" Ku mohon menikahlah dengan Tuan Sadam, rahimmu bisa menyelamatkan hidupku!" pinta Danu memohon kepada Istrinya, yakni Mahira.
Karena hutang Suaminya, Mahira rela membayarnya dengan rahim miliknya, ia pasrah Saat Suaminya menjatuhkan talak padanya dan memintanya untuk segera menikah dengan bosnya sendiri.
Apalagi Danu telah mendapatkan ancaman akan masuk bui jika syarat yang ia ajukan tidak di penuhi.
Tuan Sadam Narendra Hito adalah sosok seorang pengusaha kaya raya yang telah memberikan pinjaman tersebut. Dan ia juga yang mengajukan syarat seperti itu.
Akan kah Mahira bisa mengandung benih dari pria yang tidak di cintainya?
Di lain sisi, rupanya Danu telah bermain api selama dirinya menikah dengan Mahira. akankah kebusukannya terbongkar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mahira Hamil
"Selamat untuk Tuan Sadam dan Nyonya Mahira, sebentar lagi kalian akan menjadi orang tua, karena Nyonya Mahira saat ini telah positif hamil dengan usia janin sudah memasuki empat Minggu." ucap Dokter Andini yang ikut merasakan kebahagiaan Sadam dan Mahira
Mendengar hal itu, Sadam sampai melongo di buatnya ia seperti orang terkesima, diam mematung. Lalu kedua bola matanya mulai berkaca-kaca. Di peluknya dengan Erat tubuh Mahira. Baginya ini semua serasa mimpi dan ia tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, hanya raut wajah bahagia yang saat ini ia tunjukkan.
"Alhamdulillah, terima kasih Mahira! Kau telah memberikan aku hidup yang sempurna, aku berjanji akan menjagamu dan juga anak kita!" kata Sadam yang tiada hentinya merasa bahagia, sungguh suatu anugerah terindah di dalam hidupnya.
'benarkah apa yang anda ucapkan itu,Tuan? Bukankah setelah anak ini lahir, kau akan membuang ku begitu saja? Yang kau inginkan saat ini hanyalah janin yang ada di dalam rahimku, tetapi bukan aku.' batin Mahira tiba-tiba saja merasa nyeri di dadanya.
Mahira hanya bisa mengangguk, bulir bening kini mulai muncul dari sudut matanya, ia sudah tidak mampu untuk membendungnya, antara sedih dan juga bahagia. Apalagi sesuai dengan perjanjian di awal, jika dirinya hamil, itu artinya Syifa bisa ikut bersamanya.
Setelah selesai pemeriksaan, Sadam dengan hati-hati membawa Mahira pulang, tadinya ia berencana untuk memeriksa kondisi kesehatannya, namun akhirnya Sadam urungkan, baginya penyakit yang ia alami sedari kemarin, seolah telah sirna begitu saja.
Saat di dalam perjalanan, Sadam tiada hentinya menggenggam tangan Mahira, Mahira sendiri sangat senang di perlakukan seperti itu.
Mahira tiba-tiba saja berpikir sambil mengelus perutnya yang masih rata, di satu sisi ada kebahagiaan yang mendalam ketika dirinya mulai di beri kepercayaan kembali, namun di sisi lain ada ketakutan yang menyeruak di dalam hatinya, ketika dia ingat dengan sosok Alisa yang merupakan istri pertama dari Sadam, Mahira tidak bisa membayangkan sendiri bagaimana hancurnya hati Alisa ketika mengetahui suaminya diam-diam sudah menikah lagi dan akan memiliki calon buah hati dari pernikahan keduanya.
Dan juga bagaimana nasib dirinya nanti ke depan, jika seandainya ia harus di pisahkan dengan calon buah hatinya? Entahlah rasanya Mahira tidak akan sanggup menghadapi semua ini, perasaannya telah bercampur aduk menjadi satu. Rasa bimbang serta cemas semakin mencuat di dalam benaknya. Seolah Mahira merasa tidak nyaman dengan kehamilannya saat ini.
"Emmhhh, Tuan! Apakah aku sudah boleh membawa Syifa ikut bersamaku?" tanya Mahira mencoba menanyakan janji yang pernah Sadam torehkan padanya mengenai Syifa.
Sadam sesekali menoleh ke arah Mahira karena posisinya saat ini ia sedang mengemudi.
"Tentu saja istriku, bawalah putrimu secepatnya! Aku pun tidak setuju jika putrimu tinggal dengan mantan suamimu itu, maaf karena keegoisanku kau dan putrimu harus terpisahkan seperti ini!" jawab Sadam sembari tersenyum tipis.
Mendengar hal itu, Mahira merasa sangat bahagia, akhirnya ia bisa bersama kembali dengan Syifa, tidak ada lagi tembok pemisah antara dirinya dengan putri kecilnya.
'anda memang sangat egois, Tuan! Demi keinginan anda, anda tega memisahkan aku dengan putriku.' ucapnya dalam hati.
................
"Lapor Nyonya Alisa, di hari pertama saya membuntuti Tuan Sadam, saya mendapatkan informasi penting untuk anda." sahut seorang pria yang telah di rekrut oleh Alisa.
"Good job Armando, informasi penting apa yang kau dapat?" tanya Alisa begitu penasaran.
Saat ini keduanya telah melakukan pertemuan tertutup di salah satu club malam di kota Jakarta, apalagi akhir-akhir ini Sadam sudah jarang pulang ke rumahnya. Alisa mulai menunjukan sifat aslinya, yakni suka mabuk-mabukan.
"Begini Nyonya, kemarin saya memergoki Tuan pergi bersama seorang wanita berhijab ke salah satu rumah sakit ternama di kota ini, dan ini adalah bukti yang saya dapat!" tegas Armando sembari memberikan sebuah amplop berwarna coklat kepada Alisa.
Dengan tidak sabarnya, Alisa buru-buru membuka amplop tersebut. Saat melihat isi nya, Alisa merasa syok, ia tidak percaya jika Suaminya yang selalu ia cintai dan begitu pun sebaliknya, kini telah tega mengkhianati nya.
Hatinya benar-benar telah bergemuruh, darahnya pun semakin mendidih, Alisa benar-benar marah atas kejadian ini
"Mas Sadam, kau..kau! Aarrkkhhh dasar pria brengsek!" umpat Alisa sembari menyalakan sebatang rokok, dihisapnya rokok tersebut sampai asapnya mengepul di mana-mana.
Kemudian ia kembali melihat foto yang ada di genggaman tangannya, dadanya sampai naik turun karena menahan rasa sakit di dadanya
"Terus kau awasi dan ikuti semua gerak-gerik suamiku! Aku akan memberikanmu bayaran dua kali lipat jika kau memberikan informasi yang lebih menarik lagi, jangan sampai kau ketahuan oleh suamiku, dia bukanlah orang sembarangan!" perintah Nyonya Alisa
"Siap Nyonya, tenang saja! Karena saya cukup lihai dalam hal pengintaian seperti ini!"
"Aku percaya padamu Armando, jangan pernah kau mengecewakan aku, faham kamu?" tegas Alisa
"Siap, anda tenang saja Nyonya Alisa!" sahut Armando dengan wajah liciknya.
Kemudian ia pun diminta Alisa untuk menemaninya minum minuman beralkohol. Dengan senang hati Armando menerima ajakan dari Nyonya Alisa, apalagi dimatanya Nyonya Alisa sangat cantik dan juga seksi.
Alisa benar-benar merasa telah patah hati atas kenyataan pahit yang harus ia terima, suami yang selalu ia anggap setia itu, kini telah mengkhianatinya, ia pun terus berfikir dan mencari cara untuk memisahkan Suaminya dengan selingkuhannya.
"Armando, apakah kau punya ide untuk memisahkan suamiku dengan wanita j*lang ini?" tanya Alisa sembari menunjukan wajah Mahira dari dalam foto yang masih ia genggam.
Armando pun tersenyum menyeringai."Saya selalu memiliki seribu cara untuk melakukan hal seperti ini, Nyonya, jadi anda tidak usah khawatir!" sungut Armando begitu yakin.
'Benarkah itu Armando? Semoga kau bukanlah pria yang bermulut besar dan seorang pembual! Baiklah aku percayakan semua rencana ini padamu!' gumam Alisa dalam hati
Kemudian Alisa kembali meneguk minuman di atas meja yang saat ini posisinya berada di hadapannya, sudah lebih dari sepuluh sloki, Alisa meminum minuman haram tersebut. Baginya dengan cara seperti ini bisa sedikit mengobati luka di hatinya yang sedang patah hati.
................
Perusahaan Shadow Hito group
Melihat sikap putranya hari ini di kantor yang jauh lebih berbeda dari sebelumnya, membuat Tuan Hito semakin di landa rasa penasaran.
Ia sampai menanyakan tentang putranya kepada Hans, karena Hans adalah orang kepercayaan sekaligus orang terdekat putranya.
"Maaf sekali Tuan Besar, Saya pun sampai saat ini masih merasa heran atas berubahnya sikap Tuan Sadam."
"Sepertinya aku akan menanyakannya langsung kepada Sadam, pasti telah terjadi sesuatu padanya." tukas Tuan Hito.
Setelah rapat gabungan antara dua perusahaan selesai, Mr. Smith memutuskan segera kembali ke negara asalnya untuk sementara waktu, dan ia memberi wewenang penuh kepada Sadam mengenai proyek pembangunan tempat pengolahan hasil tambang, menurut Sadam ini semua merupakan suatu kehormatan besar baginya, bagaimana tidak, Tuan Smith merupakan seorang pengusaha besar dan tersohor di negaranya.
Kini Sadam kembali ke ruangannya, setibanya di dalam ia cukup kaget karena mendapati Papahnya sudah berada di sana bersama dengan Hans.
"Hans, tolong kau rapihkan dokumen penting ini ke tempat biasa!" perintah Sadam sembari mengasongkan beberapa Document penting yang sedari tadi ia genggam.
Hans buru-buru mendekati Tuannya dan ia bergegas mengambil Document penting tersebut
"Putraku, duduklah di sebelahku, ada yang ingin Papah tanyakan padamu!" pinta Tuan Hito
Dengan wajah cerahnya, Sadam duduk di sebelah Papahnya tanpa komentar apapun.
melihat hal itu baik Hans dan juga Tuan Hito semakin penasaran di buatnya, sebenarnya apa yang telah terjadi?
"Apa yang ingin Papah tanyakan padaku?" tanya Sadam dengan sorot mata tajamnya.
"Ehh, Papah penasaran dengan sikapmu hari ini, sepertinya kau sangat bahagia!" tanya Tuan Hito
Sadam malah mengulum senyumnya.
"Seperti yang Papah lihat, apakah aku terlihat sangat bahagia?" sahut Sadam malah bertanya balik kepada Papahnya.
"Iya putraku, hari ini kau sangat berbeda, tidak seperti biasanya."
"Memang aku sedang bahagia Pah, malah sangat bahagia sekali!" jawab Sadam semakin membuat Papahnya penasaran, Hans pun ikut penasaran juga.
"Baiklah kalau begitu ceritakan lah kebahagiaanmu itu, Putraku, Papah menjadi penasaran!" pinta Tuan Hito.
Sadam mencoba duduk lebih relaks agar bisa menceritakan kebahagiaannya kepada Papahnya.
"Ehh, aku akan menjadi seorang Papah karena Mahira tengah hamil Pah?" ucap Sadam begitu bahagianya, senyum cerahnya selalu ia pancarkan, di tambah kedua bola matanya selalu berbinar, rasa bahagia akan kehamilan Mahira, benar-benar telah merubah hidupnya
"Alhamdulillah!" jawab Tuan Hito dan kemudian memeluk putranya.
Hans sendiri tidak kalah kagetnya, ia turut ikut berbahagia atas kejadian ini.
"Selamat ya Tuan Sadam, akhirnya anda akan menjadi seorang Ayah, pantas hari ini anda begitu berbeda!" Sahut Hans.
"Terima kasih Hans!" jawab Sadam
"Akhirnya Papah punya cucu juga, putraku! Terima kasih Ya Allah, terima kasih atas semua Rahmat serta anugerah yang telah engkau berikan serta percayakan kepada keluargaku terutama putraku dan juga istrinya, yakni Mahira!" ucap Tuan Hito dengan perasaan bahagia nya
"Papah tahu, semalaman aku tidak bisa tidur pah, aku terus saja mengusap perut istriku yang masih rata, buatku ini adalah kebahagiaan serta anugerah terindah yang pernah aku rasakan dan miliki, aku sangat bersyukur, akhirnya aku akan menjadi seorang Papah!" sahut Sadam dengan mata yang berkaca-kaca, ia merasakan kebahagiaan yang tiada tara.
"Putraku, jaga selalu Mahira! Sayangi dan cintai dia layaknya kau mencintai Alisa, jangan pernah membedakannya, bersikaplah yang adil terhadap kedua istrimu itu, terutama Papah ingin kau lebih memprioritaskan Mahira!" pinta Tuan Hito
"Tenang saja Pah, Sadam akan memprioritaskan Mahira, dan Sadam janji tidak akan pernah menyakitinya, itu semua karena Sadam sudah mulai jatuh hati padanya!" sahut Sadam dengan wajahnya yang merona.
'Tuh kan, apa saya bilang! Tuan pasti lambat laun akan mencintai Nyonya Mahira, tapi baguslah aku justru lebih pro anda dengan Nyonya Mahira ketimbang dengan Nyonya Alisa, maaf Tuan karena saya telah lancang mencari informasi tentang masalalu istri pertamanya Tuan, Saya merasa jika Nyonya Alisa telah menyembunyikan sesuatu dari anda!' ucap Hans dalam hati.
Bersambung...
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
terima kasih kembali jeny di bawah kok gimanaa gitu