ia bayangkan. Dan Rael tahu, ia harus memilih untuk tetap setia kepada perempuan muda ini—atau memilih untuk berkhianat demi ambisinya sendiri.

"Dan sekarang?" tanya Rael akhirnya, suaranya tenang namun penuh dengan pertanyaan yang tersembunyi.

Ariella tidak segera menjawab. Ia menatap keluar jendela, menuju kota yang terbentang di bawahnya. Di luar sana, semuanya akan berubah. Setiap gerakan, setiap keputusan yang ia ambil akan menjadi sorotan bagi seluruh dunia pembunuh bayaran. "Sekarang," jawabnya dengan suara yang lebih pasti, "kita melanjutkan apa yang telah Victor bangun."

Rael mengangguk, tetapi keraguan tetap ada di matanya. "Mereka tidak akan menerima begitu saja, Ariella. Tidak semua orang akan menganggapmu sebagai pemimpin mereka."

Ariella menoleh, matanya penuh tekad. "Mereka akan menerima atau mereka akan mati," katanya, setiap kata yang keluar dari mulutnya terasa seperti ancaman yang tak terelakkan.

Rael memandangnya dalam diam, menganalisis setiap gerak-geriknya. Ariella memang lebih muda dan lebih rentan daripada Victor, namun ada sesuatu dalam dirinya yang jauh lebih berbahaya daripada kekuatan fisik semata. Ia tidak hanya cerdas—Ariella memiliki cara berpikir yang luar biasa tajam. Tidak seperti Victor yang menggunakan kekuatan untuk memimpin, Ariella akan mengandalkan pikirannya, mengatur langkahnya dengan penuh perhitungan.

"Jadi apa langkah pertama kita?" Rael bertanya, matanya tidak pernah meninggalkan wajah Ariella.

Ariella kembali memandang peta dunia yang terbentang di atas meja. Kota-kota besar dengan tanda-tanda yang menandakan kekuasaan dan pengaruh. "Kita butuh aliansi," jawabnya dengan suara yang lebih dalam, hampir berbisik. "Kita akan menarik mereka yang bisa kita percaya, mereka yang kuat dan memiliki ambisi yang sama. Kita akan mulai membangun kekuatan kita dari sana."

Rael menatap peta itu, kemudian melirik Ariella. "Dan bagaimana dengan mereka yang tidak setuju? Mereka yang akan mencoba merebut kekuasaan?"

Ariella menatap Rael dengan mata yang tajam. "Mereka akan kita taklukkan. Tidak ada yang bisa melawan kita jika kita bekerja bersama. Namun kita tidak boleh terburu-buru. Setiap langkah harus dihitung dengan matang."

Keheningan meliputi ruangan, hanya suara detak jam yang terdengar menggema di antara mereka. Ariella tahu bahwa ia tidak bisa menjalani semua ini dengan cara yang sama seperti Victor. Dunia telah berubah, dan ia harus siap menghadapi tantangan yang lebih besar.

Di luar, suara langkah kaki terdengar mendekat. Pintu terbuka dan beberapa anggota lama dari organisasi Victor muncul, mereka yang telah lama beroperasi di bawah bayang-bayang. Para pembunuh ini tahu bahwa perubahan telah terjadi, bahwa kekuasaan telah beralih tangan, dan mereka datang untuk mengetahui bagaimana mereka akan diperlakukan selanjutnya.

Ariella berdiri dengan tegas di hadapan mereka, tidak menunjukkan sedikit pun keraguan di wajahnya. Mereka semua memandangnya, mencoba membaca setiap ekspresi yang ada. Mereka tahu siapa dia—anak didik Victor yang terkenal dengan kecerdasannya dan kemampuan bertarungnya yang tak tertandingi. Tetapi di dunia ini, bukan hanya kemampuan yang dihargai. Yang dihargai adalah kekuasaan yang bisa dipertahankan.

"Saya yang kini memimpin," kata Ariella dengan suara yang tidak mengenal kompromi. "Jika kalian ingin bertahan hidup, kalian akan mengikuti perintah saya."

Beberapa di antara mereka terdiam, saling pandang. Tidak ada yang berani berbicara, meski jelas terlihat keraguan di mata mereka. Namun Ariella tidak menunggu mereka untuk memutuskan. Ia sudah tahu bahwa dalam dunia ini, keputusan harus diambil dengan cepat dan tegas.

Dengan kecepatan yang luar biasa, Ariella mengambil sebuah pisau dan melemparkannya ke arah seorang pria bertubuh besar yang terlihat ragu. Pisau itu melesat tepat di depan kakinya, menancap ke lantai dengan suara yang tajam. Semua orang terdiam, memandang pisau itu yang kini menjadi simbol keputusan yang tak bisa dibantah.

"Jika ada yang ragu, pisau ini akan menemui kalian. Pilihlah dengan bijak," kata Ariella, suaranya dingin namun penuh kekuatan.

Sejenak, suasana hening. Kemudian, satu demi satu, mereka menundukkan kepala. Mereka tahu, seperti yang diketahui semua orang di dunia ini—Ariella adalah pemimpin mereka yang baru, dan tidak ada tempat bagi mereka yang menentang.

Dengan langkah tegas, Ariella memutar tubuhnya dan berjalan menuju meja besar di sudut ruangan. "Sekarang," ujarnya dengan suara yang semakin keras, "kita mulai membangun kerajaan kita."

Dia tahu, ini baru permulaan. Langkah-langkah berikutnya harus lebih cermat, lebih terencana. Tetapi satu hal yang pasti—Ariella tidak akan membiarkan siapa pun menghalangi jalannya. Dia sudah siap untuk menjadi ratu di dunia pembunuh bayaran ini, dan dia tidak akan ragu untuk meraih takhta yang telah lama diinginkannya.

---

Episodes
1 Bab 1: Takhta yang Terlupakan
2 Bab 2: Pembalasan yang Terencana
3 Bab 3: Benang-Benang yang Terkait
4 Bab 4: Bayangan yang Berkhianat
5 Bab 5: Jejak Darah dalam Bayangan
6 Bab 6: Jejak Pengkhianat
7 Bab 7: Bayangan Perlawanan
8 Bab 8: Pengejaran Tanpa Henti
9 Bab 9: Kejaran Tanpa Henti
10 Bab 10: Keterputusan dan Pengkhianatan
11 Bab 11: Terjepit di Antara Dua Api
12 Bab 12: Jejak di Kegelapan
13 Bab 13: Perang di Pelabuhan Timur
14 Bab 14: Evakuasi di Tengah Kepungan
15 Bab 15: Rahasia di Balik Topeng
16 Bab 16: Jebakan Sang Maestro
17 Bab 17: Bayangan Pengkhianatan
18 Bab 18: Api Dalam Sekam
19 Bab 19: Dalam Bayang-Bayang Kebenaran
20 Bab 20: Mata di Balik Kegelapan
21 Bab 21: Jebakan di Pulau Nexus
22 Bab 22: Perhitungan Terakhir
23 Bab 23: Jejak yang Tertinggal
24 Bab 24: Bayang-Bayang yang Tak Terlihat
25 Bab 25: Pertempuran Terakhir
26 Bab 26: Musuh Dalam Selimut
27 Bab 27: Bayang-Bayang Pengkhianatan
28 Bab 28: Jalan yang Terpecah
29 Bab 29: Pengepungan Berdarah
30 Bab 30: Jalan Terakhir
31 Bab 31: Pengorbanan dan Harapan
32 Bab 32: Pertempuran dalam Bayangan
33 Bab 33: Bayangan Baru
34 Bab 34: Dalam Kejaran Maut
35 Bab 35: Serangan di Markas Bayangan
36 Bab 36: Di Antara Pilihan dan Perangkap
37 Bab 37: Balas Dendam yang Tertunda
38 Bab 37: Api dalam Kegelapan
39 Bab 38: Tarian Kematian
40 Bab 40: Malam Tanpa Ampun
41 Bab 41: Nyanyian Maut
42 Bab 42: Jaring Hitam Akasha
Episodes

Updated 42 Episodes

1
Bab 1: Takhta yang Terlupakan
2
Bab 2: Pembalasan yang Terencana
3
Bab 3: Benang-Benang yang Terkait
4
Bab 4: Bayangan yang Berkhianat
5
Bab 5: Jejak Darah dalam Bayangan
6
Bab 6: Jejak Pengkhianat
7
Bab 7: Bayangan Perlawanan
8
Bab 8: Pengejaran Tanpa Henti
9
Bab 9: Kejaran Tanpa Henti
10
Bab 10: Keterputusan dan Pengkhianatan
11
Bab 11: Terjepit di Antara Dua Api
12
Bab 12: Jejak di Kegelapan
13
Bab 13: Perang di Pelabuhan Timur
14
Bab 14: Evakuasi di Tengah Kepungan
15
Bab 15: Rahasia di Balik Topeng
16
Bab 16: Jebakan Sang Maestro
17
Bab 17: Bayangan Pengkhianatan
18
Bab 18: Api Dalam Sekam
19
Bab 19: Dalam Bayang-Bayang Kebenaran
20
Bab 20: Mata di Balik Kegelapan
21
Bab 21: Jebakan di Pulau Nexus
22
Bab 22: Perhitungan Terakhir
23
Bab 23: Jejak yang Tertinggal
24
Bab 24: Bayang-Bayang yang Tak Terlihat
25
Bab 25: Pertempuran Terakhir
26
Bab 26: Musuh Dalam Selimut
27
Bab 27: Bayang-Bayang Pengkhianatan
28
Bab 28: Jalan yang Terpecah
29
Bab 29: Pengepungan Berdarah
30
Bab 30: Jalan Terakhir
31
Bab 31: Pengorbanan dan Harapan
32
Bab 32: Pertempuran dalam Bayangan
33
Bab 33: Bayangan Baru
34
Bab 34: Dalam Kejaran Maut
35
Bab 35: Serangan di Markas Bayangan
36
Bab 36: Di Antara Pilihan dan Perangkap
37
Bab 37: Balas Dendam yang Tertunda
38
Bab 37: Api dalam Kegelapan
39
Bab 38: Tarian Kematian
40
Bab 40: Malam Tanpa Ampun
41
Bab 41: Nyanyian Maut
42
Bab 42: Jaring Hitam Akasha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!