NovelToon NovelToon
TOMO - SLICE OF LIFE

TOMO - SLICE OF LIFE

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Persahabatan / Slice of Life
Popularitas:390
Nilai: 5
Nama Author: J18

Tomo adalah seorang anak yang penuh dengan imajinasi liar dan semangat tinggi. Setiap hari baginya adalah petualangan yang seru, dari sekadar menjalankan tugas sederhana seperti membeli susu hingga bersaing dalam lomba makan yang konyol bersama teman-temannya di sekolah. Tomo sering kali terjebak dalam situasi yang penuh komedi, namun dari setiap kekacauan yang ia alami, selalu ada pelajaran kehidupan yang berharga. Di sekolah, Tomo bersama teman-temannya seperti Sari, Arif, dan Lina, terlibat dalam berbagai aktivitas yang mengundang tawa. Mulai dari pelajaran matematika yang membosankan hingga pelajaran seni yang penuh warna, mereka selalu berhasil membuat suasana kelas menjadi hidup dengan kekonyolan dan kreativitas yang absurd. Meski sering kali terlihat ceroboh dan kekanak-kanakan, Tomo dan teman-temannya selalu menunjukkan bagaimana persahabatan dan kebahagiaan kecil bisa membuat hidup lebih berwarna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon J18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Tanpa Gadget

Pengumuman Besar

Pagi itu, Tomo masih setengah mengantuk ketika sarapan di meja makan. Matanya terpaku pada ponselnya, jari-jarinya sibuk menggulir layar sambil sesekali mengunyah roti. Ia tenggelam dalam permainan favoritnya, "Battle Monster Go!", di mana ia sudah hampir menyelesaikan level terakhir.

Namun, suasana tenang di meja makan tiba-tiba berubah saat suara lantang ibunya, Bu Sari, mengagetkan.

"Tomo, hari ini kamu tidak boleh main gadget!" seru Bu Sari dengan tegas.

Seketika Tomo tersentak. Jari-jarinya berhenti, roti di mulutnya setengah terjatuh. Ia menoleh perlahan ke arah ibunya, matanya membesar. "Hah? Nggak boleh main gadget? Kenapa, Bu?"

Bu Sari melipat tangan di depan dada dan menatap Tomo dengan tatapan serius. "Sudah waktunya kamu belajar menikmati hari tanpa gadget. Kamu terlalu banyak main ponsel. Seharian ini, tidak ada ponsel, tablet, atau video game!"

Tomo masih terdiam, mencoba mencerna kata-kata itu. Dia menoleh ke arah ayahnya, Pak Wawan, yang sedang menikmati kopi dengan santai. "Pak, kok Ibu tega sih?" tanya Tomo setengah bercanda, berharap ayahnya akan membelanya.

Namun, Pak Wawan hanya mengangguk pelan sambil tersenyum. "Betul itu, Tomo. Kadang-kadang, kita harus menjauh dari gadget dan melakukan hal lain. Siapa tahu kamu bisa menemukan hal yang lebih seru di luar sana."

Tomo menatap ponselnya dengan sedih, seolah-olah sedang mengucapkan selamat tinggal pada sahabat terbaiknya. "Seharian tanpa gadget? Aku bakal mati bosan!" pikirnya dalam hati.

---

Mencoba Mengisi Waktu

Setelah sarapan, Tomo berdiri di tengah ruang tamu dengan perasaan hampa. Ia merasa seperti seorang prajurit yang kehilangan senjatanya di medan perang. Biasanya, pagi-pagi seperti ini, ia akan duduk di sofa, tenggelam dalam dunia digitalnya. Tapi sekarang? Tanpa ponsel, tanpa tablet, tanpa game? Apa yang bisa dilakukan?

Dia melirik kalender di dinding, berharap hari ini adalah hari istimewa seperti ulang tahun atau liburan, tapi tidak. Hari ini hanya hari biasa, hari yang tak ada tanda-tanda kesenangan.

Tomo menghela napas panjang dan berjalan mondar-mandir di ruang tamu. "Apa yang bisa aku lakukan sekarang?" gumamnya.

Ia berjalan ke dapur, lalu kembali ke ruang tamu. Matanya melirik sekilas ke arah televisi, tapi teringat pesan ibunya: "Tidak ada gadget!" Bahkan televisi termasuk dalam larangan itu.

"Aduh, bosan banget!" serunya, sambil menjatuhkan diri di sofa dengan dramatis.

Sambil berbaring, Tomo mencoba memikirkan ide. "Mungkin aku bisa... menggambar?" pikirnya. Ide itu terdengar aneh di kepalanya. Sejak kapan dia terakhir kali menggambar di atas kertas, bukan di layar tablet?

---

Petualangan Menggambar

Akhirnya, setelah bergulat dengan rasa bosan, Tomo memutuskan untuk mencoba menggambar. Dia mencari-cari di laci meja belajar dan menemukan kertas gambar serta pensil warna yang sudah mulai berdebu.

"Yah, lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa," gumamnya.

Tomo duduk di lantai dan mulai menggambar. Dia menggambar seekor dinosaurus yang sedang melompat-lompat di padang rumput, tetapi karena kurang mahir, hasilnya lebih mirip ayam yang kakinya terlalu panjang.

"Hehe, dinosaurus apa ini? Ayam saurus?" Tomo tertawa kecil melihat hasil karyanya yang absurd. Namun, ada sesuatu yang lucu dan menghibur dari menggambar hal-hal aneh.

Tak lama kemudian, adiknya, Mira, masuk ke ruang tamu dengan mata penasaran.

"Eh, Kak Tomo lagi ngapain?" tanya Mira sambil melirik gambar dinosaurus yang kocak itu.

Tomo mengangkat bahu dan menyodorkan kertas gambarnya. "Nih, lihat. Dinosaurus. Keren, kan?"

Mira memandang gambar itu dengan mata lebar. "Itu dinosaurus, Kak? Kok kayak ayam? Hihihi!"

Tomo memasang muka pura-pura marah. "Ini dinosaurus! Dinosaurus modern! Udah, mau ikut gambar nggak?"

Mira mengangguk dengan antusias. "Mau dong! Aku gambar kucing ya!"

Dan dalam waktu singkat, keduanya sibuk menggambar di lantai ruang tamu. Tomo yang awalnya merasa bosan kini mulai menikmati kegiatan sederhana ini. Mereka tertawa-tawa melihat hasil gambar yang kocak dan tidak masuk akal.

"Gambar dinosaurus kamu kayak ayam, tapi gambar kucingku kayak rubah!" seru Mira sambil tertawa.

"Iya, gambar kita absurd semua! Tapi seru juga, ya!" kata Tomo sambil tertawa terbahak-bahak.

---

Bermain di Luar

Setelah selesai menggambar, Tomo dan Mira merasa bosan lagi. Namun kali ini, Tomo sudah punya ide lain. Ia melirik ke luar jendela dan melihat cuaca cerah di luar sana. "Mira, ayo main di luar! Udah lama kita nggak main di halaman!"

Mira terlihat senang mendengar ide itu. "Yuk! Kita main bola aja, Kak!"

Mereka segera keluar menuju halaman rumah. Tomo membawa bola plastik yang biasa mereka gunakan untuk bermain sepak bola, sementara Mira berlarian ke sana-sini dengan semangat.

"Aku jadi striker, kamu jadi kiper, ya!" kata Mira dengan penuh semangat.

"Eh, tapi aku yang lebih jago! Harusnya aku yang jadi striker!" balas Tomo dengan senyum lebar.

Akhirnya, mereka sepakat untuk bergantian jadi striker dan kiper. Namun, seperti biasa, permainan mereka tidak pernah berjalan sesuai aturan. Setiap kali Tomo menendang bola, Mira akan berlari ke arah yang salah, dan bola justru mengenai pohon mangga di samping halaman.

"Gol! Bola masuk ke pohon mangga!" teriak Tomo dengan tawa keras.

"Hahaha, Kakak curang! Masa pohon dihitung gawang?" protes Mira sambil tertawa.

Mereka terus bermain dengan riang, tanpa merasa perlu untuk mengeluarkan gadget. Tomo bahkan mulai lupa bahwa ia seharusnya merasa bosan. Permainan sepak bola sederhana ini justru membuatnya tertawa lebih banyak daripada saat ia bermain game.

---

Momen Keluarga

Menjelang sore, Tomo dan Mira masuk kembali ke rumah dengan pakaian penuh debu dan keringat. Namun, wajah mereka terlihat cerah dan puas. Bu Sari yang sedang menyiapkan camilan di dapur menatap mereka dengan senyum hangat.

"Wah, seru ya main di luar? Lihat, kalian sampai kotor begitu," kata Bu Sari sambil mengelap keringat di dahi Mira.

"Iya, Bu! Seru banget! Kami main bola, Kak Tomo jadi striker tapi gawangnya malah pohon mangga!" cerita Mira dengan penuh semangat.

Tomo hanya tertawa mendengar cerita adiknya. "Iya, Bu. Lumayan seru, sih, walaupun nggak ada gadget."

Pak Wawan, yang baru saja pulang dari kantor, ikut mendengar cerita mereka. "Lihat kan, Tomo? Ternyata nggak main gadget juga bisa seru. Kadang-kadang, hal-hal sederhana itu yang bikin kita senang."

Tomo mengangguk. "Iya, Pak. Aku nggak nyangka bisa seru juga main di luar dan nggambar dinosaurus ayam."

Pak Wawan tertawa mendengar itu. "Dinosaurus ayam? Wah, itu sih spesies baru!"

Mira ikut tertawa, dan mereka semua akhirnya duduk bersama di meja makan sambil menikmati camilan. Hari itu, Tomo belajar bahwa ada banyak cara untuk bersenang-senang tanpa harus bergantung pada gadget. Dan meskipun ia masih merindukan permainan di ponselnya, ia merasa puas dengan petualangan yang ia alami bersama adik dan keluarganya.

---

Dengan demikian, "Hari tanpa Gadget" bukanlah hari yang membosankan bagi Tomo. Alih-alih, itu menjadi kesempatan untuk menemukan kembali kesenangan dalam hal-hal sederhana: menggambar dengan pensil warna, bermain bola di halaman, dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Meskipun awalnya terasa aneh dan membosankan, Tomo belajar bahwa tidak selalu perlu teknologi untuk merasakan kebahagiaan.

1
shafia inaya
shaFIYah
SakiDino🍡😚.BTS ♡
Kejutan yang mengejutkan!
Enoch
Kepayang
Roxana
Gak sabar menunggu kisah selanjutnya. Aku ingin tahu apa yang terjadi berikutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!